Dobrak Diri
Sungai itu keruh airnya.Banyak paralon buangan limbah rumah tangga di sisi kanan kirinya. Baunya juga badeg. Tidak terlalu dalam memang, paling dalam seukuran dada orang dewasa. Namun sekitar seratus meter ke arah hulu terdapat curug yang cukup dalam. Cukup untuk menenggelamkan satu regu kami yang terdiri 15 orang. Perlahan regu kami masuk ke sungai yang berada di belakang kampus UPI itu. Ada perasaan campur aduk saat sepatu PDL saya mulai basah terkena air keruh sungai Ciratas. Ingin sekali menutup hidung tetapi pelatih selalu mengingatkan untuk mengerjakan sesuatu sesuai instruksi pelatih. "Segera..Segera.." pelatih mengingatkan regu kami yang terlihat ragu-ragu. "Buat barisan berangkat, urut ketinggian". Regu kami pun menjalankan instruksi pelatih. Sesaat kemudian kami diperintahkan jongkok. Celana dan kaos lapangan kami basah kuyup oleh air sungai comberan itu. "Tetap pada posisi jongkok, macam-macam kalian ya! Dengarkan instruksi, nggak usah ragu dan cekikikan",kembali pelatih membentak kami.
Ya, minggu pagi itu lain dari hari biasanya. Kami menjalankan sesi latihan DOBRAK DIRI bersama 350 peserta lainnya. Pertemuan pekan ke-9 SSG DT kali ini memang menguji batas-batas ketakutan kami. Ketakutan yang menjadi penghalang berbuat sesuatu untuk selangkah lebih maju. Bukankah setiap orang punya ketakutannya sendiri sendiri. Ada orang yang phobia dengan ular, phobia kegelapan, phobia air, phobia diketawakan orang mungkin, bahkan ada seorang suami yang phobia dengan istrinya. Ikatan Suami Takut Istri. Seperti dialami temanku yang bernama Pras. He..he..he..
Kembali ke sungai yang badeg itu. Badan saya sudah mulai menggigil. Tiba tiba pelatih memberi instruksi untuk saya,"He.. kamu gundul, ucapkan tekad kehormatan DT cepat". Agak gugup saya mengucapkan satu persatu tekad kehormatan DT yang ada lima point itu. Awal masuk SSG kami memang diminta pelatih untuk mencatat dan menghafalkan tekad kehormatan DT. Namun hingga pekan ke-9 ini saya masih belum terlalu hafal. Mungkin karena kesibukan saya mengerjakan tugas-tugas kampus. Kadang sudah hafal, tapi dihadapan pelatih lupa lagi. Apalagi ditambah instruksi pelatih yang membentak bentak, hilangkan hafalan saya. Terbukti. Saat menyebutkan point tekad ke-3 ada satu kata yang terlewat. "Kepala masuk ke air, semuanya cepat". Regu kami mendapat hukuman nyilem di aliran sungai yang kotor dan bau itu. Hampir semuanya bercampur di aliran sungai itu. Ada air bekas cucian piring, air dari selokan, air dari kolam, sampah plastik, bahkan saya menebak ada air buangan dari WC penduduk di sepanjang aliran sungai itu. Karena sesekali saya melihat ada benda kuning yang mengapung mengalir di arus sungai itu. Ya semuanya bercampur dan pelatih sengaja menguji kami untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan kuat. (Penulis adalah peserta SAGU SABU Banjarnegara Jawa Tengah). Selanjutnya....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen
Makasih bu, baru pendahuluan..
Kegiatan nyantri akhir pekan di pondok Aa Gym bu, semi militer.. mengisi waktu luang kuliah. He..
Kegiatan nyantri akhir pekan di pondok Aa Gym bu, semi militer.. mengisi waktu luang kuliah. He..
Heehe...paling lucu "Hei kamu gundul...." wkwkwk....cerita ospek S2 ya Pak Amar...sukses deh...