Hari keduapuluh lima puasa. Mohon maaf. Saya tak mampu menuliskan apa yang terlintas dalam benak. Terlalu banyak pengalaman berharga hari ini. Hingga tak mampu mengungkapkan dalam bait juga paragraf terbatas ini.

Kisah suka, duka, lucu, bahagia, kecewa, inspirasi, motivasi, berbesar hati, kagum, terkejut, tersinggung, mengalah, ingin teriak, ingin menangis dan berbagai rasa yang lain. Semua ada.

Peristiwa demi peristiwa itu menghiasi alur hidup untuk hari ini. Semua berlangsung otomatis. Tanpa disadari membentuk kisah indah untuk terus dikenang. Kisah indah untuk terus belajar. Kisah indah untuk terus berbenah.

Aku tak tahu hendak mulai dari mana. Aku hanya bisa duduk termenung bahkan cenderung menghayal. Kadang terlihat serius. Kadang pula bahagia bahkan tertawa sendiri. Hingga membuat ummi merasa terusik dengan gelagatku.

Aku masih tak tahu mau nulis apa malam ini. Sementara mata sudah makin meredup. Mungkin lelah karena aktivitas seharian tanpa terlelap.

Biarlah hari ini berlalu tanpa kisah. Biarlah hari ini berlalu tanpa cerita. Biarlah hari ini berlalu hanya lewat kenangan.

Setiap peristiwa, setiap rasa. Akan terus membekas kesanubari. Hingga menjadi penunjuk arah, kemana cita untuk kusematkan.

Aku masih tak tahu mau nulis apa. Dalam pikirku hanya ada perasaan cemas. Akan perginya bulan penuh berkah ini. Perasaanku hanya gelisah karena akan bertaut rindu setahun yang tak pasti.

Aku masih tak tahu hendak mulai darimana. Jelas sudah, bahwa aku memang tak mampu menceritakan semuanya. Hanya terus bersandar hingga sesekali kepala menunduk nyaris tertidur.

Aku masih tak dapat memulai. Hingga akhirnya kuniatkan untuk mengakhiri aktivitas malamku. Beranjak keperaduan lebih awal. Berharap kembali terjaga di sepertiga malam nanti.

228

#MarikiMenulis

#SatuHariSatuTulisan

#TantanganMenulisSetahun

#TulisanKe_138

BukitAsmara, 18052020 (malam 25 Ramadhan 1441 H)