8.E kuadrat untuk Pelangi
*8E KUADRAT UNTUK PELANGI*
Sabtu pagi tadi, seperti biasa aku memasuki ruangan pustaka yang saat ini merangkap menjadi kantor guru disekolahku.
Ya, saat ini sedang terjadi perbaikan beberapa ruangan vital di sekolahku. Hingga beberapa ruangan dipindahkan ke ruangan yang tidak berfungsi sebagai media pembelajaran di hari-hari efektif.
Aku memasuki ruangan yang penuh dengan kertas dalam sebutan buku itu seraya mengucap salam. Kulihat beberapa teman sejawatku sudah duduk dengan manis di tempat duduk mereka.
Seperti kebiasaan orang timur, satu persatu akupin mulai memasang wajah manis seraya mengucapakan salam dan meraih tangan mereka satu persatu.
Penunjuk waktu menunjukkan pukul 7.30. Semua bersiap akan memasuki ruang kelas masing2. Hari ini senam sehat di tiadakan, mengingat akan banyak persiapan yg akan dilakukan dalam memperingati hari sumpah pemuda yang akan di peringati senin pagi besok.
Sebelum masuk kelas, bunda (nama aslinya sebenarnya Bu Desmiwati, namun kebanyakan diantara kami memanggilnya dengan bunda) memberi instruksinya padaku.
"Alus, tak masuk kelas kan?"
Akupun menggeleng seraya menjawab.
" Tidak bunda"
"Nah, duduklah kemari, sebentar nanti setiap kelas akan menyerahkan sumbangan sukarela kepada pelangi. Karena pelangi akan dioperasi minggu depan".
Aku tak perlu berfikir lama, karena aku langsung mengingat pada murid kami, Pelangi. Gadis cantik nan pintar di kelas 7.E. Namun, dibalik keceriaannya Pelangi mengalami kebocoran jantung. Dan sekolah kami berinisiatif untuk menggalang dana. Sebagai bentuk solidaritas kepada sakit Pelangi.
Secepat kilat akupun mengangkat badanku dari kursi nyaman disebelah Kak Nelly. Tak lupa kugenggam 2 alat ajaibku. Karena tak kupungkiri, satu jam saja aku meninggalkannya, maka medsos akun ku akan dipenuhi dengan ratusan pemberitahuan.
Kulanglahkan kaki dengan nyaman, mendekati kursi kebesaran Bunda. Sebagai urusan humas disekolah kami. Sambil duduk aku pun berguarau kepada temanku.
"Ayu, lihatlah. Aku menduduki kursi wakil kepala sekolah"
Temanku tersenyum dengan mengeluarkan suara khasnya.
" Ya Alus. Silahkan dinikmati, sebelum yg punya tiba"
Aku nyengir kuda. Kuperhatikan buku catatan diatas meja. Lengkap dengan pena pilot berwarna hitam. Tulisan bunda yg rapi memudahkan ku untuk mencatat keterangan penyerahan sumbangan.
Satu persatu pun siswa ku menyerahkan uang sumbangan solidaritas tersebut. Mereka datang secara bersama. Sehingga membuatku cukup sibuk dengan catatan itu.
" Bu, ini dari kelas 7.A. jumlahnya 45rb"
Akupun dengan sigap menerima uang dan mengadministrasikan setiap kelas yang menyerahkan uang sumbangannya.
" Buk, ini dari kelas 8.E. 48 ribu".
Aku sangat ingat betul tangan yang menyerahkan uang kelas 8.E tersebut. Tangan seorang anak lelaki. Akupun mencatat dengan teliti.
Beberapa menit kemudian saat waktu sedang sepi, Heri. Ketua kelas 8.E pun mendekati mejaku.
" Buk, ini dari kelas 8.E. 80rb"
Aku mengkerutkan keningku.
"8.E????"
"Ya bu"
Aku menunjukkan catatan yang kucatat dari tadi.
" Ini dari kelas 8.E. 48rb"
" Tidak buk. Ini lo dari kelas saya. 80rb"
Dengan cekatan aku menerima uang tsb. Lalu kucatat dengan rapi disamping angka 48rb yang telah ku coret. Ah, nanti juga akan ketahuan kelas mana yg belum mengumpul. Begitu fikirku.
Hari mendekati siang. Aku harus mengikuti kegiatan bimtek di uptd. Tak lupa aku menelpon bunda untuk memberi tahu kasus yg baru kualamai.
" Bunda, masih ada satu kelas lagi yang belum membayar. Yaitu kelas 7.F. Td kelas 8.E ada yg dobel. Tp, bila kelas 7.F belum membayar berarti itu miliknya".
"Baiklah"
Begitu jawabnya.
Jarum pendek berada di angka 12. Aku pun meninggalkan gedung uptd menuju sekolah. Karena acara telah selesai.
Aku sampai di sekolah. Kulangkahkan kakiku menuju ruang labor untuk menemui temanku. Namun, ternyata aku bertemu bunda diruangan labor tersebut, tak lupa aku bertanya.
" Bagaimana bunda. Apakah benar kelas 7.F yang belum membayar tsb?"
Bunda menjawab.
" Kelas 7.F belum melakukan pungutan Lus"
Deg..
Aku terkejut. Jadi itu uang siapa??
Buku Harian Elly Musiman
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar