Menghafal, masih Perlukah? (4) Guru VS IT
Perubahan meski pasti, ternyata banyak yang takut. Keluar dari zona nyaman menuju zona lebih nyaman sungguh tak nyaman. Dan ketidaknyamanan itu membawa ketakutan. Apalagi dari zona nyaman ke zona tak nyaman. Walaupun sekedar dalam angan-angan.
Meskipun sekedar mengetik dengan komputer banyak orang yang merasa enggan. Dengan berbagai alasan. Dengan argumen yang sangat terlatih berusaha mengelak dari hal tersebut. Meski itu adalah bagian dari tugas. Yang mestinya wajib dipelajari setelah ilmu ibadah.
Masalah paling berat dalam mengikuti perkembangannya adalah mental. Kebiasaan yang sudah mendarah daging sulit untuk dipreteli. Apalagi jika menyangkut harga diri. Siap saja untuk berperang. Walaupun tidak jelas harga diri yang mana.
Mungkin hanyalah masalah ego. Bukan hal besar tapi bisa menghentikan perkembangan seseorang. Namun jika menyangkut guru, bisa menghambat bahkan membuat siswa tidak mendapatkan sesuatu yang semestinya.
Memanfaatkan IT bukan berarti harus canggih. Biarlah itu menjadi tugas orang tertentu yang memang concern dengan bidang tersebut. Guru cukup tahu bagaimana memanfaatkannya saja. Meskipun hal dasar tetap harus dikuasai. Paling tidak office dasar dan bagaimana cara browsing. Dan bagaimana cara menyimpan hasilnya.
Kok banyak ya….?
Masih sangat kecil jika dibandingkan dengan ilmu IT secara keseluruhan. Jangankan hanya IT, semua ilmu di dunia dijadikan satu toh tetap hanya setetes air berbanding lautan. Jadi jangan cemen lah. Bagaimana nanti muridnya.
Terus apa hubungannya dengan hafalan?
Siswa akan hafal dengan sendirinya jika sering diajak memahami. Kalaupun tidak bisa hafal, teknologi bisa sangat membantu. Menyimpan puluhan buku dalam sebuah hp bukan sesuatu yang mustahil. Apa gunanya buku jika tidak untuk dibuka dan dibaca.
Kesalahan fokus alias gagal paham pada tujuan pembelajaran bisa membuat murid berhenti berpikir kritis. Karena hanya fokus pada hafalan lupa pada pemahaman dan aplikasi. Ditambah tekanan dari atasan yang hanya mementingkan prestasi politik.
Bagaimana dengan anak yang jenius? Itu rahmad Allah SWT.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar