Masih tentang tahun baru. Meskipun sudah hari ketiga masih ada yang perlu dikulik di balik acara hingar-bingarnya. Bergantinya tanggal dan bulan mungkin sudah biasa terjadi setiap awal bulan selama dua belas kali. Tapi kalau pergantian tahun datangnya hanya setahun sekali.

Hari-hari atau malam-malam yang dibersamai sepertinya tidak ada yang beda. Mungkin hanya nuansanya yang sedikit agak istimewa. Jika pada malam-malam yang lain berlalu begitu saja, acap kali tidak bisa menyaksikannya karena sudah lelap, kalau malam tahun baru mungkin ada kembang api, petasan, atau terompet. Sehingga hasrat untuk membersamai sebagai saksi pergantiannya dirasakan ada sensasinya tersendiri.

Fenomena sekarang lebih beragam. Karena situasi pandemi, tidak ada penyalaan kembang api, petasan, dan lain-lain. Penyambutan datangnya tahun baru ditandai hanya dengan bakar-bakar. Berkumpul bersama keluarga, tua, muda, anak-anak, laki-laki, perempuan, semuanya larut dalam pesta bakar-bakar. Diwarnai pula pemutaran musik. Jenis dan alirannya disesuaikan dengan selera milenial. Seolah hati bahagia.

Sebelum pukul nol-nol mereka sudah sibuk mempersiapkan segalanya. Ayamnya, ikannya, dagingnya, bumbunya, dan segala pernak-perniknya. Tidak hanya terjadi dalam keluarga, mereka juga malah mengajak tetangga kiri kanan untuk ikut bergabung. Semuanya menunjukkan rona bahagia. Mereka bahagia menyambut tahun baru dan sebuah kebanggaan tersendiri jika bisa merayakannya.

Pergantian tahun artinya perubahan angka di digit terakhir dan itu artinya bertambah pula usia. Hal seperti ini terjadi hampir di setiap tahun. Peristiwanya sama, kejadian yang mengiringi pun sama. Pesta seketika bahagia. Setelah pesta selesai, apa yang dirasakan? Apakah bisa mengubah keadaan?

Kata bahagia dan ekspresi yang diwujudkan adalah sebuah pilihan. Lebih banyak "mengingat" juga sebuah ekspresi. Tidak ikut larut dalam hingar-bingar kemeriahan pesta juga sebuah ekspresi. Lebih memilih tenggelam dalam kesyahduan kalam Illahi juga sebuah ekspresi. Bercucuran air mata mengingat dosa dan kesalahan yang telah dilakukan juga sebuah ekspresi. Penyampaian harapan dan cita-cita untuk menjadi lebih baik di tahun berikutnya adalah juga sebuah ekspresi.

Apapun yang dilakukan untuk memaknai arti pergantian tahun adalah sebuah pilihan. Dan apapun pilihannya selama itu membahagiakan boleh-boleh saja. Karena kebahagiaan itu kita sendiri yang menciptakan. Bukan pemberian dan bukan pula dari belas kasihan..#

#Nganjuk03012021

#tantanganharike-345