Setelah pertemuanku dengan Ibu Nina kemaren pagi, hari ini aku bergegas untuk mendatangi sekolah yang direkomendasikan oleh pihak yayasan sebagai tempatku menimba ilmu, sekolah yang megah dan berdiri dengan kokohnya. Ya sekolah ini namanya SDIT Ukhuwah Banjarmasin sebuah sekolah dengan segudang prestasinya.

Ketika aku tiba di depan pintu gerbang sekolah, aku langsung menemui satpam yang jaga di depan pintu gerbang, lalu aku bertanya.

“Permisi pak, kataku.”

“Iya ada apa? Kata satpam menjawabku dengan ramah dan bersahabat.

“Aku mau mengantar surat pak, surat izin magang di sekolah ini, jawabku.”

“Oh iya... silahkan bapak temui tata usaha di ruang kantor di sana, sambil iya menunjuk sebuah ruangan yang diapit oleh beberapa ruangan kelas.”

Aku pun langsung bergegas berjalan menuju ruang kantor yang dimaksud oleh satpam tadi sambil sesekali menatap lingkungan sekolah yang hijau dan asri itu.

Sebelum masuk ruang kantor, aku mengucapkan salam terlebih dahulu, karena sekolah ini walaupun bukan madrasah tetapi sangat islami sekali, guru-gurunya semuanya menggunakan jilbab yang lebar dan panjang.

“Assalamualaikum, ucapku di depan pintu kantor.”

“Waalaikum salam, sahut seorang ibu yang bertugas ketika itu.”

“Mohon maaf bu mengganggu waktunya, kataku. Apakah bapak kepala sekolahnya ada bu? Kataku.”

“Iya ada pak, kalau boleh tau ada perlu apa ya pak? Tanya ibu tadi.”

“Ini bu, saya mau mengantar surat permohonan izin magang dari Yayasan Pendidikan Islam Karya Pembangunan Puruk Cahu Kalimantan Tengah, kataku.”

“Oh iya... silahkan duduk dulu pak, kata ibu tadi. Mohon tunggu sebentar ya pak! Bapak Kepala sekolahnya sedang ada tamu.”

“Iya bu tidak apa-apa, kataku. Sambil menunggu kepala sekolahnya keluar ruangannya, aku ambilkan koran yang ada di atas meja tamu dan akupun baca berita yang ada dari lembar kelembar berikutnya, hingga kepala sekolahnya keluar menghampiriku.

“Pak Ali ya? Tanya kepala sekolahnya kepadaku.”

“Iya pak, jawabku. Ko bapak tau namaku? Tanyaku kepada beliau.”

“Iya, Pak Marzuki yang memberitahukan kepadaku kata beliau menjawabku.”

Ternyata ketua yayasan Bapak H. Marzuki Rahman sudah melakukan komunikasi dengan kepala SDIT Ukhuwah Banjarmasin tentang rencana aku dan Nisa yang ingin dimagangkan di sekolahnya beliau.

“Saya dan Pak Marzuki adalah teman kuliah di Pascasarjana IAIN Antasari, lanjut beliau. Pak Marzuki sudah menghubungi saya dan mohon izin menitipkan Pak Ali Sama Bu Nisa untuk magang di sini selama dua minggu lamanya,” kata beliau.

Pak Syaful Mukmin kepala SDIT Ukhuwah dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan tentang tata aturan guru dan karyawan termasuk yang magang di SDIT Ukhuwah Banjarmasin.

“Di sini seluruh guru dan karyawan serta yang magang wajib berbusana muslim, kemudian datangnya harus 30 menit sebelum jam masuk. Pagi harinya seluruh karyawan terlebih dahulu melaksanakan tadarus Al-Qur’an, shalat duha berjama’ah dan tausiah selama 7 menit dari guru yang ditujuk secara bergantian setiap harinya,” terang Pak Syaiful.

Sayapun mengangguk mendengarkan penjelasan beliau dan siap mengikuti semua aturan dan tata tertib dari lembaga yang dipimpinnya. Setelah perbincangan itu berlangsung selama kurang lebih 30 menit saya pun memohon pamit dan meninggalkan ruang kantor.