Amin Sakir

Saya adalah guru di SDN Kertagena Laok 1 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Berfikir Positif

Berfikir Positif

Penulis : Amin_S

Bermimpilah setinggi langit. Jika kita tidak mampu menggapainya lalu terjatuh, kita akan terjatuh dalam barisan bintang gemintang.

Masa depan ada di dalam pikiran. Miniatur masa depan tercermin dari bagaimana konstruksi pemikiran saat ini. Dengan kata lain, perwujudan masa depan kita kelak tidak akan jauh berbeda dengan cara pandang kita hari ini. Maka, menjadi sangat penting, menjauhkan pikiran dari bayangan buruk akan masa depan kemudian menggantinya dengan pikiran positif dan optimisme.

Mengisi pikiran dengan keyakinan akan keberhasilan sama dengan membangun jembatan menuju sukses di masa depan. Bagaimana kita berfikir saat ini, begitu pula kondisi jalan yang akan kita lewati dan takdir yang kelak akan kita dapatkan.

Tidak salah jika saat kita sekolah dulu sering ditanya tentang cita-cita. Dari pertanyaan itu muncullah jawaban beragam. Biasanya jawaban yang tersaji adalah profesi-profesi keren seperti ingin menjadi presiden, polisi, tentara, dokter, guru, dan sejumlah profesi wah lainnya. Sekilas, pertanyaan soal cita-cita itu menjadi hal yang sepele atau sekedar basa-basi untuk mengisi waktu luang. Namun jika ditelisik lebih dalam, sejatinya pertanyaan soal cita-cita itu memiliki dampak yang sangat luar biasa. Kenapa? Karena apa yang menjadi cita-cita bagi seorang anak cenderung menguasai pikirannya.

Tak bisa dipungkiri, pikiran kita akan dikuasai oleh hal-hal yang memiliki daya tarik tinggi. Sesuatu yang menarik akan memberi kesan mendalam dalam pikiran. Pada gilirannya akan muncul keinginan untuk memiliki atau sekedar menikmatinya. Alhasil, semua potensi yang kita miliki akan tercurah pada bagaimana cara agar bisa menguasai atau menikmati sesuatu yang menarik perhatian itu. Misalnya, anak kecil yang sedang tertarik pada suatu mainan. Dengan segala cara anak itu akan berusaha memilikinya. Entah dengan cara membujuk orang tuanya, dengan cara merengek, menangis, ngambek atau dengan cara apapun agar mainan itu bisa dia bawa pulang.

Contoh lain, misalnya ketika seseorang sedang jatuh cinta. Bagi seorang pecinta, hampir tidak ada waktu dalam hidupnya kecuali mengingat orang yang dicintai. Bayangan kebahagiaan hidup bersama orang yang dia cintai akan mendorongnya untuk melakukan dan mengorbankan apa saja demi mewujudkan impiannya. Pikiran, perasaan, perhatian, waktu, tenaga, dan semua yang dia miliki akan dihimpun menjadi energi untuk mewujudkan impian hidup bahagia bersama sang pujaan hati.

Nah, demikian pula dengan cita-cita dan harapan. Apabila cita-cita dan harapan di masa depan sungguh-sungguh tertanam kuat dalam pikiran, maka semua potensi yang kita miliki akan rela dikorbankan demi mencapai cita-cita itu. Semua tindakan kita akan diarahkan pada tercapainya tujuan. Maka, disinilah pentingnya merawat pikiran positif dan memupuk optimisme untuk mewujudkan harapan. Dengan pikiran positif dan optimisme kita akan selalu bersedia dengan sukarela untuk melakukan yang terbaik dan membuang jauh perilaku menunda-nunda. Semua hambatan akan disikapi sebagai tantangan. Setiap rintangan akan dikonversi menjadi peluang. Selain itu, pikiran positif dan optimisme akan menuntun kita menemukan solusi efektif dari setiap persoalan.

Lalu bagaimana dengan guru? Apakah pikiran mereka sudah terisi dengan harapan dan optimisme? Saya akan selalu berbaik sangka sehingga sangat tidak pantas rasanya mengajari mereka bagaimana mengisi pikiran dengan hal positif. Para guru adalah orang-orang bijaksana yang tentu sudah mafhum dengan apa yang harus ada dalam hazanah pikiran sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Mereka adalah orang-orang yang cerdas mencerna keadaan, merefleksi diri, dan memotret masa depan. Tentunya pula, para guru sudah menyadari apa yang ada dalam pikiran mereka akan menular pada jutaan siswa yang masa depannya diamanahkan kepada mereka.

So, marilah senantiasa menyuburkan pikiran positif dan merawat optimisme demi masa depan yang lebih baik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan keren pak. Cita-cita harus setinggi langit. Bahkan lebih tunggu dari langit. Jangan tanggung. Hehe....

22 Jan
Balas

Hehehe siap pak...

22 Jan



search

New Post