ALAT PELINDUNG DIRI DAN ALAT PELINDUNG SENDIRI
ALAT PELINDUNG DIRI atau APD versi kedokteran dalam mengatasi wabah virus saat ini, Yang saat ini lagi viral dan sangat dibutuhkan oleh pasukan garda depan paramedis diseluruh Indonesia. Karena hanya inilah salah satu alat yang bisa mengantisipasi menularnya virus dan memaksimalkan kinerja para dokter dan perawat dalam menangani para pasien terinfeksi virus Corona.
Ibarat negara ini tengah berperang, tenaga medis yang terdiri atas dokter dan perawat di rumah-rumah sakit saat ini berperan sebagai bala tentaranya. Namun, sayang, belakangan terungkap cerita duka mulai dari tenaga medis yang wafat kala bertugas, minimnya alat pelindung diri (APD), sampai ada juga yang diusir dari kosan akibat stigma Covid-19.
Satu hal yang harus selalu terjamin ketersediaannya saat ini bagi perawat, lanjut Harif, adalah APD. Sebab APD adalah satu-satunya alat yang bisa memberikan rasa aman bagi perawat saat menjalankan tugas. “Alat pelindung atau safety saat melayani pasien itu menjadi nomor satu. Ibarat perang tidak punya sistem pertahanan mati konyol. Kita enggak mau mati konyol. Makanya kita minta semua pihak menyiapkan itu,” katanya.
Presiden Jokowi memberikan insentif bagi para tenaga medis. Besarannya adalah dokter spesialis (Rp 15 juta), dokter umum dan dokter gigi (Rp 10 juta), bidan dan perawat (Rp 7,5 juta), tenaga medis lain (Rp 5 juta). "Kemudian akan diberikan santunan kematian sebesar Rp 300 juta. Ini hanya berlaku untuk daerah yang sudah menyatakan tanggap darurat," tutur Jokowi. Atas insentif itu, Harif mengatakan, sebaiknya pemerintah juga memberikan insentif suplemen. Saat ini pekerjaan perawat overload bahkan pekerjaan beresiko kematian. Jadi tentara sesungguhnya tenaga kesehatan,” k-1ata dia.
Lain hal dengan yang di alami salah satu keluarga yang tinggal di jl H Rahim Cilandak Barat saat ini , Dampak dari Covid-19 terhadap keluarga ini sama dengan halnya membutuhkan Alat Pelindung Diri Dua kali lipat dari APD paramedis di Rumah Sakit saat ini. Kenapa demikian , ? Jawabnya adalah , Jauh sebelum corona datang di Indonesia , Keluarga ini sudah menggunakan APD sendiri yaitu Popok Celana , karena tanpa alat ini tentu saja tidak akan bisa beraktifitas kemana mana , bahkan mungkin jauh dari suci dan tidak akan bisa melakukan ibadah sholat lima waktu , karena disebabkan efek dari operasi Kanker Rahim hingga kini masih belum bisa pulih , dan merasakan buang air kecil secara normal. Sedih yang mereka rasakan juga sebagai wujud syukur masih bisa merasakan nikmatnya hidup didunia ini. Ujian ini semoga menjadi terhapusnya dosa dosa mereka terhadap Allah SWT..Aamiin.
Bersyukur dan bersyukur bagi dokter dan para perawat sekaligus para pahlawan garda depan melawan Virus Corona, Mendapat APD dari pemerintah dan tunjangan insentif dan lain sebagainya. Buat pasangan keluarga yang tinggal di Jl H Rahim bagaimana yaa nasibnya,? Suaminya bekerja disebuah Restoran di jakarta, sedangkan istrinya selain sakit terkadang masih bisa beraktifitas disebuah komunitas guru. Saat ini , detik ini Corona Melanda , semua masyarakat diharap mengisolasi dirinya sendiri di rumah. Apa yang terjadi ketika keduanya sama sama belum ada pemasukan atau tidak ada buat beli popok celana , apakah sholatnya dihentikan , atau nunggu ada belas kasih orang, pinjam uang riba ? Pastinya bingung , bagai makan buah simalakama akibat Corona. Buru buru buat beli popok , Untuk makan sehari hari saja mungkin cukup dengan nasi, sambal doang, yang penting masih bisa makan, Semoga Virus ini segera berlalu dan masyarakat bisa beraktivitas kembali , sehingga tidak mengalami seperti apa yang terjadi pada sebuah keluarga ini.Ekonomi sangat sulit perlu pendekatan terhadap Sang Pencipta , mengeluh kepada sesama akan membuahkan duka , Mengeluh dan memohon kepada Sang Pencipta Suatu keharusan bagi manusia, karena hanya Allah SWT yang bisa membolak balikkan Takdir manusia . Sabar sabar dan sabar adalah sebagian daripada iman.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar