Alvonsus Glori A, S.Pd., Gr., M.Pd

Lahir di Kota MalangHobby : menulis dan membaca bermusik melukis hiking Profesional: 1. Penulis 2. Guru Bah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penerapan Problem Based Learning (PBL) Pada Kurikulum Merdeka
Alvonsus Glori

Penerapan Problem Based Learning (PBL) Pada Kurikulum Merdeka

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran aktif dan berpusat pada siswa, sangat cocok dipadukan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model PBL ini menjadikan permasalahan nyata sebagai inti proses belajar mengajar. Siswa tidak lagi hanya menerima informasi secara pasif, namun didorong untuk aktif mencari solusi atas permasalahan tersebut.

Mengapa PBL Cocok untuk Kurikulum Merdeka?

Mendorong Kemandirian Belajar: Kurikulum Merdeka menekankan Profil Pelajar Pancasila yang salah satunya adalah bernalar kritis dan mampu memecahkan masalah. PBL melatih siswa untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, dan menemukan solusi secara mandiri. Pembelajaran Berbasis Proyek: Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran berbasis projek yang melibatkan investigasi dan pemecahan masalah. PBL sejalan dengan hal tersebut, di mana siswa akan terlibat dalam proses investigasi untuk memahami dan memecahkan permasalahan. Penguasaan Kompetensi secara Holistik: PBL tidak hanya berfokus pada penguasaan konten, tetapi juga melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi, komunikasi, dan kolaborasi. Ini selaras dengan tujuan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka yang menekankan pengembangan berbagai kompetensi siswa.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran PBL

Model PBL memiliki beberapa tahap yang bisa diterapkan guru dalam Kurikulum Merdeka:

Orientasi Peserta Didik pada Masalah: Guru mengenalkan permasalahan yang akan dipelajari siswa. Permasalahan ini bisa relevan dengan kehidupan sehari-hari atau terkait dengan tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar: Guru membantu siswa memahami permasalahan dan menentukan tujuan pembelajaran. Siswa kemudian dibagi ke dalam kelompok untuk berdiskusi dan merencanakan investigasi. Membimbing Penyelidikan Mandiri/Kelompok: Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mencari informasi, melakukan eksperimen, dan menganalisis data. Siswa didorong untuk menggunakan berbagai sumber belajar dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil: Siswa didorong untuk mempresentasikan hasil investigasi mereka kepada teman sekelas atau audiens yang lebih luas. Presentasi ini bisa berupa laporan tertulis, presentasi lisan, atau demonstrasi. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah: Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap proses pemecahan masalah. Hal ini penting untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta untuk pembelajaran di masa depan.

Contoh PBL dalam Kurikulum Merdeka

Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Kearifan Lokal. Masalah yang diangkat: Sampah plastik menjadi permasalahan lingkungan di desa kami. Siswa mencari informasi tentang dampak sampah plastik, menggali kearifan lokal dalam pengelolaan sampah, dan merancang solusi untuk mengurangi sampah plastik di desa. Mata Pelajaran IPAS: Siswa dihadapkan pada permasalahan tanaman yang layu di musim kemarau. Mereka melakukan investigasi untuk memahami penyebab tanaman layu, mencari informasi tentang cara mengatasi tanaman layu, dan mempresentasikan hasil temuan mereka.

Dengan menerapkan model PBL dalam Kurikulum Merdeka, guru dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, bermakna, dan berpusat pada siswa. Siswa tidak hanya akan menguasai konten pembelajaran, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi, dan kolaborasi yang dibutuhkan untuk masa depan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post