Alus Musyhar Laily

Guru Bahasa Inggris, suku Jawa rasa Melayu juga penggemar senja romantis dan sastra puitis....

Selengkapnya
Navigasi Web
Tuan, apakah Engkau menyukai beberapa bunga?

Tuan, apakah Engkau menyukai beberapa bunga?

Pak Darben membersihkan toko bunganya dengan hati2. Satu persatu tangannya dengan cekatan memindahkan bunga2 berwarna warni tersebut.

Siulan ceria yang keluar dari bibir keriputnya menandakan bahwa pria setengah abad itu begitu bahagia menjalani kegiatannya. Bahkan, sesekali dikecupnya dengan sayang bunga2 nan menawan indah itu.

Aktivitasnya terhenti seketika, saat seorang pria muda tampan berdasi biru keluar dari mobil mewahnya. Berjalan dengan pasti memasuki toko bunga milik lelaki dengan dominasi warna perak dirambutnya. Pak Darben segera menghampiri.

“ Ada yang bisa saya bantu Tuan?”

“ Ah ya. Saya membutuhkan bunga segar untuk diletakkan diatas meja kerja saya”.

“ Tuan, bunga2 disini sungguh cantik dan segar semuanya. Silahkan dipilih!”

Pria muda melayangkan pandangannya ke seantero ruangan. Ditatapnya satu persatu bunga dalam jambangannya. Sehingga matanya terhenti pada sebuah bunga mawar merah maroon. Mawar yang belum mekar dengan sempurna. kuncupnya yang hanya memiliki beberapa daun itupun menambah pesonanya. Berdiri dengan elegan dalam vas berwarna biru. Biru, warna kesukaan si pria muda tampan itu.

Dihampirinya bunga merah maroon tersebut. Disentuhnya secara perlahan. Tak lupa diangkatnya, lalu dikecup dengan mesra. Dipandanginya dengan begitu lama. Sepertinya hatinya tertarik. Lalu, tiba-tiba aktivitasnya terhenti. Tatkala matanya tak sengaja melihat serumpun bunga berwarna-warni yang berada di sudut ruangan bercat ungu muda itu. Bunga2 yang melambai memanggilnya.

Ditinggalkannya si merah maroon sendiri. Dihampirinya rumpun bunga mekar indah yang menggoda. Bagaimana tidak menggoda? Karena ke enam bunga itu disusun sedemikian indahnya. Warna pelangi semarak menambah kecantikannya. Sehingga membutuhkan waktu lama bagi si pria muda tampan untuk memegang tiap-tiap kuntumnya. Hemmm.. wanginya, benar-benar memesona.

Pak Darben tersenyum. Dia mengetahui isi hati calon pembelinya. Begitu juga, seperti mengetahui isi hati si bunga yang ditinggalkan tuannya, segera dikemasnya merah maroon dengan sayang. Lalu diletakkan di tempat yang lebih tinggi. Karena menyadari sang tamu yang tak menginginkannya.

Ditengah kesibukannya, Pak Darben bertanya pada pria muda tampan.

“ Tuan, apakah anda berminat untuk memilikinya? Rimbun bunga-bunga itu tampak cantik dan memesona”

Hening. Tidak ada jawaban. Pak Darben mendongakkan kepalanya. Ternyata, si pria muda tampan itu sedang sibuk dengan smartphonenya. Membaca sebuah pesan yang berisi "Salam rindu".

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post