Ali Santoso

Nama saya Ali Santoso, saya lahir di Kota Lumajang. Saat ini saya tinggal di Jakarta menekuni bisnis kuliner bersama istri dan teman-teman. Menulis jadi h...

Selengkapnya
Navigasi Web
PEMBAGIAN WARISAN  DAN ORANG AKAN MATI SESUAI KEBIASAANYA.

PEMBAGIAN WARISAN DAN ORANG AKAN MATI SESUAI KEBIASAANYA.

# Tantangan Gurusiana Hari Ke-30

Pengajian rutinan malam ahad di Musholla Darul Istiqomah dengan materi yang saya sampaikan kala itu ialah , Tentang pentingnya pembagian warisan dan seseorang akan mati menurut kebiasaanya . Ketika ia rajin sedekah maka seperti itulah nanti ketika mati , rajin wudu , rajin baca al Qur’an , rajin maksiat, rajin traveling atau jalan jalan, rajin berkata kata kotor, dan lain sebagainya, seperti itulah nanti diakhir ia mati. Saya mengulas balik cerita dari guru saya yaitu KH Jamaludin Ahmad menceritakan pentingnya pembagian warisan. Jika gegabah, akan ada hal di belakangnya. ’’Saat Kiai Fattah, mertua saya meninggal, yang sambutan pada peringatan tujuh harinya adalah KH Bisri Syansuri (salah satu pendiri NU dan pendiri Pesantren Mambaul Maarif Denanyar),’’ kata Kiai Jamal pada pengajian Saat ngaji rutinan Senin (12/9/). Kiai Fattah ini menantunya Kiai Bisri. Tapi Kiai Fattah meninggal lebih dulu dari pada Kiai Bisri. Saat sambutan tujuh harinya itu, Kiai Bisri memerintahkan keluarga menyelesaikan pembagian warisnya sebelum peringatan 40 hari,’’ paparnya. Keluarga, kata Kiai Jamal, akhirnya bekerja keras menjalankan amanah tersebut. ’’Tepat 40 harinya, pembagian waris akhirnya selesai,’’ jelasnya. ’’Semuanya diwaris. Sampai-sampai pakaian Kiai Fattah yang masih layak pakai pun diwaris,’’ tambahnya. Hal itu menunjukkan pentingnya pembagian waris. ’’Kiai Bisri itu ahli fikih, ahli syariah, dan beliau sangat mementingkan pembagian waris. Berarti perkara waris ini sangat penting,’’ tandasnya. Lalu apa hikmahnya pembagian warisan? Kiai Jamal lantas menceritakan tentang pakdenya, yakni KH Shodiq pendiri Pesantren Mambaul Huda Genukwatu Ngoro Jombang. “Suatu ketika, saya diajak Kiai Shodiq ziarah makam sahabatnya di Tulungagung,’’ kata Kiai Jamal. Selama di makam, Kiai Shodiq menangis. Kiai Jamal pun bertanya kenapa Kiai Shodiq menangis. ’’Koncoku wis dicepaki (temanku sudah disediakan) kasur sutra permadani, Mal. Wis dicepaki panganan sing uwenak-uwenak. Tapi tangane dibondo (sudah disediakan makanan lezat-lezat tapi dalam keadaan tangan terikat) sehingga tidak bisa ndemok (nyentuh),’’ cerita Kiai Jamal menirukan jawaban Kiai Shodiq. Kiai Shodiq menangis karena kasihan sahabatnya belum bisa menikmati nikmat yang diberikan Allah di taman surga yakni alam barzah. Selesai dari makam, Kiai Shodiq mengajak Kiai Jamal menemui keluarga temannya tersebut. Kiai Shodiq bertanya apakah warisannya sudah dibagi. ’’Sudah dua tahun meninggal ternyata warisannya belum dibagi,’’ tuturnya. Akhirnya sama Kiai Shodiq diminta mengumpulkan semua anggota keluarga. Untuk diberi tahu cara pembagian warisnya. Pembagian waris pun akhirnya dilakukan. (Rojiful Mamduh/

Seseorang akan mati sesuai kebiasaanya,

Bagi para gurusianer yang dirahmati Allsh SWT, hidup ini adalah ibarat cuman numpang minum didunia, rasa haus sudah terobati kita baru melanjutkan perjalanan ke alam akhirat. Yang didalamnya banyak sekali kenikmatan kenikmatan yang tiada kita temukan didunia ini. Sedangkan untuk masalah adzab diakhirat juga disiapkan bagi orang orang yang lalai menjalankan perintah Allah semasa berada didunia. Untuk itu mari kita sama sama menjalani kehidupan yang sementara diri dengan kebiasaan yang baik dengan istiqomah dengan mengharapkan ridho Allah semata.

Sesuai Kebiasaanmu kamu akan mati.

Saudaraku…

Banyak diantara kita yang senang dengan zhahir penampilan pada dirinya saat ini. Bagi laki-laki ia berpenampilan rapi, bersih, jenggotnyapun rapi, ikut sunah Nabi alhamdulillah. Ia menampakkan keshalihannya. Sedang yang wanita ia semakin cantik dengan jilbab panjangnya, melambangkan kesuciannya, kehormatan dan kemuliannya, ia wanita shalihah.

Akan tetapi, wahai saudaraku…

Berhati-hatilah, mungkin aku dan dirimu sedang tak sadar berada dalam bisikan-bisikan setan. Jika hal itu terasa, maka mari kita beristighafar, lalu berhenti dari lingkaran setan yang membinasakan itu.

Sebagian diantara kita, ada yang bersembunyi dibalik pesona zhahir penampilannya itu, yang sunnah, yang terlihat suci dan terhormat. Apalagi ditambah amalan-amalan sunah yang mungkin tidak dilakukan orang lain. Akan tetapi, justru karena itu juga, kadang kala kita semakin meremehkan perbuatan dosa, “Amalan kebaikan masih lebih dominan,” pikir kita.

Kita tidak sadar sedang terpedaya oleh bisikan-bisikan setan, yang menghiasi setiap amalan seolah-olah indah. Namun dengan halusnya setan itu menjadikan hati ini keras, sakit, bahkan mati. Ia tidak merasakan kepekaan terhadap dosa.

Jadilah kita bersantai ria dengan dosa dan amal shalih, mata gemar melirik pada sesuatu yang tak pantas dilihat, telinga gemar mendengar sesuatu yang harusnya tak didengar, lisan mengucapkan perkataan buruk dan tercela, lalu hati semakin keras, ia tak bisa lagi menerima siraman rohani.

Karena penampilan mengikuti sunah dan amalan shalih kita lakukan, dosa yang juga kita lakukan itu tidak lagi serasa gunung yang hendak menindih kita. Ia hanya seolah lalat yang dengan mngayunkan tangan ia akan pergi, atau layaknya daun yang terkubur oleh tanah, sangat dalam, hingga kita tidak mempedulikannya. Padahal ia terpendam, terkumpul dan membusuk menjadi sampah dalam catatan amalan kita, mungkin tak tercium baunya, tapi akibatnya fatal…

Saudaraku…

Mari renungi sejenak satu hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهْوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ.

Sesungguhnya ada seseorang yang beramal dengan amalan penghuni surga yang nampak dalam pandangan manusia, padahal ia adalah seorang penghuni neraka. Dan sesungguhnya ada seseorang yang beramal dengan amalan penghuni neraka yang tampak dalam pandangan manusia, padahal ia adalah seorang penghuni surga. (HR. Bukhari dan Muslim)

Saudaraku…

Berusahalah untuk istiqamah, dirimu dan diriku. Karena langkah kaki ini merupakan kehendak kita, kemana kita ayunkan, disitulah kita berpijak. Jangan sampai salah jalan lagi, hingga mati dalam keadaan suu’ul khatimah wal’iyadzu billah, semoga Allah jauhkan kita dari itu. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ الزَّمَنَ الطَّوِيلَ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ ثُمَّ يُخْتَمُ لَهُ عَمَلُهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ الزَّمَنَ الطَّوِيلَ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ ثُمَّ يُخْتَمُ لَهُ عَمَلُهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Sesungguhnya ada seseorang yang beramal dengan amalan penghuni surga dalam jangka waktu yang sangat panjang, kemudian ia menutup akhir hayatnya dengan amalan penghuni neraka. Dan sesungguhnya ada seseorang yang beramal dengan amalan penduduk neraka dalam jangka waktu yang sangat panjang, kemudian ia menutup akhir hayatnya dengan amalan penduduk surga.” (HR. Muslim)

Saudaraku…

Pahamilah, bahwa kematian seseorang itu sesuai dari kebiasaannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يُبعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ

“Setiap orang akan dibangkitkan sesuai kematiannya.” (HR. Muslim)

Imam al-Hafizh Zainuddin Abdurrauf al-Munaawy rahimahullah berakata:

أي يموت على ما عاش عليه ويبعث على ذلك

Maksudnya adalah ia mati karena sesuai dengan kebiasaannya dan dibangkitkan sesuai itu. (at-Taisir Bi Syarhi al-Jami’ ash-Shaghir: 2/859)

Maka dari itu saudaraku…

Mari berhenti sejenak, lalu merenungkan pada perkara apa kita biasa berbuat. Jika pada dosa, maka berhentilah, semoga Allah mengampuni kita semua dan menutup semua aib-aib kita.

Saudaramu yang mencintaimu karena Allah

Abu Ukasyah Wahyu al-Munawy

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih , Alhamdulillah saya dapet ilmunyabpak ...

13 Feb
Balas

Iyaa sama sama buu, berbagi ..

20 Feb

Alhamdulillah terima kasih ilmunya Pak

13 Feb
Balas

Iyaa buu

20 Feb

Allahu akbar ..semoga kita mendapatkan husnul khotimah. Terima kasih pa

13 Feb
Balas

Iyaa buu alhamdulillah

20 Feb



search

New Post