Amin Sakir

Saya adalah guru di SDN Kertagena Laok 1 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Ejaan Gaya Baru ?

Ejaan Gaya Baru ?

Penulis : Amin_S

Dasar anak-anak jaman now, apa-apa harus mendapat sentuhan gaya. Persis seperti hasil jepretan kamera yang butuh edit sana-sini sebelum di upload ke medsos. Tulisanpun, sebelum disetor perlu mendapat polesan supaya terkesan menarik.

Pada deajat tertentu, kebiasaan polas-poles sebelum posting dengan maksud unjuk diri agar menjadi pusat perhatian disebut dengan perilaku narsis. Sebuah perilaku yang dianggap negatif karena memiliki dampak kurang baik. Katanya, perilaku narsis mengakibatkan lunturnya norma dan mengabaikan aturan. Rumus narsis itu, kan sederhana. Ambil angel terbaik. Cekrek. Poles sana sini, lalu klik tombol "send". Tunggu emoji jempol dan pujian. Tutup mata dan telinga. Gak usah dengar apa kata orang !

Gejala narsis rupanya sudah menyentuh dunia anak, termasuk dunia siswa. Tidak jarang, siswa yang sudah akrab dengan gadget mulai kecanduan gejala narsis ini. Di dunia mereka, soal edit-edit foto lalu up load bukan lagi hal asing. Bisa disaksikan, betapa banyak "karya" siswa yang sering kita jumpai di medsos. Dampaknya, tradisi narsis mulai dibawa ke dalam ruang kelas. Buktinya, tercermin pada gambar yang saya tampilkan di atas. Susah dibayangkan, dari mana mereka mendapat inspirasi sehingga menghasilkan tulisan tangan semacam itu? Aneh, nyentrik bahkan absurd. Semua kata ditulis dengan awalan huruf kapital.

Sekilas, tulisan di atas kelihatan artistik dan menarik. Tapi, dari segi ejaan tentu tidak bisa dibenarkan. Muncul pertanyaan, kenapa bisa begitu? Sudah sedemikian besarkah dampak narsisme terhadap diri anak anak, sehingga mengabaikan kaidah penulisan yang benar? Atau malah dari faktor gurunya?

Pertanyaan di atas tentu butuh jawaban. Bukan sekedar dianalisa tanpa solusi. Dengan tidak bermaksud mengajari, jangan-jangan faktor penyebabnya bukan dari siswa, tapi malah dari guru sendiri. Mungkin saja, tanpa sadar gurunya juga sudah tertular budaya narsistik. Sehingga saat menulis di papanpun sudah melenceng dari kaidah kebahasaan. Lalu berasumsi bahwa setiap tampilan indah akan selalu dianggap benar. Namun, semoga saja tidak demikian adanya.

Dengan usaha yang tepat, mari ajak anak-anak kita supaya segera kembali ke jalan yang benar. ☺️
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post