SITI AMALIA

guru matematika yang suka membaca dan menulis....

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku dan Cadarku

Aku dan Cadarku

Ada teman SMP yang juga satu sekolah juga ketika SMA yang kini bercadar. Padahal dulu orangnya gaul banget, kekinian pada jamannya. Qadarullah, Allah mempertemukan kami di sebuah kajian Islam. Ketika pulang kajian saya memberanikan diri bertanya kenapa memakai cadar dan bagaimana rasanya memakai cadar. Teman saya menceritakan bahwa suaminyalah yang menyuruhnya bercadar. "Kalau bukan karena disuruh kyknya aku ga kuat. Sulit istiqamahnya." Ujarnya.

Saya lalu berpikir enaknya jadi temanku dia disuruh sama suaminya untuk bercadar. Mulailah pikiran jelek saya membandingkan. Akhirnya saya sedikit _ill feel_ dengan suami lalu menyalahkan takdir Allah kenapa suami saya tidak shalih. Hal ini hanya saya simpan dalam hati. Tak pernah diungkapkan.

Di akhir tahun 2018, saya tiba-tiba ingin memakai masker bila bepergian. Saya merasa malu bila wajah saya terlihat oleh laki-laki lain. Akhirnya saya memesan cadar beraneka warna di sebuah toko online. Saya bilang kepada suami saya ingin bercadar, walau tidak full. Suami menyetujui.

Ketika kami akan berangkat liburan akhir tahun, saya merasa berat memakai cadar. Inginnya dilepas saja. Saya bertanya kepada suami, "Pas liburan, cadarnya dipakai atau dilepas saja?" Di luar dugaan, suami menyuruh saya memakai terus cadar saya. Saya terhenyak dan kaget. Terus terang saya belum siap. Namun karena perintah suami, saya harus melaksanakannya.

Saya jadi teringat kisah Nabi Nuh dan Nabi Luth. Keduanya orang shalih namun memiliki istri yang durhaka dan dilaknat Allah.

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صٰلِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْـًٔا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدّٰخِلِينَ Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh, dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), "Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)." (QS. At-Tahrim : 10)

Saya juga teringat akan istri Firaun yang shalihah bersuamikan Firaun yang dilaknat Allah. Ia memilih untuk bersabar dan berdoa. Hingga ia dibangunkan istana di surga.

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِى عِندَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِى مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِى مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِينَ Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir'aun, ketika dia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkan lah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim," (QS. At-Tahrim : 11)

Di sini saya mendapat pelajaran, kita ingin mendapatkan suami yang shalih, namun apakah kita bisa menyesuaikan dengan keshalihannya? Jangan-jangan suami kita shalih tapi kita seperti istri Nabi Nuh dan Nabi Luth yang tidak shalih. Naudzubillah. Atau suami kita tidak shalih, tapi kita tetap istiqamah dalam iman islam hingga akhirnya dibangunkan istana di surga seperti istri Firaun. Janganlah kita menuntut pasangan kita terlalu tinggi bila kita masih 'biasa-biasa' saja. Ingin mendapatkan suami seperti Nabi Muhammad namun kita harus bisa seperti Khadijah atau Aisyah. Bila belum bisa seperti istri Nabi, impian ingin memiliki suami seperti Nabi hanya angan belaka. Mari berproses menjadi shalih berdua. Suami adalah mitra taat kita kepada Allah. Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.

الْخَبِيثٰتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثٰتِ ۖ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبٰتِ ۚ أُولٰٓئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga). (QS. An-Nur : 26)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, kisah yang luar biasa dibalut kisah orang orang luar biasa. Sukses selalu dan barakallahu fiik

03 Jun
Balas

Aamiin. Doa yg sama utk bu rofi

03 Jun



search

New Post