Diajarkan dulu atau Diuji dulu , Mana yang Benar?
Diiajarkan dulu atau diuji dulu. Kedua bentuk tindakan tersebut melekat pada sebuah pekerjaan yang dilakukan oleh sosok seorang guru dalam membimbing dan mengajarkan tentang sesuatu pada peserta didiknya. Sehingga apa yang diajarkan dan dibimbing mereka hendaknya dapat dimengerti, dipahami serta dapat dilakukan dengan baik oleh seorang peserta didik.
Pada dasarnya bentuk kata tindakan " diajarkan " dan " diuji " mengalami sebuah pemerosesan untuk waktu yang cukup panjang. Butuh ruang, dan program, maka tindakan tersebut dapat disebut dengan kegiatan suatu pembelajaran. Suatu pembelajaran akan dapat dipahami dan dilakukan, dan diberterima oleh peserta didik apabila mendapatkan sebuah bimbingan, petunjuk- petunjuk dari gurunya. Peserta didik dapat menurutinya, Guru melatihnya agar bisa diketahui oleh seorang peserta didik. Akibat dari bimbingan dari seorang guru akan terlihat pada diri seorang peserta didik sebuah perubahan dari mereka yang tidak tahu, menjadi tahu, dari yang tidak trampil menjadi trampil. Sehingga peserta didik tersebut mampu mandiri dengan baik dan sempurna.
Hal itu juga dapat diperjelas dengan sebuah pribahasa yang berisi nasehat berlaggam pantun sebagai berikut " Berburu ke padang datar, dapat rusa belang kaki, Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Pribahasa yang berbentuk nasehat ini memberikan sebuah pembelajaran pada kita bahwa dalam melakukan sesuatu atau meraih suatu ilmu tidak boleh tanggung-tanggung atau/setengah-setengah. Mulai dari sebuah perencanaan, pelaksanaan , pembinaan, pembiasaan dan mencapai sebuah keberhasilan yang baik. Sehingga sesuatu / apa yang diberikan seorang guru dapat bermanfaat bagi peserta didik ke depannya.
--------------------------------------------------
Sabtu, 17 Desember 2022
Salam Literasi.
Tag_16
Menulis di MGI yang Ke _ 791
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya, Bun. Makasih ilmunya
Sama - sama Bunda. Salam sehat selalu.
Keren bunda. Smga kt bs memaksimalkan kompetensi anak didik kt.
Betul Bu Fransiska menjadi sebuah beban tanggungjawab bagi kita sebagai Guru. Aamiin.
Mantap dan menginspirasi ulasannya. Sangat bermanfaat. Salam sehat dan sukses selalu Bunda Alina.
Mantap ulasannya, Bu. Diajarkan dulu atau duji dulu, sama-sama ok. Tergantung konteks pembelajaran. Kalau tujuannya sebagai tes diagnostik, boleh saja. Salam merdeka mengajar.
Tripusat mengacu pada proses pendidikan Bu Cicik, tes diagnostik tidak menjadi suatu penentu seseorang apakah memiliki soft skiil dan hard skiil, dan tidak semua konteks yang dimaksud untuk semua kompetensi pembelajaran. Pembelajaran yang mendidik membutuhkan proses. Salam dan argumen sehat, Bu Cicik.
Wah ini sesuai dengan istilah pembelajaran bermakna, ulasan yang menarik apa lagi judul tulisannya bikin penasaran
Benar banget Bu Murini pembelajaran haruslah yang bermakna dan bermamfaat bagi siswa ke depannya. Tidaklah mungkin suatu ujian kita berikan pada siswa bila tanpa proses pembinaan dan pembelajaran piada siswa. Baik dalam segi akademik ataupun non akademik. Terima kasih sekali hadir dan komentarnya Bu Murini . Salam sehat selalu.
Terima kasih admin telah izin tayang. Salam literasi.
Keren Bun, semoga selalu sehat dan sukses.
Terim kasih Bu Anita. Salam sehat