Alus Musyhar Laily

Guru Bahasa Inggris, suku Jawa rasa Melayu juga penggemar senja romantis dan sastra puitis....

Selengkapnya
Navigasi Web
Pelukmu, bahagiaku

Pelukmu, bahagiaku

Tergesa aku memasuki kelas 8.E. Tak kuhiraukan pangggilan Kak Nelly, sahabatku. Yang memintaku untuk mensejajarinya.

"Maaf Kak, Alus ndak bisa bareng. Sudah terlambat"

Begitu permintaan maafku.

Ya, kemarin pagi aku terlambat masuk kelas, karena ada beberapa hal yang harus kulakukan. Lengang, begitu yg kurasakan saat aku hampir memasuki lorong kelas 8.E. Pintupun tertutup rapat, sebelum masuk kelas kusempatkan sebentar melihat lingkungan kelas. Alhamdulillah, bersih. Anakku memang anak2 yg bertanggung jawab. Fikirku dalam senyum.

Tak perlu lama aku mendorong pintu yg tertutup tanpa terkunci tersebut.

Hap,

"Guruku tersayang, guru tercinta, tanpamu apa jadinya aku. Tak bisa baca tulis mengerti banyak hal, guruku terimakasihku"

Lemah kurasa, bahkan aku harus bersandar di pintu yg belum sempurna kubuka itu.

Belum hilang rasa bahagiaku karena kejutan di 3 kelas kemarin, pagi itu aku di kejutkan lagi oleh anak2ku. Dimana akulah wali kelasnya.

Mereka menghias kelas seindah mungkin, memberiku kado, dan memberiku hadiah kue yg mahal untuk ukuran mereka.

Satu persatu mendekatiku, mengucapkan bahwa mereka begitu menyayangiku. Bahwa mereka begitu berterimakasih bahwa aku telah menjadi wali kelasnya. Dan meminta maaf untuk segala kesalahannya.

Ah, tanpa permisi, ada rinai dari balik kacamata minusku.

Aku sambut mereka dengan pelukan sayang. Aku memang mentradisikan untuk memeluk siswiku. Agar ada ikatan emosional diantara kami.

Meski, setelah itu aroma ndak segarpun keluar akan juga menempel di bajuku. Hihihihi

Tak masalah, karena aku selalu membawa parfumku kemanapun aku pergi. Agar saat mereka memelukku, mereka akan mengatakan "Bu Alus wangi. Besok di peluk lagi y Bu".

Aku selalu tersenyum. Pelukan sederhana yg membuat mereka girang.

Kejutan belum selesai, karena disaat jam istirahat, beberapa siswa mendatangi meja kerjaku.

"Bu, tolong keluar Bu. Ada masalah"

"Ada apa?"

" Ada sesuatu Bu"

Tak perlu lama, kutinggalkan buku Safir Cinta yg sedang kubaca. Kudekati kerumunan yg berjumlah sekitar 50 orang tsb.

"Ada apa Nak?"

"Ibu... Selamat hari guru"

Ah, aku tak bisa berkata apa2 lagi. Saat mereka tanpa permisi meraih tanganku, menciumnya, mencium pipiku dan memelukku. Berebutan, hingga rasanya akupun seperti hendak terjatuh.

Ya Allah, jadi seperti inikah rasanya menjadi idola bagi mereka.

Baru kemarin kupanjatkan doa tsb. Namun hari ini aku merasainya.

Secara, mereka bukanlah siswa dimana aku yg mengajar pelajaran Bahasa Inggrisnya.

Terimakasih untuk anugrah ini Ya Robb.

Buku Harian Elly Musiman

Menjelang Subuh, Buluh Rampai

29 Nov 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Eheeem Kok gak ada pelukan untukku yaaa

29 Nov
Balas

Wikikikik.. Sinilah Bu.. Saya peluk dan cium Ibu guruku yg keren ini.. Muuuuaaaccchhh

29 Nov



search

New Post