Ali Mutasar, M.Pd.

Di lahirkan di Lubuk Basung pada tanggal 20 Agustus 1983, Anak bungsu dari 6 bersaudara, sekarang sebagai Guru Matematika di MTsN 12 Agam Prestasi Juara 1 Gur...

Selengkapnya
Navigasi Web
TANGGIS KU PECAH DI ATAS SAJADAH  ( Tantangan Ke 137)

TANGGIS KU PECAH DI ATAS SAJADAH ( Tantangan Ke 137)

Setelah shalat magrib saya, makan malam hari ini teralu lapar maka makan tidak dihidangkan oleh istri atau anak-anak. Saya langsung membuka rice cooker, dilihat nasi sudah siap untuk disantap, lalu menghapiri meja makan, tersedia sambal jengkok kesukaan saya. Sambal jengkol dan samba lado adalah meransang makan jika sudah mulai malas makan.  Saya langsung melahap nasi yang sudah tidak sabaran untuk disantap. Sambil makan saya makan dengan lahap, karena sudah beberapa hari ini tidak makan enak, disebabkan selalu memikirkan orang tau yang sedang dirawat ruangan isolasi. Dapat kabar dari kakak yang menemani orang tua di dalam ruang isolasi, perkembangan sudah semakin membaik, yang biasanya makan tidak ada, tidur juga susah, semenjak dirawat diruangan sudah bisa makan serta tidur sudah nyenyak, sehingga saya sangat merasa senang sekali, karena mengalami perubahan yang luar biasa.

Tak lama siap makan malam, gawai saya berbunyi dilihat yang menghubungi kakak saya yang senang menemani orang tua saya di ruang isolasi. Tampa ucap salam, suaranya yang mulai sesak menyampaikan bahwa amak setelah makan ia langsung tidur setelah berusaha untuk membangunkan ia tetap tidak bangun. Saya sampaikan tetap tenang dan minta bantuan sama suster jaga. Kakak saya berteriak mintak tolong sama suster namun suster lambat datang karena harus memakai apd lengkap. Setelah kakak saya mintak tolong beberapa kali, hingga akhirnya suster datang, suster memberikan bantua terhadap amak, segala uapaya telah dilakukan, amak..amak…amak tetapi belum ada jawaban dari amak.

Saya berusaha untuk menenangkan kakak saya yang sudah mulai setres, tak berapa lama terdengar suara tanggis dari ujung gawai saya. Amak..amak..amak sudah sadar? Amak sabar ya, amak tenang ya..amak kuat ya…kata-kata yang saya ucapka agar amak bisa bertahan dari sakitnya. Air mata tak bisa dibendung lagi, karena ucap syukur kepada Illahi, Alhamdulillah Allah masih beri kesempatan untuk saya bisa bertemu dengan orang tua saya. Setelah sdar ia lemas, hanya kata pulang…pulang..pulang amak lemas…amak letih, amak lemas..itu kata yang terucap dari mulutnya. Waktu shalat isya masuk, saya bergegas menuju masjid setelah berwudhuk saya langsung shalat berjamaah dan memohon pertolongan kepada Allah. Allah jawab doa saya amak sudah mulai sadar tetapi ia sudah mulai betah, hingga akhirnya saya mengucapkan syukur, tanggis saya pecah di atas sajadah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post