Delapan Bulan Lalu
Malam masih seperti kemarin
Membalut sepi dengan dinginnya
Bintang-bintang masih gemerlapan walau kadang awan dan hujan meredupkannya
Karunia untuk terus bersinar sudah sesuai izin-Nya
Maka tak ada yang bisa dia lakukan selain tetap bersinar di langit-Nya yang luas tak berbatas
**
Begitu juga rinduku yang selalu tiba-tiba datang
Menggoda kembali ruangnya yang kubiarkan kosong
Setelah dua puluh bulan lamanya kau tinggali
Dan delapan bulan lalu kau tinggalkan
**
Kadang aku sering bertanya
Mengapa langkahku tak lagi seirama
Dengan detak jantungmu yang tak bisa kau sembunyikan saat bersamaku
Bergetar dan berirama tak beraturan
Saat pertama kalinya kita bersentuhan
Aku menikmatinya sangat
Meski tetap dengan malu-malu
**
Ah, itu delapan bulan lalu
Saat segalanya bersinar indah
Saat tak kulepas genggamanmu sekejap pun
Aku begitu bahagia berada di sisimu
Kau begitu rindu
Terlihat dari tatapanmu yang hanya untukku
Kau ingin melepas rindumu
Dengan gelora rinduku
**
Namun sejak delapan bulan yang lalu
Sunyi membalut hari
Sepi menyinggahi hati
Pergimu begitu istimewa dan tiba-tiba
Riuhnya hari berganti pinta
Hasrat hati berganti doa
Jauhmu kian tak terjangkau
Adamu tetap meraja
Aku merindukanmu
**
Nganjuk, 24/01/2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kerinduan yg teramat dalam, rindu yg meraja, diksi keren bunsay
Terima kasih support dan apresiasinya, Bunda cantik. Salam sehat dan sukses selalu.
Kepergiannya menyebabkan rindu kian meraja. Saat tiada, justru semakin nyata dia menetap di hati. Keren nian puisi rindunya, Dinda Amini. Terasa nyess di hati.
Alhamdulillah. Terima kasih support dan apresiasinya, Enin sayang. Semoga bermanfaat dan berkah buat kita semua.
Mantap puisinya, Bu. Salam sukses selalu.
Terima kasih support dan apresiasinya Bunda. Salam sehat dan sukses selalu.
Rinduku akan selalu memberimu doa. Yang pergi takkan bisa kembali. Semoga sehat dan sukses selalu Bunda.
Terima kasih support dan apresiasinya, Bunda cantik. Salam sehat dan sukses selalu.
Masya Allah. Puisi rindu yang keren banget. Barokallah jeng
Terima kasih apresiasinya, Umi cantik. Barakallah.
Rindu yang membuncah
Puisinya berisi banget bucan, pokoknya mantap .... Salam silaturahmi
Terima kasih apresiasinya Bunda cantik. Salam sehat dan sukses selalu.
Terima kasih apresiasinya Bunda cantik. Salam sehat dan sukses selalu.
Merindu yang mungkin tidak merindukan kita juga. Ah sedihnya. Tetapi puisinya sangat menawan.
Terima kasih apresiasinya, Bunda cantik. Salam sehat dan sukses selalu.
yang pergi dan yang dirindukan.... Keren bu Amini cantik... Selalu hadir dengan tulisan istimewa, indah dan menarik.... Sukses selalu buat ibu yang hebat... Salam santun
Terima kasih support dan apresiasinya, Bunda cantik. Salam sehat dan sukses selalu.
Pergi takkan kembali, sabaar.Keren tulisannya
Terima kasih support dan apresiasinya, Bun. Semoga bermanfaat dan berkah buat kita semua.
Wow..pergimu istimewa dan tiba-tiba aku merindukan ya bun
Terima kasih apresiasinya, Bunda. Salam sehat dan sukses selalu.
Salam sukses dan salam Literasi
Terima kasih support dan apresiasinya, Pak. Salam literasi kembali.
Puisi rindu yg keren bunda. ..yang pergi yang dirindukan...