Amdai Yanti Siregar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan Kau tolak (lagi) Bukuku
Foto diambil dari Facebook MediaGuru

Jangan Kau tolak (lagi) Bukuku

Sebenarnya ketika orang-orang membanggakan buku karyanya pada Gebyar Literasi MediaGuru yang lalu (20 Mei 2017), aku mungkin salah satu guru penulis yang kurang beruntung. Mengapa? karena aku tak diizinkan mengikuti acara itu, karena belum mengikuti MediaGuru Writing Camp! Padahal, aku sudah daftar.

Saat itu aku sudah packing baju. Laptop, modem, kabel rol, semua sudah masuk koper. Tapi tiba-tiba perutku mules. Segera aku tuntaskan hajat. Tapi ternyata itu terus berulang setiap lima menit sekali. Waduh, gawat nih. Langsung saja aku kontak panitia. meminta pertimbangan. Aku disarankan menunda keberangkatanku kala itu. Aku hanya bisa mengikuti jalannya acara dari grup whatsApp. Ketika teman-teman mengumpulkan sinopsis, aku juga ikut mengumpulkan. tapi di sini yang membuatku kecewa. Aku tidak diizinkan ikut gebyar literasi MediaGuru. Padahal sku sudah punya tiga naskah buku!

Kekecewaanku menular. Aku jadi malas menulis di blok guru. Akhirnya aku turuti persyaratan itu: mengikuti MWC. Padahal aku juga sudah mengikuti kelas Editing. Tapi siapa yang bisa mengembalikan sang waktu? Ketika temanku menanyakan, apakah aku mau hadir ke acara Gebyar itu, dengan spontan aku bilang: Aku ada acara. Padahal aku sengaja memenuhi acara lain di tanggal yang sama, meminimalisir kekecewaan.

Setelah ikut MWC, dalam hitungan waktu, satu hari setelah penutupan acara itu, aku langsung mengirimkan manuskrip bukuku. Karena programnya Satu Guru Satu Buku (SAGUSABU), maka buku yang ku kirim hanya satu. Padahal aku memiliki 3 naskah buku yang siap naik cetak.

Sebenarnya aku bukan orang baru di dunia perbukuan. Dahulu sebelum jadi guru, aku sudah punya penerbitan sendiri. Namanya Risalah Badai. Sudah menerbitkan empat judul buku. Semuanya puisi. Penyairnya perempuan. Entah mengapa aku senang menerbitkan buku antologi puisi penyair perempuan. Padahal itu proyek merugi. Hampir setiap penerbit mayor menolak naskah antologi puisi, karena tahu tidak akan menguntungkan jika dicetak. Kecuali mau 'kerjasama'. Penulisnya bayar sekian. Tetapi nyetaknya harus banyak. Karena ada toko buku yang menyaratkan jumlah yang banyak, dengan meminta keuntungan dari harga buku yang mencekik leher!

Sekarang aku mau menerbitkan hasil karyaku sendiri. Kan nggak lucu rasanya, bila menerbitkan buku sendiri dengan penerbit sendiri. Makanya, ketika aku mendengar Sagusabu, aku langsung senang. Nah ini yang aku tunggu-tunggu. Tetapi aku sempat salah alamat juga. Aku pikir sama, ternyata berbeda. Sudah terlanjur daftar. namanya mirip, sama-sama jualan SAGU. Tapi mutu berbeda.

Akhirnya, aku semangat menulis lagi di Gurusiana. Supaya nggak malas nulis lagi, aku pasang GOAL, menyaingi Leck Murman! Siapa tahu kesampaian. Tapi ternyata, teman-teman di sekelilingku ingin juga seperti Pak Leck ya....Ayo kita berlomba...teman-teman jadi kelinci. Aku kura-kura saja....hahahahaha. Selamat menunaikan ibadah puasa dan ibadah lainnya....Wassalam!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ayo, bu Amdai pasti bisa. Tgl 1 Juni akan dimulai pemeringkatan baru lagi. Saatnya bu Amdai membikin tulisan yang cetar membahana. Cukuplah pakleck di belakang saja

31 May
Balas

Nantangin yaaa???

29 May
Balas

Nggak berani Budhe...hiks..hiks..hiks...

30 May
Balas

Aku emoh ah, nanti dikira nantangin Budhe Isti lagi....

02 Jun
Balas



search

New Post