Al karimah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Rasa ini membunuhku
Kebun kopi

Rasa ini membunuhku

Part 4

Setelah menempuh perjalanan 8 jam Adam sampai ke lapangan, barusan dia mengabarkan melalui pesan karena jaringan di pelosok sana memang buruk.

Dihari sabtu sore ini aku memilih pulang kerumah orangtuaku, karena memang sudah rutin setiap dua minggu sekali aku menjenguk mereka.

Menjelang maghrib aku sampai di rumah setelah tiga jam menempuh perjalanan dengan motor matic, ibuku tengah bersiap memakai mukena. Beliau memang terbiasa sholat berjamaah maghrib dan isya di musholla. Setelah isya baru dia pulang.

"Ibu ke musholla dulu, tadi ibu masak nasi jagung, sayur pare sama teri, sambelnya bikin sendiri, lalapan pete ada di lemari, tadi bapakmu abiz panen."

Begitulah ibuku, beliau memang tak pandai memasak menu-menu yang mewah karena kesehariannya dihabiskan diladang membantu bapak, tapi masakan sederhana beliau luar biasa istimewa dan enak menurutku.

Malam minggu ini kami habiskan dengan bercengkrama sambil menonton tv. Ibu menceritakan beberapa temanku yang sudah menikah terlebih dahulu. Bukannya aku tak tahu apa maksud ibu, di usiaku ini aku sudah seperti perawan tua dikampung karena rata-rata temanku yang perempuan sudah menikah sejak lulus SMP bahkan beberapa ada yang menikah sebelum lulus SD, "gadis-gadis di kampungku benar-benar rupawan umur baru 12 sampai 15 tahun udah pada laku", batinku ck!.

Memang kedua orangtuaku menyerahkan masalah pendamping sepenuhnya padaku, mereka cukup demokratis. Hanya saja entah kenapa karena memang pergaulanku di lingkungan kerja membuatku merasa umurku masih sangat muda untuk menikah.

Hari minggu aku habiskan untuk membantu bapak dan ibu di ladang memanen kopi, yah di daerahku potensinya adalah berkebun kopi karena memang tempatnya di pegunungan dan hawanya yang dingin.

Desir angin pegunungan yang sejuk tiba-tiba mengingatkan tentang Adam, "ah sedang apa dia disana?" Tumben belum ada kabar darinya. Akupun berinisiatif untuk menghubunginya terlebih dahulu, ternyata handphonenya diluar jangkauan. Terbersit rindu ketika sehari saja tak memdengar celotehnya, serasa ada yang hampa di dalam sini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post