Ali Santoso

Nama saya Ali Santoso, saya lahir di Kota Lumajang. Saat ini saya tinggal di Jakarta menekuni bisnis kuliner bersama istri dan teman-teman. Menulis jadi h...

Selengkapnya
Navigasi Web
KUPAT LEPET SAYUR SANTEN SIMBUL ABADI SILATUROHMI

KUPAT LEPET SAYUR SANTEN SIMBUL ABADI SILATUROHMI

# Tantangan gurusiana Hari Ke- 18.

PADA hari raya Idul fitri yang biasa dilakukan oleh umat muslim di jawa, tidak lengkap rasanya jika masyarakat tidak menyediakan ketupat sebagai makanan hidangan. Ketupat merupakan salah satu panganan khas saat Lebaran dan biasanya disajikan dengan opor ayam maupun hidangan bersantan lainnya. Ketupat atau yang dalam tradisi Sunda dan Jawa dinamakan kupat sangat identik dengan Idulfitri meski kadang pula diasosiasikan dengan perayaan Idul adha. Di mana ada ucapan selamat Idulfitri, hampir bisa dipastikan tertera gambar ketupat. Penyajian ketupat pada hari raya ternyata menyimpan banyak makna. Adalah Sunan Kalijaga sebagai bagian dari anggota walisongo yang pertama kali memperkenalkan masyarakat Jawa dengan ketupat. Sunan Kalijaga membudayakan pelaksanaan 2 momen waktu yang disebut bakda yaitu bakda Lebaran dan bakda kupat.

’Ngaku lepat’ artinya mengakui kesalahan dan ’laku papat’ artinya empat tindakan. Selain itu, ketupat juga memiliki filosofi lainnya yaitu:

Mencerminkan beragam kesalahan manusia

Hal itu bisa terlihat dari rumitnya bungkusan atau anyaman ketupat.

Kesucian hati

Setelah ketupat dibuka, akan terlihat nasi putih. Hal itu mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.

Mencerminkan kesempurnaan

Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal itu dihubungkan dengan kemenangan umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa Ramadan dan akhirnya merayakan Idulfitri.

4. Simbol permohonan maaf

Karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, dalam pantun Jawa kadang disebutka “kupat santen“ yang artinya ’Kawulo lepat nyuwun ngapunten (Saya salah mohon maaf).

Itulah makna serta filosofi dari ketupat. Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam dengan menumbuh kembangkan tradisi budaya sekitar seperti tradisi Lebaran dan hidangan ketupat yang telah mengakar hingga saat ini

Laku papat

Laku empat ada dalam tradisi kupatan, yakni: 1). Lebaran (sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa), 2). Luberan (meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin dalam kewajiban pengeluaran zakat fitrah), 3). Leburan (sudah habis dan lebur. Dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain, 4). Laburan (berasal dari kata labur, mengecat dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya).

Asal kata janur

Janur, diambil dari bahasa Arab "Ja'a Nur" (ja’a wes teko opo nur sinar utowo cahaya ) telah datang cahaya. Adapun bentuk fisik kupat yang segi empat adalah ibarat hati manusia. Saat orang sudah mengakui kesalahannya, maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki. Kenapa? Karena hatinya sudah dibungkus cahaya (Ja'a Nur).

Asal kata lepet

Lepet = silep kang rapet. Mari kita kubur/tutup yang rapat. Jadi setelah mengaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.

Dari sini, kita semakin mengetahui betapa besar peran para walisongo dalam memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat awam di Jawa waktu itu yang tidak paham bahasa Arab. Inilah cara dakwah yang mengajak, tanpa harus menginjak pemahaman atau kebodohan masyarakat.

( sumber : dutaislam.com ).

Sebagian masyarakat di kampung kampung dalam bersilaturohmi ke tetangga , saudara ,para orang belum ikhlas memaafkan bila ada lontong ketupat sayur santen dan berbagai macam menu , tidak di cicipi terlebih dahulu . Inilah makna dari sebuah filosofi Janur , ketupat,Lepet dalam masyarakat Jawa, yang sudah dari dulu menjadi tradisi budaya yang patut dilestarikan , bukan fokus dengan kupat lepetnya tetapi fokuslah kepada makna terkandung didalam nilai ajaran kupat lepetnya, yaitu saling silaturohmi kepada sesama umat di dunia ini .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ketupat mengajarkan saling silaturahmi. Mantap

01 Feb
Balas

Enak pastinya ya Pak

01 Feb
Balas

Iyaa buu , kalau hari lebaran ke rumah yaa , cicipin kupat lepet di rumah saya. Hehehe

01 Feb



search

New Post