Amilia Rahma Sania

Saya adalah seorang ibu dari dua amanah yang luar biasa.Kedua anak saya adalah permata hati yang sangat luar biasa.Yang pertama cerdas matematika.Yang kedua cer...

Selengkapnya
Navigasi Web

IBUK

EDISI 1 HALAI BALAI [Catatan Perempuan-Perempuan Tabah]

IBUK

Amilia Rahma Sania

Perempuan –makhluk- yang unik. Lemah, tetapi mampu perkasa saat dibutuhkan. Konon katanya tercipta dari tulang rusuk laki-laki. Ibarat busur panah, bila dihentakkan dengan kasar akan melengkung kemudian patah. Sebaliknya bila diperlakukan terlalu lembut akan mengendor.

Ibuk, “busur panah”keluarga. Terkadang lentur membuai, seringkali meregang, menarik dan membetot anak panah. Kami “anak panah” yang selalu ditimang, dibidikkan menuju sasaran tembak. Tidak selalu berhasil sampai ke tujuan, tapi beliau selalu ada untuk anak-anaknya. Menguatkan kembali bila gagal. Tanpa kenal lelah.

Ibuk, panggilan sayang saya pada beliau. Perempuan perkasa bagi keluarga. Seorang guru SD yang visioner. Berjuang menafkahi keluarga. Gaji guru saat itu masih belum semenarik saat ini. Belum ada tunjangan sertifikasi. Membesarkan ketiga buah hati dengan sisa gaji setelah dipotong oleh bank. Berjualan pita dan kertas untuk pelajaran seni, membuat es “cop-cop” di malam hari untuk dijual di kantin sekolah, tidak segan dilakukan. Baju-baju bagus kami hasil jahitan beliau. Semua anak bersekolah dengan prihatin. “Nduk, Ibuk, tidak mewariskan harta, tetapi menghidupkan semangatmu. Berjuanglah dengan gembira. Jangan merasa paling susah. Tidak usah lembek, banyak orang yang lebih menderita darimu. Orang yang miskin adalah orang yang tidak punya tujuan hidup. Ingat itu baik-baik”.

Bila ditanya apa jasa dan kontribusi ayah? Bila digambarkan pada susunan sebuah mobil, ibu adalah sopir sekaligus bensinnya. Sedang ayah adalah pintu, jendela dan kursinya. Ibu yang mengarahkan tujuan. Ayah membantu beliau melaksanakan ide, dengan tenaga beliau yang besar.

Saat ini, kami semua telah berumah tangga. Semua rambut ibu telah memutih, beliau menderita komplikasi penyakit, dan kecenderungan untuk selalu minta dimanja dan dinomorsatukan. Kami berusaha “menyemangati diri” untuk belajar sabar. Yang tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan pengorbanan beliau.

Menghapus moment kehidupan ibuk yang nelangsa dengan kebahagiaan tentulah mustahil. Saat itulah justru yang membuat beliau kuat dan menularkan energinya pada kami. Saya mengerti, ada beberapa yang telah hilang dari eksistensinya sebagai perempuan. Ingin dimanja dalam kehidupan berumah tangga, dilindungi suami, dinafkahi dan diayomi.

Bila melihat sedikit saja kejadian atau kesalahan yang mengingatkan pada masa suram itu, maka cepat tersulutlah emosinya. Maafkan oh ibuk, betapa mudah mengevaluasi segala tindak tandukmu, padahal saya kurang bersabar. Menjadi sangat protektif pada cucumu, padahal kalau dipikir lebih dalam, “jatuh bangun” adalah sebuah pembelajaran hidup. Kenikmatan mandiri secara finansial tidak akan terjadi, bila tidak ditempa pahit manis kehidupan.

Sisi hati terdalam cenderung menyalahkanmu, karena tidak merasakan nikmatnya punya kamar sendiri, privasi sendiri, makanan yang cukup, uang saku berlebih. Uang saku bukan untuk foya-foya. Hanya ingin lebih pandai, bisa beli buku literatur yang didinginkan, les yang disukai. Tetapi bukankah les hanya penunjang? Ujian kehidupan tidak dapat dipelajari di bangku sekolah atau di tempat les. Harus dihirup sendiri rasanya, dinikmati pedihnya dan dirasakan pahitnya. Agar lebih bermakna.

Ibu terima kasih, sembah sujud saya haturkan karena telah menjadi ibu yang kuat sekaligus lemah. Dalam kuatmu, kami belajar untuk tabah. Dalam lemahmu kami belajar untuk sabar menyayangi. Ibu “wonder women” yang terkadang butuh dimengerti.

[Peserta kelas menulis buku Pasuruan yang berasal dari kontingen Sumenep]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aku padamu mbk wida.Aku terinspirasi olehmu

14 Aug
Balas

Ibuku pahlawanku

13 Aug
Balas

"ibu adalah sopir sekaligus bensinnya. Sedang ayah adalah pintu, jendela dan kursinya. Ibu yang mengarahkan tujuan. Ayah membantu beliau melaksanakan ide, dengan tenaga beliau yang besar." Kalau di keluarga saya kebalikan bu. Ayah sebagai otaknya, ibu pelaksana.

13 Aug
Balas



search

New Post