Amdai Yanti Siregar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengenang K.H. Muchtar Al Hussien lewat

Mengenang K.H. Muchtar Al Hussien lewat "Syair Pulang Pualam"

Siapa yang tidak mengenal nama besar W.S. Rendra? atau kelompok musik Kantata Takwa? Namun, apakah anda mengenal tokoh dibalik kesuksesannya?. Muchtar Al Hussien, dikenal sebagai guru Spiritual W.S. rendra, dan syair Karya K.H. Muchtar Al Hussien dinyanyikan oleh kelompok musik Kantata Takwa. Tak banyak yang mengenal Almarhum, namun sebagian karya K.H. Muchtar Al Hussien telah dibukukan dalam "Syair Pulang Pualam" yang akan dilauncing pada tahun 2017. Salah satu karya K.H. Muchtar Al Hussien yang berjudul "Gelas Pualam" adalah sebagai berikut:

GELAS PUALAM

Dalam gelas raja mistik telah tersimpul segala cahaya dunia.

Masa lalu, masa sekarang, masa esok, semua sejarah bumi dan

Manusia peran para prajurit ( sebagaimana dulu kasus Gelas DeGraal )

adalah untuk memeiliki gelas yang misterius tersebut bukan hanya dengan tenaga

mereka sebagai prajurit akan tetapi dengan Iman dan kesucian hati mereka

Rezbehan dari Shiraz mengatakan hal ini sebagai berikut :

Untuk mencari gelas dari Jamschid aku telah mengelilingi dunia,

Aku tak pernah beristirahat disiang hari, tak pernah tidur dimalam hari.

Akan tetapi ketika aku mendengar dari guruku tentang sifat-sifat gelasnya Jamschid.

Gelas yang mengandung dunia, aku temukan dalam diri

Selama bertahun-tahun hatiku

Menginginkan Gelas Jamschid. Tetapi hatiku sendiri mengandung

apa yang dicari-carinya ditempat lain”

Coba perhatikan bagaimana Almarhum menggambarkan suasana Nabi Muhammad di Gua Hira, dalam puisi berikut ini:

HIRA

Di Puncak gunung Hira

Sebelah Utara Mekkah

Sejauh dua parsakh

Terletak sebuah Goa

Yang berpintukan laba-laba

Dan dijaga oleh burung merpati

Yang sedang bertelur

Adalah tempat bertahannuf

Seoarang manusia pencari kebenaran

Dengan bertahannuf didalamnya

Keinsyafan merpati yang menendangkan air kehidupan

Kini melagukan rumah yang rapuh

Dengan baju keimanan yang melingkar dilehernya

Agar dapat menaburkan disekitarnya

Tujuh pinggan

Nyanyiannya mengundang

Burung-burung dibelahan semesta

Datanglah si Pingky Kencana

Dengan membawa hatinya yang gembira

Yang gairah bagaikan api

Untuk membakar habis keterikatan dunia

Agar mengenal kerahasiaan Tuhan

Menyusul burung yang lain

Seperti si Ekor Goyang

Yang bagikan Musa telah melihat api

Dari jauh di Bukit Tursina

Mengangkatkan kepalanya

Lalu mengumandangkan serulingnya

Tanpa kata, tanpa lidah, tanpa suara

Menggaungkan pengetahuan yang benar tentang Tuhan

Yang mau memahaminyapun

Tanpa pikiran dan tanpa telinga

Rajawalipun tiba ditempat merpati

Setelah mendurhaka pada tuannya

Bagaikan seorang prajurit Ia terbang

Dengan menundukan kepala

Dan dengan waspada membawa diri

Oleh karena itu, Ia jauh dari yang lain

Dalam rangka membebaskan diri dari semesta dunia

Kini dan nanti, Ia berada ditangan Zulqurnaen

Dari taman berpintu delapan

Merak Kencanapun hinggap di Goa Hira

Ditempat merpati berpintu laba-laba

Ingin mereguk air kehidupan

Dan menjaga tujuh pinggan mutiara

Merak Kencana dengan bulu-bulunya yang seratus

Bagaimana mesti terperikan ?

Seratusn ribu warna itu

Ia memperagakan dirinya

Berputar-putar, kesana-kesini

Bagaikan pengantin

Si Burung Merak adalah pelukis dunia raya ini, berkata

“ Diriku terbentuk dengan mempergunakan kuas jin ditangannya.

Meskipun begitu, aku ini Jibril diantara burung-burung yang

lain. Nasibku tak layak di irikan. Aku beramah-ramahan dengan

ular di syurga dunia ini, dengan sebab itu, Aku terusir

menjadi hina. Mereka melepaskan aku dari kedudukan yang

dipercayakan kepadaku. Mereka yang mempercayai diriku itu. Dan

kaki menjadi penjaraku. Namun aku selalu berharap agar ada

petunjuk jalan yang bermurah hati. Mau menuntunku kerumah

rumah besar yang tinggal berdiri selamanya “.

Merak dari taman berpintu delapan menderita lantaran ular

berkepala tujuh, karena dialah kau terusir dari syurga. Jika kau

membebaskan dirimu dari ular yang menjijikan ini Adam akan

membawamu dari syurga.

Ingin mengenal karya K.H. Muchtar Al Hussien yang lain? nantikanlah launcing Antologi Puisi "Syair Pulang Pualam" , karya Almarhum K.H. Muchtar Al Hussien , yang akan dilaksanakan pada Agustus 2017, bertepatan dengan Haul 5 tahun kepergian K.H. Muchtar Al Hussien. Bagi yang ingin mendapatkan buku tersebut, silakan menghubungi "Salon Sastra", dengan alamat e-mail: [email protected], atau sms/w.a. ke no: 081295741942. (BMS)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post