Alvonsus Glori A, S.Pd., Gr., M.Pd

Lahir di Kota MalangHobby : menulis dan membaca bermusik melukis hiking Profesional: 1. Penulis 2. Guru Bah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Alvonsus Glori A

Pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Dalam implementasi kurikulum merdeka (IKM) tersedia kegiatan aktivitas siswa berbasis projek (Project Based Learning) yang disebut sebagai Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan pendekatan holistik integratif. Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan projek pengembangan (kokurikuler) karakter pelajar Indonesia agar mereka mampu menjadi agen pelajar yang menghidupi nilai-nilai Pancasila. Menjadi agen Pelajar Pancasila, merupakan main purposed dari pelaksanaan P5 di dalam Kurikulum Merdeka khususnya kelas 1 dan 4 pada jenjang Sekolah Dasar. Main purposed tersebut dapat tercapai manakala aktivitas kegiatan projek lebih mengedepankan learning proses dibandingkan hasil. Oleh sebab itu kerangka dasar utama ini menjadi sebuah alasan bahwa, mengapa pelaksanaan P5 (Kurikulum Merdeka) harus berbasis pada cara berpikir bertumbuh (growth mindset) bukan cara berpikir tetap (fixed mindset). Dari praktik baik pelaksanaan P5 di kelas IV SDK Sang Timur Pasuruan, terdapat tiga hal yang sangat esensial dan mendasar yang harus dipahami secara utuh dan tentu saja keberadaannya harus dipraktikkan oleh guru di dalam pembelajaran dengan intervensi dan arahan kebijakan kepala sekolah sebagai pembimbing projek. Tiga hal pokok tersebut yaitu: 1. Tahapan Projek 2. Partsipatif Siswa 3. Refleksi Ketiga hal esensial tersebut harus dipraktikkan dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan cara berpikir tumbuh (growth mindset) yaitu cara berpikir kritis (critical thinking) yang mengedepankan proses pembelajaran daripada berorientasi pada hasil akhir pembelajaran.

Tahapan Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Dalam tahap pelaksanaan P5 kepala satuan pendidikan harus memahami kerangka dasar dan alur Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Ketika kepala sekolah memahami P5 maka ia bisa mendampingi para guru untuk menjadi pembimbing P5. Selain itu, terbentuknya Tim P5 sekolah akan memudahkan koordinasi teknis dalam pelaksanaannya dengan demikian semua kepentingan dapat diakomodir dengan baik karena tersedianya sistem pengelolaan yang baik. P5 sebagai aktivitas kokurikuler yang mengembangkan karakter peserta didik maka alur pelaksanaannya harus diikuti oleh semua warga sekolah. Alur P5 merupakan cermin alur proses reguler yang berlangsung secara berulang dan terus menerus. Di dalam proses itulah terjadi pengolahan dan pembentukan karakter. Terdapat empat alur yang merupakan tahap pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 1. Tahap Pengenalan 2. Tahap Kontekstualisasi 3. Tahap Aksi 4. Tahap Refleksi- Tindak Lanjut Detail aktivitas setiap tahap dijelaskan di dalam modul projek yang disusun oleh pembimbing/fasilitator, bisa juga melalui tim pengembang P5. Ketika pembimbing/fasilitator tidak membuat modul projek akan memiliki hambatan yang besar sehingga mengakibatkan munculnya masalah baru atau lebih parah lagi bila guru yang bersangkutan tidak punya modul ajar, yang terjadi adalah P5 tidak dapat terlaksana karena tidak adanya kesesuaian dengan alur yang seharusnya. Aktivitas setiap alur kegiatan menggambarkan proses pembentukan karakter peserta didik. Sebagai contoh pembimbingan projek dengan topik "Akulturasi Budaya Simbol Pluralisme di Kota Pasuruan " dimana topik tersebut diturunkan dari tema Bhinneka Tunggal Ika. Pada tahap kontekstualisasi peserta didik melakukan eksplorasi opini dan praktik di dalam masyarakat terkait dengan Akulturasi dan pluralisme di lingkungan warga sekolah, selanjutnya bisa dikembangkan dengan mengintegrasikan kearifan lokal kota Pasuruan juga perbedaan respon di area publik apakah masih dijumpai kendala dalam akulturasi budaya dalam membangun keharmonisan pluralisme. Peserta didik melakukan observasi di beberapa area publik misalnya : Alon alon kota Pasuruan, Gereja Antonius Padua, Masid Agung, Gedung P3GI, Harmonie, Pelabuhan. Apa yang mereka temukan pada saat observasi kemudian data dan informasi yang mereka peroleh tersebut bisa didiskusikan di dalam forum kelompok (FGD) Focused Group Discussion. Setelah mereka mendiskusikan hasil observasi, mereka memutuskan untuk melanjutkan pendalaman data dan informasi hasil temuan melalui kegiatan wawancara. Dengan ragam bentuk dan model pertanyaan yang telah disiapkan, peserta didik dalam masing-masing kelompoknya bisa melakukan wawancara kepada pengelola setiap tempat tersebut. Agar data dan informasi yang diperoleh bisa valid maka setiap rumusan pertanyaan wawancara telah mereka diskusikan terlebih dahulu agar mereka fokus pada data yang ingin digali. Proses mereka menentukan indikator dan instrumen wawancara menghidupi dimensi/elemen/sub elemen yang telah ditentukan di dalam modul projek. Pada kegiatan projek yang saya lakukan di kelas IV SDK Sang Timur Pasuruan bahwa salah satu elemen yang dihidupi adalah berkebinekaan global. Dimensi ini punya 4 elemen yang terdiri dari 11 sub elemen. Sesuai dengan panduan pelaksanaan P5, satuan pendidikan disarankan menghidupi 2-3 dimensi. Dari masing-masing dimensi bisa diambil 2-3 elemen/sub elemen. Salah satu elemen yang kami hidupi di SDK Sang Timur Pasuruan adalah menumbuhkan rasa menghormati, berani mengapresiasi karya, mampu bekerja sama, menjunjung sportivitas dan kemandirian, mampu mengelola kegiatan dalam tim atau skala kecil dengan kelompok terhadap keberagaman budaya. Pada saat wawancara, peserta didk menjadikan sub​ ​elemen ini sebagai bagian untuk menghargai pendapat orang lain, dalam hal ini pendapat dan atau kebijakan praktik yang sedang diteliti. Saya sebagai koordinator penelitian dan pengembangan melihat antusiasme peserta didik dalam menjalankan proses ini sangat tinggi. Mereka memperoleh bukan hanya data yang mereka cari tetapi pengalaman bermakna bagaimana menggali informasi dari narasumber. Mereka telah mencapai level kognitif yang sangat tinggi yaitu ( Higher Order Thinking Skill) HOTS dengan belajar kritis sekaligus rendah hati dan teliti. Ini karakter lain yang sering tidak tertulis di dalam modul projek. Karena itu, pelaksanaan P5 ini kaya akan pengembangan diri dan karakter jika dilaksanakan berbasis pada cara berpikir proses.

Pelibatan Peserta Didik Pelibatan peserta didik pada proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas, baik itu kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan kokurikuler seperti P5 adalah karakteristik Kurikulum Merdeka. Semakin besar keterikatan dan keterlibatan kepada peserta didik adalah praktik baik bagaimana desain guru dalam merancang pembelajaran yang berbasis aktivitas kegiatan siswa. Ini merupakan sebuah bentuk penghargaan terhadap martabat kemanusiaan anak anak sebagai pribadi yang unik untuk terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Hal ini searah, sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa pendidikan harus membuat manusia (pendidik dan peserta didik) berkembang menjadi manusia yang semakin manusiawi. Pelaksanaan P5 dari alur tahap pertama sampai tahap akhir yaitu refleksi melibatkan peserta didik secara optimal. Ini yang menjadi salah satu alasan kenapa para peserta didik antusias dan senang melaksanakan P5. Dari pengamatan dan pencatatan yang penulis sebagai koordinator Kurikulum dan Pusat Penelitian dan pengembangan sumber daya sekolah sehingga iklim yang terbentuk tersebut membentuk ekosistem sekolah yang baik, unggul, berkompeten, mampu bersaing dalam kualitas lulusan. Melalui kegiatan P5 peserta didik lebih bertanggung jawab atas aktivitas yang mereka laksanakan. Sebagai eksekutor program saya juga masih menjumpai setiap peserta projek memikiki peran dan tanggung jawab, mereka dengan senang hati melaksanakan apa yang telah mereka putuskan dalam kelompok. Hal tersebut dijumpai ketika mereka membagi tugas untuk melakukan interview / wawancara maka keduanya melaksanakan sesuai dengan keputusan. Peserta didik merasa senang dan gembira dengan aktivitas belajar mereka. Ini penting dalam proses projek. Ketika mereka merasa senang maka mereka akan melaksanakan dengan sungguh-sungguh karena termotivasi. Mereka akan mengeluarkan semua energi untuk mencapai hasil terbaik. Sebagai guru kelas IV yang tahun ini melaksanakan implementasi kurikulum merdeka (IKM), saya menemukan aktivitas tersebut ketika mereka berusaha mendapatkan nilai terbaik dari pelaksanaan P5. Sebagaimana di dalam panduan projek, asesmen di dalam projek dilaksanakan berdasarkan instrumen dan indikator yang dibicarakan bersama antara pembimbing dengan peserta projek. Inilah alasan kenapa mereka sangat antusias dan berusaha mengeluarkan seluruh energi untuk meraih hasil maksimal. Mengasah daya kritis peserta didik. Kompetensi ini diasah secara maksimal dalam proses pelibatan peserta didik dari sejak awal perancangan projek, pelaksanaan dan evaluasi. Saya sangat yakin bahwa masih terdapat banyak dampak perubahan positif dari pelibatan maksimal peserta didik ketika pelaksanaan P5. Dan saya meyakini apabila kita mampu melibatkan peserta didik secara maksimal maka pembentukan karakter akan terjadi melalui proses, dan pembimbing akan dimudahkan dalam berbagai aktivitas projek. Dengan demikian, pelaksanaan P5 akan berjalan sesuai dengan target dan capaian yang telah ditetapkan.

Refleksi Projek Refleksi adalah sebuah cara yang ditempuh untuk melihat kembali proses yang telah terjadi secara holistik. Refleksi menjadi bagian yang sangat penting baik untuk pembimbing maupun untuk peserta didik dan untuk satuan pendidikan. Melalui refleksi peserta didik dan pendidik akan memperoleh data dan ragam informasi yang menjadi kekuatan (aset) dan apa yang masih menjadi kelemahan dalam melaksanakan projek. Di dalam refleksi ini, fokus kita pertama-tama pada proses atau tahapan yang kita laksanakan. Dari refleksi inilah kita akan memperbaiki proses kinerja yang belum maksimal karena disana terdapat banyak konsep pengetahuan yang akan terbangun (scaffolding), Refleksi bisa dilakukan oleh setiap peserta projek secara individual, atau antar beberapa peserta dan atau dengan pembimbing. Kita bisa menggunakan contoh lembar refleksi yang ada di dalam buku panduan pelaksanaan P5. Refleksi bisa dilakukan di tengah proses pelaksanaan dan juga bisa dilakukan pada akhir projek. Pada tengah proses projek, refleksi akan memberi manfaat untuk perbaikan tahap berikutnya atau mendalami aktivitas tertentu sehingga yang mereka dapatkan menjadi lebih komprehensif. Sedangkan refleksi yang dilakukan pada akhir projek memberi petunjuk untuk melakukan tindak lanjut kegiatan yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Misalnya tindaklanjutnya adalah kolaborasi dengan mitra professional lainnya, bisa lembaga atau instansi, UMKM atau dunia industri dan juga lembaga pendidikan tinggi.

Penutup Tiga hal penting terkait pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 1. Projek ini bukan projek abal abal melainkan projek yang membangun karakter pelajar kita. Karena itu penting bagi kita memahami alur aktivitas projek sesuai dengan panduan yang sudah diberikan oleh Kemendikbudristek. Dengan mengikuti panduan tersebut kita telah melaksanakan P5 sebagai proses pembentukan karakter. Jangan terjebak untuk mendapatkan hasil. Hasil memang penting tetapi lebih daripada itu, proses lebih utama. 2. Libatkan peserta didik secara maksimal dalam setiap tahap projek. Merekalah yang melaksanakan projek. Merekalah subjek dari pelaksanaan projek. Dengan melibatkan mereka secara optimal kita telah memberi ruang berkembang menjadi pribadi yang semakin bertanggung jawab dan memanusiakan mereka. 3. Jadikan refleksi sebagai pembiasaan atas setiap aktivitas yang kita lakukan baik itu projek maupun pembelajaran intrakurikuler. Refleksi bukan hanya memberi petunjuk kepada kita mengenai kekuatan dan kelemahan kita, dan tindak lanjut apa yang harus kita lakukan. Refleksi juga menandakan bahwa kita adalah makhluk mulia, karena semua berawal dari sebuah masalah yang harus dipecahkan (problem solving) dan sebagai penguat Tan malaka mengatakan terbentur, terbentur, terbentuk. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memang hal baru di dunia pendidikan kita karena memang pola selama ini konvensional dan teacher centered. Disinilah kita harus yakin bahwa tidak ada hal yang tidak bisa dipelajari jika kita melaksanakan dengan sungguh-sungguh. Yang lebih penting, lakukan yang terbaik untuk bangsa dengan segala jerih payah kemampuan yang kita miliki ini jangan bertanya apa yang negara berikan kepada kita, tetapi berikan apa yang bisa kita perbuat untuk negara ini (John F. Kennedy). Salam inspiratif

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Trimakasih...

17 May
Balas



search

New Post