# Tantangan Gurusiana Hari Ke – 26

Umrah Antara Ibadah dan Jalan jalan .

Pengajian rutin yang kala itu sering dipandu oleh Hadratusyech Kh Abdurahman wahid di pondok pesantren Tambak Beras dan pondok Tebu Ireng, memiliki kenangan tersendiri bagi saya. Materi pengajian yang dibawakan oleh Gus Dur saat itu mengenai menu makanan bathin bagi manusia. Dalam hal ini yang dimaksut adalah ibadahnya iling marang Sang Murbeng Dumadi disetiap detak jantung nafas atau utama utamanya ibadah adalah , setiap keluar masuknya nafas selalu dibarengi ingat Allah. Itulah sebetulnya makanan batin untuk manusia, sedangkan menu makanan lahir bagi manusia adalah segala kesenangan duniawi atau materi, traveling , bekerja keras dan lain sebagainya. Adapun kesenangan duniawi bisa tergolong mempunyai makna ibadah akhirat ketika sang pelakunya dari awal memulainya hanya mengharap keridhoan dari Sang Maha Pencipta Dunia.

Musim haji sudah berlalu dalam waktu yang telah tertentu. Berbeda dengan musim umrah yang dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun, baik di musim haji maupun di antara musim tersebut.

Perjalanan haji di Indonesia ditangani langsung oleh Kementrian Agama RI dan dapat diselenggarakan oleh pihak tertentu yang berstatus legal dari Kementrian Agama dan dinas pariwisata. Badan atau pihak tertentu yang menawarkan jasa penyelenggaraan umrah kebanyakan adalah travel wisata yang biasanya menawarkan paket wisata atau tour ke berbagai tempat wisata, baik domestic maupun internasional. Permasalahannya adalah, apakah ibadah umrah yang bersifat ritual keagamaan dapat bergeser nilai menjadi hanya sekedar wisata biasa, dan apakah pahala tersebut dapat berkurang?

Perjalanan wisata pada dasarnya memiliki tujuan untuk mencapai kesenangan dan kegembiraan. Dengan melakukan perjalanan wisata atau tour diharapkan dapat menyegarkan kepekatan yang selama ini membebani seseorang, sekaligus mampu me-refres otak yang lelah selama beraktifitas sebelumnya. Perjalanan wisata juga berorientasi duniawi yang bersifat materi.

Berbeda dengan ibadah (umrah) orientasinya mengarah kepada akhirat dan bertujuan mencari ketenangan, dan ketenangan akan didapatkan tatkala segala rasa khawatir atau cemas telah sirna dari diri manusia dan ia serahkan semuanya kepada Allah swt.

Pahala ibadah umrah tidak akan hilang selama syarat dan rukun umrah dilakukan dengan tertib dan baik serta diiringi niat yang ikhlas tentunya. Adapun rukun umrah yang harus dilakukan adalah ihram dari miqat, kemudian thawaf, sa’i dan diakhiri tahalul dengan cara menggunting rambut. Sedangkan wajib umrahnya adalah berniat untuk melakukan ibadah umrah dari miqat, serta menghindari perbuatan yang diharamkan ketika ihram. Pelaksanaan umrah adalah berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqarah Ayat 196 yang artinya: “Tunaikanlah dengan sempurna ibadah haji dan umrah semata-mata karena Allah…”.

Jika pelaksanaan umrah dapat dilakukan dengan menjalankan segala ketentuan sebagaimana tersebut di atas, maka umrah yang telah dilaksanakan insya-Allah mendapatkan pahala di sisi Allah swt., walau perjalanan yang dijalankan melalui travel atau biro jasa pariwisata.

Namun demikian, segala amal manusia tergantung pada niatnya. Jika niat yang ditanamkan karena Allah semata, mudah-mudahan tidak hanya ketenangan -karena melakkukan ibadah dengan khusyu’- namun kesenangan dalam hati juga akan dapat dirasakan.

Tidak sedikit orang yang pada awalnya berniatan ibadah umroh berkali , demi untuk kesenangan diri sendiri , biar dibilang orang paling beruntung , paling kaya , atau hanya sekedar perbuatan riya’ semata. Orang orang tersebut pada akhirnya , usahanya bangkrut, keluarganya berantakan, jiwa dan raganya rapuh sakit yang tiada berujung , ini diakibatkan karena mungkin lalai terhadap hak dan kewajibanya sebagai seorang muslim. Semisal contoh , Kita sering melakukan ibadah haj umroh satu dua bahkan sampai duapuluh satu kali. Dalam hal ini ketika tetangga kanan kiri kita masih pada kelaparan atau rumah untuk tempat tinggalnya tidak ada alias dikolong jembatan, Itulah yang membuat ibadah haji dan umroh kita meskipun terhitung sampai 1000 kali tidak ada dampak manfaatnya samasekali , bahkan akan menjadi bumerang malapetaka kehidupan buat diri sendiri. Islam menganjurkan bahwa sebelum kamu memutuskan berangkat ibadah haji dan umroh berkali kali , “ Sudahkah anda menoleh kekanan dan kekiri , ? Anak yatim sudahkah pada makan,? Janda janda sudahkah ada untuk kebutuhanya setiap hari,? Orang tua kita sudahkah berangkat ke Tanah Suci ?. Itulah beberapa poin yang akan nantinya bisa melancarkan suatu urusan ibadah akhirat dan bahkan termasuk urusan ibadah duniawi. Sebaliknya ketika semua itu diabaikan maka , tinggal tunggu kabar baiknya saja. Semoga hal ini tidak terjadi pada diri kita .