7

#TantanganGurusiana

#Harike-7

Aku, Kamu, dan Masalah Bagian 2

Whatsapp bernomor +44 itu menyapaku di pagi hari. Aku menerawang. Kode negara mana. Sekejap aku teringat apa ini suami dari muridku itu. Aku harus manggil murid atau mantan murid sih sebenarnya. Iya dia muridku waktu di SMA. Belasan tahun yang lalu.

Agak tersanjung juga. Diriku bagai melayang-layang di angkasa. Seolah-olah merasa menjadi guru yang gimana gitu hingga sang murid masih mau menyambangi.

Pernah delapan tahunan yang lalu kalau aku tidak salah. Dia mendatangiku ke sekolah. Aku tak begitu ingat hal apa yang hendak dia lakukan yang jelas dia mencariku. Lalu dia tunjukkan video-video yang tak lain adalah penampilannya saat menjadi penari latar. Tak tanggung-tanggung, bersama kelompoknya dia menjadi penari latarnya Sang Diva dari negeri jiran. Idolaku juga.

_Betapa kucinta padamu katakanlah kau cinta padaku._

_Sematkanlahku di hatimu walau di mana berada ingatku dalam doamu_

Itu sebait lagu yang sangat aku suka. Si cantik jelita yang anggun tiada tara -Siti Nur Haliza yang kini menjadi istri dari Datuk Muhammad Khalid Jiwa. Si anak pendiam itu bisa menjadi penari?

Jujur dengan anak pendiam aku tidak memiliki keterikatan memori. Saking pendiamnya dia tak pernah sekadar mengajakku ngobrol atau bertanya tentang pelajaranku. Dia pun tak pernah menunjukkan dirinya sebagai murid yang bisa dan luar biasa. _Just standard_ begitu mungkin ungkapan yang pas untuknya. Tidak ada yang menonjol dan mengendap di dendrit otakku. Itu masalahnya. Dan aku tidak tahu bila dia punya keahlian menari.

Hanya satu yang kuingat. Namanya yang sangat panjang dan berbeda dari yang lain. Bayangkan nama satu orang bisa dipakai untuk memanggil lima orang.

Akibatnya aku tak pernah mengirimnya ke sesuatu lomba Bahasa Inggris. Namun dia masih mau bergabung dengan English Club yang aku asuh. Tetap. Dia tidak seperti teman-temannya. Banyak diam. Tetapi itulah hidup. _Everything is possible._

#bersambung