Disiplin Tempur dan Psikologi Prajurit
Kemenangan dan kejayaan suatu pertempuran tidak hanya bergantung pada kelengkapan dan kecanggihan alat tempur. Yang tidak kalah penting adalah disiplin tempur yang harus ada dan dimiliki oleh setiap prajurit. Demikian sekilas yang bisa saya tangkap dari inti sambutan yang disampaikan oleh Komandan Lima Kota. Seorang komandan baru yang terpilih dari aklamasi antara Gembul, Panjul, dan Surti. Saya hanya orang lain yang belum boleh ikut dalam permainan mereka.
"Kamu harus bisa mengambil buah jambu air yang ada di kebun Mbah Tosari itu, baru boleh ikut main. Itu syaratnya!" kata Panjul yang disambut anggukan kedua temannya itu. Dia komandan yang disegani. Bagaimana mau mengambil buah jambu itu, pohonnya kan tinggi banget. Mana bisa saya memanjatnya? Sedikit ciut hati saya menerima tantangan dari Komandan Panjul.
"Kami? Nggak! Kamu belum bisa menyebut dirimu kami karena kamu belum diterima di kelompok ini sebelum bisa memenuhi permintaan kami!" tegas Panjul. Siang yang kerontang ini memang lebih segar makan jambu air. Apalagi jambu air milik Mbah Tosari, salah satu sesepuh di lingkungan asrama. Manis dan segarnya sudah terkenal. Maka saya pun harus menelan kekecewaan karena tidak bisa bergabung dengan pasukan mereka. Apa daya, saya baru kelas satu sementara mereka bertiga sudah kelas lima.
Nganjuk, 28/01/2021
Hari ke-370
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hehe..ternyata beda kelas pantas aja ga bs diterima kami, keren bunsay
Terima kasih support dan apresiasinya, Bunda cantik. Salam sehat dan sukses selalu.
Ahahe.... Beda kelas, beda kemampuan, beda capaian. Mantap cetitanya. Sangat bernas, menggelitik, dan menghibur.
Hehehe.. terima kasih support dan apresiasinya, Enin sayang. Gambaran sedikit ttg psikologi calon prajurit.
Hi hi hi. Keren bu Amini. Sehat dan sukses selalu
Hehehe.. terima kasih apresiasinya Bunda.
Wah... keren banget twistnya...bikin ketawa... salam keren Bunda cantik.
Terima kasih support dan apresiasinya, Bunda. Salam sehat dan sukses selalu.
Keren ceritanya, Bu Amini. Salam sukses selalu.
Terima kasih apresiasinya, Bunda.
Hahahaha jauh bedanya.... Nggak papa ayo usaha...
Bagian dr psikologi calon prajurit, Bun.. hehe. Terima kasih apresiasinya.
He he... Kereen dan mantap ibu cantik... Sukses selalu buat ibu yang luar biasa hebat... Salam santun
Terima kasih support dan apresiasinya, Bunda cantik. Salam sehat dan sukses selalu.
He,.. he,.. beda kelas ya Bunda? Keren pentigrafnya. Semoga sukses selalu.
Terima kasih apresiasinya, Jeng cantik.
Otomatis beda yang menjadi tujuan penilaian serta pencapaian belajar ya bun
Terima kasih Bunda.
Salam sukses dan salam Literasi.
Terima kasih Pak
Salam Literasi
Salam literasi kembali.
Keren Bunda pentigraf nya, sukses selalu.
Terima kasih apresiasinya, Bunda cantik.
Pentigraf yang keren bunda. Sehat dan sukses slalu
Terima kasih support dan apresiasinya, Bunda cantik.