ALIYAH MITROWATI

Tinggal di Kemiri RT.016 / RW.008, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Pernah belajar di UNWIDHA Klaten. Dan Alhamdulillah sekarang...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEPARO NAFASKU

SEPARO NAFASKU

Dalam anganku ada kamu, dalam hatiku ada kamu, di antara langkahku ada kamu, di sela kerjaku ada kamu, di tatap mataku ada kamu, di dadaku ada kamu, di antara helaan nafasku ada kamu, memang kamu separo nafasku.

Siapa sih yang akan membiarkan belahan jiwanya bersedih, tidak ada kan. Begitu juga diriku. Aku tak akan membiarkan suamiku kenapa – kenapa. Jangan sampai bersedih, jangan sampai sakit, jangan sampai sengsara, dan jangan samapai menderita.

Tetap sehatlah selalu wahai suamiku. 30 Oktober 2014 itu hanya suatu kenangan pahit, semoga tidak akan terulang kembali.

Ketika suamiku pulang dari mengantar anak ragil mengikuti kegiatan TPQ di kampung di mana kami tinggal, Sakit kepala menderanya hingga dia tak mampu bangun sendiri dan tak mampu membuka kedua matanya.

Teriakannyapun tak mampu menembus dinding kamar, sehingga tak terdengar oleh siapapun. Apa yang terjadi ....?

Tanpa sengaja adikku yang tinggal di rumah sebelah bertandang ke rumahku untuk kepentingan pribadinya. Ketika adikku masuk tak diketemukan penghuni rumah satupun, sepertinya rumahku kosong. Adik ucapkan salam, tak ada sambutan. Adik sebut satu per satu nama penghuni rumahku, tak ada jua yang menyahutnya. Lalu dia masuk saja.

Ketika sampai di dalam rumah, adikku dibuat penasaran oleh adanya suara dari arah kamar. Maka dihampirilah kamar tersebut, dan ternyata suamiku berusaha berteriak kesakitan dan tak mampu menggerakkan badan apalagi beranjak dari tempat tidurnya.

Adikku menangis histeris, berteriak meminta tolong kepada siapapun yang mendengarnya. Sehingga berdatanganlah para tetangga untuk menolongnya.

Melihat kondisi yang sudah tidak mungkin lagi mendapatkan pertolongan sederhana, maka dibawalah ke Rumah Sakit terdekat.

Dan apa kata dokter, suamiku kena stroke. Yang disebabkan oleh karena ada pendaharan di otaknya +/- 32cc. Vonis dokter tersebut menguatkan suamiku tidak boleh pulang, dan harus mondok / opname.

Pukul 17.00 WIB hari itu juga, aku masih bergembiraria bertepuk tangan di lapangan selatan bandara Adisumarmo, berlatih bersama perindukan Pramuka Siaga yang akan jadi duta Kwaran Ngemplak mengikuti Pesta Siaga Kwarcab Boyolali tahun itu.

Walau ada rasa yang mengganjal di hatiku yang tak jelas apa penyebabnya, pukul 17.30 roda motorku berputar meninggalkan lapangan tempat dimana aku memandu latihan. 45 menit kemudian sampailah aku di depan rumah, sontak jantungku berdegup kencang melihat depan rumahku sudah banyak para tetangga berkumpul, dan semua mata menatap memandangiku dan menyambut kehadiranku.

Dibimbingnya aku masuk rumah, dihibur, dinasehati dengan petuah - petuah supaya sabar, ihlash, tabah, tawakal. Yang menjadikan aku semakin bingung. Ada apa ini sebenarnya.

Selang beberapa menit kemudian anak ragilku mendekatiku, memelukku, menciumiku, menangis tersedu – sedu dan menuturkan kepadaku “ Bapak, buuuuk. Bapak sakit , buuuk. Bapak dibawa ke Rumah Sakit, Bapak tidak sadarkan diriiii, buuuuuk ... !!”

Sepontan bumi yang aku pijak seperti bergoyang, pandanganku kabur, berkunang-kunang, Ya Allah ... , gelap serasa dunia ini. Sesak nafasku serasa tinggal separo.

Dengan berbagai saran, nasehat, himbauan, dan rayuan akhirnya diantarlah saya ke Rumah Sakit untuk menemui suamiku.

15 menit kemudian samapailah kami di RSUD yang memang jaraknya tidak jauh dari rumahku. Kuhampiri suamiku yang tergolek lemah, tak berdaya, tak mampu bergerak, tak mampu bicara, dan tak mampu membuka mata. “Bapaaaaaaaaaaak ..... !!!” teriakku histeris. Kutubruk suamiku, kubimbing untuk istighfar, kutuntun untuk mengucap tahlil , kumohon untuk bangun, kuharap untuk membuka mata guna melihatku, walau dia tidak mampu melakukannya.

Ya Allah , Ya Rahman ..., Engkau Yang Maha Pengasih.

Ya Allah, Ya Rahiim ..., Engkau Yang Maha Penyayang.

Ya Allah, Ya Ghaffar ... , Engkau Yang Maha Pengampun.

Ya Allah, Ya Aziz ... , Engkau Yang Maha Perkasa.

Hasbunallah Wanikmal Wakil, Nikmal Maula Wanikman Nasir.

Segala urusan aku serahkan kepada Allah Sang Maha Pencipta. 16 hari kemudian suamiku diijinkan oleh dokter pulang, dan dinyatakan sembuh.

Alhamdulillahi Rabbil ’Alamiin.

Semoga sehat selalu.

Aamiin Ya Rabbal ’Alamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tandanya Allah sayang padamu, Ada banyak rencana Allah yang tidak kita ketahui, dan kunci Ikhlas jangan panik, ikhtiar dan kembalikan semua padaNya. Insyaallah Dia akan berikan solusi ya terbaik Semangat ya sayang

20 Jan
Balas

In syaa Allah Bunda Astuti .... Terimakasih atas motivasinya.

20 Jan

Alhamdulillahirobbil'alamin....

20 Jan
Balas

Aamiin ... Terimakasih Bapa SY

20 Jan



search

New Post