Sesampai di pintu rumah, bapak Mawardi mengucapkan Asslamulaikum, dengan lantang terdengar jawaban Walaikum Salam dari dalam itu suara bapak kata Sil kepada bapak Mawardi, dengan ramah bapak manawardi bapak Mawardi yang akan memeninanya itu. Melihat ada Sil dibelangan bapak Mawardi bapak agak kaget, itu kelihat diwajah bapaknya, tapi bapak ngak mau memperlihatkan dan lansung menyuruh bapak Mawardi duduk sedangkan Sil lansung kebelakang untuk menyiapkan minuman untu sang pujaaan hati. Tak lama Sil datang dengan memawa air minum lengkap dengan roti, kemudian bapak mempersilhakan minum,, sambil minum bapak Mawardi memperkenalkan diri kepada bapak, saya adalah Mawardi bapak, saya gurunya Sil, mendengar penjelasan bapak Mawardi bapak menganguk-ngaguk, Sil hanya mengintip pembicaraan itu di dalam kamar yang kebetulan tidak jauh dari ruang tamu.

Setelah cerita panjang lebar dan perkenalkan, bapak Mawardi menjelaskan maksud kedatangannya ke sini, bapak Mawardi menyampaikan niat baiknya untuk mempersunting Sil menjadi istrinya. Bapak Sil bagaikan mimpin dan terasa disambar petir, tetapi dalam hati bapak Sil menerima karena yang melamar anaknya yang baru beranjak dewasa itu adalah gurunya sendiri. Hanya satu jawaban yang di lontakan oleh bapak Sil, itu semuanya tergantu Sil, jika dia mau, saya setuju juga. Hati bapak Mawardi berbungga-bungga karena langsung direspon oleh calon mertuannya. Kemudian bapak Mawardi tak mau berpanjang-panjang, dia memintak keluarga Sil untuk datang menemuhi orang tuannya dalam minggu itu, bapak Sil sepakat dengan hal tersebut. Mendengar hal tersebut Sil senyum-senyum di kamarnya, sebentar lagi dia akan menjadi ibuk DW di sekolahnya sendiri, otomoatis rencana ingin ahli akutansi itu sudah mulai hilang, yang ada hanya akan melansungkan pernikahan dengan gurunya sendiri.

Setelah kedua belah pihak sepakat serta hari pesta sudah ditentuka, akhirnya meraka sudah sepasang suami istri yang sah. Tahun berganti tahun, keluarga ini sudah karuniahi tiga orang anak yang cantik dan ganteng. Dari segi umur jarak antara Sil dan bapak Mawardi berkisar 14 tahun, punya istri muda itu adalah idaman oleh bapak Mawardi, tapi di luar dugaan karena mengijak umur empat puluh bapak Mawardi jatuh sakit-sakitan serta gejala strok mulai mengeyoki badannya, hingan akhir tak berdaya. Malam hari bapak Mawardi lemas dan tak tahu apa yang terjadi, Sil buru-buru membawa bapak Mawardi ke rumah sakit. Setelah seluruh badan bapak Mawardi di cek oleh perawat dan dokter juga lansung cek ulang, seluruh asesoris bergelantungan di tubuh bapak Mawardi, Sil mendekati suaminya tercinta, hanya satu kata terucap dari mulu suaminya jaga anak kita ya, Sil lansung memandu suaminya untuk menghadap Sang Ialhi, walaupun berat tetapi Allah berkata lain. Tamat