Amin Kristian Wahyuwiani

Asli orang Madiun yang sekarang berdomisili di Tulungagung ...

Selengkapnya
Navigasi Web

MALAM LAILATUL QODR

Kami adalah pasangan yang menikah tidak terlalu muda yang hampir mendekati usia kepala tiga, kami menikah pada tahun 2008. Dan sekarang kami dikarunia 2 anak perempuan yang cantik. Anak pertama lahir pada tahun 2009 dan anak kedua lahir pada tahun 2013. Selisih kelahiran anak kami yang mungkin sangat berdekatan, dengan situasi dan kondisi kami yang masih pas-pasan dan hidup masih menumpang orang tua. Cita – cita menjadi angan dan impian kami yang kami lantunkan setiap saat dalam ritual do’a kami. Seperti kebanyakan orang setelah menikah punya momongan dan mempunyai rumah idaman yang menjadi tempat berteduh yang nyaman bagi keluarga kami. Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti waktu, waktu berganti hari, hari berhanti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, tahun berganti tahun berikutnya. Begitulah kami menikmati semua perjuangan itu bersama-sama dan mengumpulkan rupiah sedikit demi sedikit untuk ditabung di Bank BRI demi mewujudkan impian kami mempunyai rumah.

Orangtua kami tergolong orang biasa, dan kami tau mereka tidak akan mampu mewujudkan cita-cita kami dengan memberi pekarangan untuk dibangun sebuah rumah, tapi kami tau do’a orangtua kami melebihi dari segalanya untuk mewujudkan impian kami. Kami mempunyai motto selalu tanamkan kebaikan di manapun tempatnya dan sekecil apapun bentuknya dan berbagi dengan ikhlas karena ikhlas ruuh dari segala amal ibadah kita. Setiap tahun dari uang yang kami sisihkan selalu kami sedekahkan walaupun itu belum satu nishob kepada orang lebih membutuhkan. Ada rasa tersediri dalam benak kami jika bisa berbagi dengan mereka, dan rasa itu membuat kami selalu ingin dan ingin mengulangnya lagi.

Masih saya ingat betul, ketika itu puasa Romadlon hari ke 25, tepatnya jam sepuluh malam. Suara ketukan pintu menggugah keheningan malam kami dan beranjak membuka pintu rumah oarangtua kami. Laki –laki separuh baya kami persilahkan masuk, dan kamipun duduk bersama mengobrol di ruang tamu. Kata orang “ golek lemah iku koyok golek jodo “ dan mungkin betul juga kami sudah banyak mencari tempat lebih dari 10x dan ternyata itu semua belum jodoh kami. Serasa mendapat lailatul qodr, Orang tua separuh baya tadi menawarkan kami lahan tanah yg sudah sudah dibangun 30 %. Kamipun sepakat dan melakukan aqad jual beli lahan tanah tersebut dengan perasaan teharu, Ya Allah Kuasamu sangatlah tak terbatas. Dengan niat bismillah lillahi ta’ala kubangun rizqimu Ya Allah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantab ulasannya bu. Sukses selalu

13 Oct
Balas

Terimakasih pak, berbagai pengalaman

15 Oct
Balas



search

New Post