Bahwa di dunia ini masih banyak orang baik itu bukan hal yang mustahil sepanjang kita mempercayainya. Dan saya salah satu orang yang percaya bahwa apabila kita selalu berbuat baik maka kebaikan akan kembali kepada kita. 

Malam Tahun Baru yang baru saja berlalu diwarnai drama yang luar biasa tragis bagi saya. Bagaimana tidak, para calon tamu saya tidak kunjung tiba seperti yang dijanjikan. 

Pesan di WhatsApp yang saya terima menyatakan bahwa mereka mendapat giliran terbang pada pukul dua-an dini hari. Maklumlah mungkin karena malam pergantian tahun. 

Saya pun menyempatkan diri untuk mencari informasi penerbangan dari layanan internet dengan mesin pencari google. Dari sekian daftar penerbangan komersil terdapat 921 penerbangan dari Bandara internasional Sukarno Hatta. 

Penerbangan komersil lebih didahulukan dibandingkan dengan penerbangan dengan pesawat pribadi. Waktu itu saya dikabari bahwa Koh Alex bakal menerbangkan pesawat selepas Subuh. Menurut hitungan saya sekitar jam 7 mereka sudah mendarat di Ahmad Yani. 

Saya yang kepayahan menunggu mereka hingga tengah malam pun bangun kesiangan.  Segera saya raih telpon seluler yang tergeletak di atas meja dan tidak satu pesan pun saya dapati. Saya melirik jam di layar telepon seluler saya. Sudah jam tujuh lewat empat puluh. Hmmm ada apa.

Para calon tamu saya kirimi pesan baik di WhatsApp maupun di hang out. Berjam-jam tidak ada jawaban yang saya cari. Nur mantan murid saya tidak menjawab meski pesan saya ditandai contreng 2 berwarna biru yang berarti pesan saya sudah dibaca. Pesan ke Mas Di juga belum dijawab. Shane yang kukirim ikon orang meneropong sejurus kemudian menjawab bahwa bapak Louis tidak bisa bernafas sejak jam 2 pagi dan saya diminta menunggu kabar berikutnya. 

Mas Di pun saya pesan untuk segera membawa bapak Louis ke Rumah Sakit. Baru setelah itu Mas Di yang merupakan sekuriti di kantor Kedubes mengabari bahwa telepon seluler Nur hilang di bandara.

#right here waiting for you