UN HILANG SISWA SENANG (Tantangan Ke -38)
Keluarnya Pemendikbud Nomor 02 Tahun 2020, tentang penilaian, kemudian disusul kembali Pemendikbud No 05 tahun 2020 revisi Pemendikbud No 02 tahun 2020 tentang aturan dalam penilaian di masa Covid. Disana di jelaskan dalam penulisan di ijazah siswa tidak dituntut nilai siswa harus bagus. tidak sama dengan zama Ujian Nasional masih ada, untuk tingkat SMP/ MTs mata ujia yang diujikan bahasa Indonesia, matematika, bahasa inggris dan IPA. Khusus untuk sekolah yang dibawah naungan Kementerian Agama, seperti MTs maka untuk pengangan di keluarkan Surat Dirjen Pendis No B-686 tahun 2020 yang membahasa tentang aturan belajar dan penilaian siswa dalam masa Covid.
Melihat kedua surat ederan, sebenarnya ada positif dan negative dari hal tersebut. Semenjak tahun 2015, nilai UN sudah mulai bergeser, yang awalnya nilai UN sebagai penentu kelulusan dengan syarat, empat mata pelajaran di rata-ratakan nilai minimal 55 dan dari ke empat nilai tersebut tidak ada nilai di bawah angka 40,00. Mulai tahun 2015 nilai UN hanya di ambil 40 % dari kelulusan dan nilai semester satu sampai semester lima mempengaruhi sebesar 60%. Artinya nilai UN masih berpengaruh tetapi tidak hal penentu dari kelulusan siswa. Bercerita UN, pada zama UN sebagai penentu segala upaya di lakukan oleh sekolah, mulai dari pembinaan terhadap guru serta siswa yang lenbih ekstra, bahkan ada sekolah yang melalukakn tida semestinya, artinya melalukan bebagai cara.
Semenjang tahun 2015 ini keinginan serta kesungguhan siswa terhadap belajar mulai kendor, karena dengan alasan nilai UN tidak 100% mempengaruhi dan sekolah punya hak untuk meluluskan. Tetapi dengan musibah corona ini, sebenarnya UN masih ada di tahun 2020 ini yaitu untuk tingkat SMP dan MTs tanggal 20 April, tetapi karena datangnya musibah corona, semuanya berubah 100%. Ujian Nasional di hilangkan serta kelulusan siswa berpatokan kepada dua buah surat ederan tersebut, semua siswa dinyatakan lulus, dan ad sebagian dari sekolah yang tidak bisa melaksanakan ujian sekolah yang hanya berhandalkan cuma nilai semester 1 sampai 5. Mendengar hal tersebut banyak selentingan dari siswa, alangkah senangnya tahun ini, tanpa perjuangan mereka bisa lulus, serta ada juga sebagaian siswa yang kurang merasa bahagia, karena hal tersebut.
Bagi siswa yang malas untuk belajar, apalagi yang dalam Ujian Nasional mata pelajaran matematika serta mata pelajaran bahasa inggris, kedua mata pelajaran ini momok dari sebagian siswa malah ada yang elergi emdengar kedua mata pelajaran ini. Sebagian siswa berteriak dengan kegirangan mereka tidak menemukan lagi yang namanya Ujian Nasional Matematika serta Bahasa Inggris yang katanya tidak bahasa mereka. Kelulusan tampa perjuangan kita sebagai guru miris juga melihat siswa ada yang masih merayakan dengan kelulusan, tetapi jika mereka berpikir, mereka yang lulus hanya belas kasihan dari guru-gurunya. Semoga ada hikmah dibalik ini semua.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga ado solusinyo bisuak Diak. Salam kenal dari Pasisia yo?
Sama2 da..salam kenal juga da