Alin

Tidak ada yang mudah tetapi tidak ada yang tidak mungkin...

Selengkapnya
Navigasi Web

Anosmia Sembuh

Anosmia Sembuh

Anosmia Sembuh

Aku tidak tahu pasti sejak kapan mengidap anosmia. Mungkin sebagian orang akan segera memeriksakan dirinya ketika mengetahui bahwa ada yang tidak beres dengan kesehatan tubuhnya. Sedangkan aku adalah tipe orang yang masa bodoh dengan kondisi fisikku. Bukan berarti aku tak mempedulikan diriku bahkan kesehatanku. Kau tahu? Aku tak pernah acauh atas diriku. Aku selalu mandi dua kali sehari, dan makan makanan ketika aku lapar ataupun ketika aku menginginkannya. Akupun juga berolahraga walau tidak setiap hari seperti yang dilakukan para atlet.

Aku baru mengetahui ketika Ayah mengatakan kepadaku. Sebuah kata yang tidak aku ketahui apa maknanya “Anosmia”, mungkin ketidak gemaranku membaca membuatku miskin kosa kata. Iya memang kata itu belum pernah terdengar di telingaku sebelumnya. Anosmia setelah mendengar kata yang keluar dari mulut Ayahku, segera aku mencari makna kata tersebut dalam google. Tak lama setelah aku searching muncul beberapa pilihan arti Anosmia. Aku membacanya sekilas. Anosmia adalah penyakit atau kelainan pada indra penciuman. Pengertiannya sangat jelas namun mendebarkan hatiku. Menakutkan sekali seperti terjebak ketika melihat monster dihadapan mata yang tak tahu harus melarikan diri ke arah mana, karena semua jalan telah terhadang tubuh monster yang begitu besar. Ketika aku membaca tulisan singkat itu. Aku berusaha memaknai dengan penjelasanku sendiri. Anosmia adalah bukan penyakit dan pula bukan kelainan, akan tetapi ketidak mampuan seseorang untuk mencium walaupun bisa terjadi sementara ataupun permanen.

Aku selalu berfikir positif dari beberapa pengalaman negatif yang pernah singgah dalam kehidupanku. Salah satuya Anosmia. Aku lalui hari-hari seperti biasa tanpa keanehan sedikitpun. Hanya saja aku tak menyadari bahwa ku tak mampu mencium dengan jelas aroma wangi ataupun yang lainnya. Contohn saja setiap saat ketika aku menyetrika selalu ku seprotkan pewangi pada seluruh pakaian. Aku pikir pewangi yang telah disemprotkan itu tak berau harum atau diganti dengan air biasa. Berulang kali aku seprot agar pakaian itu terasa harum. Ah ternyata tidak ada bedanya. Ku biarkan pakaian itu dengan sesekali semprotan ke bagian lengan dan tubuh. Aku sudah tak mempedulikan lagi entah nantinya akan berbau wangi ataupun tidak, yang terpenting sudah disetrika disemprot pewangi dan di kasih molto ketika hendak dijemur. Lalu ku gantungkan pakaian itu pada almari yang telah tersedia, ada pula yang dilipat karena tak akan cukup bila seluruhnya digantung.

Ketika hendak bepergian terkadang aku juga menambahkan minyak wangi pada pakaianku. Sampai terkadang kedua orangtuaku megomentari penampilanku.

“ anak gadis kalau bepergian berpakaian yang sewajarnya saja tak usah terlalu wangi, apalgi baunya sampai kayak gini”.

Aku tak pernah menyadari bahwa memang pakaianku sudah terlalu wangi, mungkin sampai nyegrak di hidung mereka. Saat itupun aku masih belum mencium betapa wanginya kostum yang aku pakai.

Ketika Ibu menanyakanku soal aroma makanan, akupun asal jawab walaupun sebenarnya aku tak tahu pasti. Saat ada hewan peliharaanpun mengeluarkan kotoran aku juga tidak mencium aroma yang tidak sedap, kecuali jika aku memang mengembu embus seperti kucing, baru tercium aromanya. Itupun samar samar. Mungkin memang benar kala itu aku mengidap anosmia.

Kalau ditanya bagaimana rasanya pernah mengidap anosmia enak tidak? Aku jawab banyak enaknya dari pada enggak. Kenapa demikian? Iya kalau dekat orang yang bau keringat, bau mulut dan yang pasti bau tak sedap tidak usah dicium seperti kucing yang mengembus bahwa ada makanan yang lezat untuk santapannya. Itu adalah salah satu hal yang negatif tapi diambil positifnya.

Aku tidak pernah konsulatsikan diriku pada dokter umum atau bahkan dokter spesialis THT. Aku takut semacam periksa ke dokter untuk memastikan apakah diriku memang benar-benar baik atau tidak. Aku takut kalau memang benar terbukti aku mengidap penyakit. Itu akan membuatku pesimis menghadapi persoalan hidup. Aku lebih baik tidak mengetahuinya sama sekali. Aku lebih percayakan semua pada Tuhan. Mungkin terlihat konyol bagi seluruh orang pada umumnya, tetapi kebenaranya memang begitu. Coba berfikir tentang teologi. Dokter hanya berusaha sedangkan Tuhan yang mampu menyembuhkannya. Ketika dokter sudah berusaha untuk menolong kita sesuai tugasnnya, namun jika Tuhan tidak mengizinkannya untuk sembuh apakah orang yang ditolong itu sembuh? Bukankah sesuatu kehendak itu atas izin Tuhan?

Percaya ataupun tidak itu yang aku alami ketika aku takut dengan tim medis yang menyeramkan. Jangan berhenti berharap, sungguh keajaiban itu akan datang kepada orang yang senantiasa berharap kepada Nya. Seperti halnya yang terdapat dalam (Q.S maryam 19:4) “Dan Akupun belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Mu ya Tuhanku”.

Tidak tahu kenapa dan apa sebabny tiba-tiba hilang lenyap begitu saja Anosmia yang kumiliki. Aku juga baru menyadari ketika Anosmiaku pergi. Semoga jangan kembali lagi. Sebenarnya pun juga ingin bisa menghirup segarnya udara yang bertaburan wewangian wanginya makanan, buah, bunga, parfum, kispray atau downy.

Sungguh aku bersyukur bisa mencium segala aroma kembali. Ada bermacam macam aroma yang ada disekitarku. Aroma bau sedap dan tak sedap tentunya. Jadi kemarin-kemarin jikau kau ada di dekatku memakai parfum yang wangi mahal sekalipun, maaf aku tak mampu mencium beau tersebut dengan sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Tuhan semesta Alam ini. Sejak kecil aku juga normal seperti orang-orang pada umumnya, aku bisa mencium aroma bakso, ayam, ataupun hanya kuahnya saja akupun mengetahuinya tanpa harus berada didepan. Jangan salah penciumanku dahulu memang sangat tajam. Tetapi sejak aku masuk di bangku kuliah aku jarang bisa mencium aroma dengan jelas. Bisa mencium aromanya tetapi dengan sam-samar. Dan sekarang kau tahu? Aku sudah kembali normal seperti sedia kala. Sembuh dan bebas dari anosmia itu, tentu menyenangkan.

Secara umum penyebab anosmia adalah hidung tersumbat oleh lendir yang melapisi bagian dalam hidung, sehingga menyebabkan seseorang kesulitan untuk mencium berbagai aroma. Misalnya saja seperti, pilek, flu, sinusitis, ataupun reaksi karena alergi, ataupun reaksi yang tejadi pada sistem pernapasan karena kualitas udara buruk. Selain itu anosmia juga dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperto polip, cidera pada hidungg akibat trauma kepala, atau operasi, kelainan bentuk tulang hidung, atau bahkan gaguan pada saraf.

Jika anosmia yang dialami disebabkan oleh alergi, sinuistis, ataupun flu, biasanya akan sembuh dengan sendiri dalam beberapa waktu. Namun jika tak kuncung sembuh segeralah berkonsultasi pada dokter untuk mendaptkan pelayanan yang terbaik. Pada anosmia yang disebabkan iritasi dalam hidung biasanya akan diberikan resep obat oleh dokter yang berupa, semprotan hidung, antibiotik jika terdapat infeksi, antihistamin jika disebabkan oleh alergi dan dekongestan. Namun pada kasus yang lebih serius misal, seperti polip mungkin dokter akan memberikan anjuran untuk melakukan tindakan operasi.

Ketidak mampuan mencium bau tentu akan membuat risau pada orang yang mengalami. Mungkin lebih waspada pada orang yang mengalaminya karena dapat membahanyakan dirinya. Misal saja tidak dapat mencium bau busuk pada makanan, tidak dapat mencium bau asap kebakaran, tidak dapat mencium bau gas, tidak dapat mencium bau zat kimia atau bahan yang berbahaya, namun sebagian penderita anosmia juga mengalami penurunan nafsu makan, sehingga harus tetap memperhatikan asupan gizi harian.

Sebenarnya Anosmia adalah kondisi yang tidak dapat disepelekan, karena dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Sekaligus memicu komplikasi seperti depresi dan penurunan kualitas gizi. Jika anda mengalami anosmia segeralah konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan solusi yang tepat. Jangan seperti yang saya lakukan karena tidak semua orang memiliki karakter dan mindset yang sama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post