Alvonsus Glori A, S.Pd., Gr., M.Pd

Lahir di Kota MalangHobby : menulis dan membaca bermusik melukis hiking Profesional: 1. Penulis 2. Guru Bah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perspektif Koperasi Generasi Z

Perspektif Koperasi Generasi Z

Koperasi berfungsi sebagai lembaga ekonomi untuk mensejahterakan ekonomi anggotanya dan juga sebagai lembaga sosial yang harus berkontribusi terhadap pembangunan lingkungannya (cooperative double nature).

Peran anggota sangat dominan dalam organisasi koperasi, sebagai pemilik harus berkontribusi terhadap modal, pengambil keputusan dan pengendali organisasi melalui rapat anggota. Sebagai pengguna harus memanfaatkan pelayanan yang dihasilkan oleh koperasinya.

Anggota sebagai ‘pengguna’ harus menjadi tekanan, karena anggota tidak cukup hanya berkontribusi modal tetapi harus disertai dengan fungsi yang lain, yakni sebagai pengguna sekaligus sebagai pemilik, pengendali dan penerima manfaat berkoperasi.

Dari, oleh dan untuk anggota menjadi jargon yang bermakna bahwa koperasi didirikan dari ide anggota, dikelola oleh anggota, dan manfaatnya untuk anggota.

Dengan demikian keberhasilan koperasi tidak hanya tergantung pada profesionalisme pengelola tetapi juga sangat tergantung pada partisipasi anggota baik sebagai pemilik maupun sebagai pengguna.

Dengan kombinasi matrik profesionalisme pengelola tinggi atau rendah dan partisipasi anggota tinggi atau rendah, akan terbangun koperasi pada kondisi: (1) Koperasi berkembang cepat sebagai koperasi yang diharapkan bila koperasi dikelola oleh pengelola dengan profesionalisme tinggi didukung dengan partisipasi anggota yang tinggi, (2) Koperasi hanya akan berjalan usahanya tetapi tidak melibatkan anggota, bila hanya didukung dengan pengelola yang profesional, (3) koperasi berjalan di tempat, bila tidak memiliki pengelola yang profesional dan (4) koperasi tinggal menunggu nama saja, bila pengelola tidak profesional dan anggota tidak aktif berpartisipasi.

Komitmen yang dibangun adalah bahwa seluruh Anggota koperasi merupakan satu keluarga besar yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu ingin memajukan kesejahteraan ekonomi bersama.

Tujuan ini akan dapat dicapai apabila setiap Anggota koperasi bersedia melakukan karya nyata dan menyumbangkan jasanya (partisipasi) kepada koperasi. Partisipasi anggota koperasi sangatlah penting untuk mendorong pengelolaan koperasi yang profesional, berkelanjutan, dan mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan (adaptif). Penelitian McKillop et al., ( 2020) menyebutkan bahwa koperasi tidak hanya memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang mengalami turbulensi selama krisis, tetapi juga mampu bersaing dengan usaha dengan tetap menomorsatukan kepentingan anggota.

Peran anggota koperasi menjadi sentral dalam pengembangan koperasi, salah satu indikasi dari peran penting ini dapat dilihat dari setiap definisi koperasi selalu menyebutkan kedudukan anggota demikian juga dalam prinsip koperasi sebagai the rule of the thumb nya bisnis koperasi, yang pertama disebutkan adalah masalah keanggotaan.

Dewasa ini koperasi mendapat tantangan berupa disrupsi pada berbagai bidang, mulai dari globalisasi, teknologi informasi, revolusi industri, dan perubahan mindset generasi muda yang masuk kategori generasi Z (kelahiran tahun 1995 – 2010), menurut McKinsey & Company dalam laporannya tahun 2018 yang bertajuk “ True Gen: Generation Z and Its Implementation for companies”, Gen Z memiliki context, behavior dan consumption yang berbeda, dengan generasi millenial (kelahiran tahun 1980 – 1994), Generasi X (kelahiran tahun 1960 – 1979) dan generasi Baby Boomer (kelahiran tahun 1940 – 1959).

Hasil studi lain yang dilakukan oleh Google (2021) menyebutkan bahwa terdapat perbedaan sangat signifikan antara Gen Z dan Millenial berkaitan dengan self-image, tech usage, communication dan brand expectation. Hasil studi ini juga menyebutkan bahwa Gen Z bukanlah Millenial, tetapi mereka adalah kelompok tersendiri dengan karakter yang unik.

Tantangan lain adalah, ada kesan dengan berkoperasi itu jadul (bahasa gaul anak muda sekarang), kebanyakan koperasi dengan pengelola Gen X bahkan Gen Baby Boomer, kemudian bisnis yang dikelola tidak pernah berubah, simpan pinjam, toko, jasa tertentu, masih jarang yang berbisnis dalam bidang manufakturing yang dapat menghasilkan value added yang tinggi, teknologi masih digunakan secara terbatas, pemasaran produk/jasa yang dihasilkan masih dilakukan secara konvensional. Kemudian tantangan baru yang berkembang 2 tahun terakhir, dengan merebaknya Covid-19, hampir semua perilaku dan aktivitas masyarakat berubah, semua aktivitas dilakukan dari rumah (home based Activities), mulai dari bekerja, pendidikan, pelayanan kesehatan, hiburan, pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari.

Koperasi sebagai organisasi ekonomi dan sekaligus sebagai lembaga sosial yang diharapkan menjadi soko guru perekonomian nasional, perlu merekonstruksi keanggotaan koperasi yang diarahkan kepada terutama Gen Z.

Gen Z merupakan generasi yang lahir setelah era generasi milenial, Gen Z adalah peralihan dari generasi millennial dengan teknologi-teknologi yang makin berkembang. Gen Z memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi lain. Dalam K- JTP: Vol. 06, No.01, dijelaskan bahwa Gen Z memiliki karakter yang menggemari teknologi, fleksibel, lebih cerdas, dan toleran pada perbedaan budaya. Generasi ini juga terhubung secara global dan berjejaring di dunia virtual. Singkatnya Gen Z adalah generasi yang tumbuh dengan teknologi, internet, dan media sosial. Gen Z memiliki kepercayaan yang tinggi, mereka juga memiliki sikap optimis dalam berbagai hal. Mental positif yang seperti ini memang hal yang utama dalam hidup, yaitu bisa melihat permasalahan dari segi positif.

Bagaimana koperasi beradaptasi dengan Gen Z?Keberhasilan pembangunan koperasi saat ini perlu direkonstruksi dengan beradaptasi, paling tidak mulai untuk beradaptasi dengan perubahan Gen Z ini, mereka yang akan mengawal regenerasi para pelaku mulai anggota, pengurus, pengawas, pengelola, pembina dan para pengajar ilmu perkoperasian mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Keanggotaan koperasi perlu direkonstruksi agar dapat menarik bagi Gen Z. Mulai memperhatikan, berminat, menarik untuk terlibat dimulai dari menjadi anggota dan anggota aktif, menjadi pengelola, menjadi pengembang koperasi yang mampu menjadi solusi dalam perekonomian nasional yang berkeadilan. Dengan kata lain diperlukan munculnya wira usaha koperasi (coop preneur) baru.

Manusia paling adaptif terhadap segala macam perubahan, demikian dalil yang sering kita dengar, terlebih generasi yang kehidupannya tumbuh dengan teknologi, internet, dan media sosial.

Maka bila koperasi ingin memanfaatkan peran Gen Z, mulai saat ini, pengelola koperasi harus merubah mindset atau segera beradaptasi dengan konteks, perilaku dan kebutuhan Gen Z.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post