Amin Sakir

Saya adalah guru di SDN Kertagena Laok 1 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Jarimu Harimaumu

Jarimu Harimaumu

Penulis : Amin_S

Mulutmu harimaumu. Peribahasa ini memberi pesan agar kita berhati-hati dalam berbicara. Mulut adalah organ yang kita gunakan saat berbicara. Maka menjaga setiap kata dan kalimat yang keluar dari mulut menjadi penting adanya. Kalau tidak hati-hati, sedikit saja salah bicara, akibatnya bisa fatal. Demikian juga saat ini. Di tengah maraknya penggunaan Smartphone, setiap sentuhan jari di keyboard, bisa menjadi biang masalah.

Berbicara merupakan salah satu cara berkomunikasi. Melalui ucapan yang keluar dari mulut kita, orang menjadi paham apa yang kita maksud. Suatu pesan bisa ditangkap dengan baik apa bila disampaikan dengan cara yang tepat.

Selain dengan cara diucapkan, komunikasi juga bisa dilakukan dengan bahasa tulis dan bahasa isyarat. Namun, umumnya orang memilih menggunakan bahasa lisan, karena lebih mudah dilakukan dan pesan yang disampaikan lebih gampang dipahami.

Namun, seiring berkembangnya teknologi komunikasi -terutama sejak ditemukannya Handphone- cara berkomunikasi masyarakat mulai berubah, dari bahasa lisan ke bahasa tulis.

Di jaman awal kemunculan HP dulu, kita dikenalkan dengan fitur yang namanya Short Message Service (SMS). Sebuah fitur khusus untuk mengirim pesan pendek. Karena saat itu harga pulsa lumayan mahal, fitur SMS ini laris manis dibanding fitur panggilan, karena tarifnya jauh lebih murah.

Kebiasaan berkomunikasi secara tertulis bertahan sampai saat ini. Apalagi dengan munculnya HP Android yang dibekali bermacam fitur komunikasi yang lebih menarik, seperti Facebook, Whatsapp, Telegram, Twitter dan lainnya. Alhasil, kegandrungan menggunakan bahasa tulis semakin meluas.

Meluasnya penggunaan bahasa tulis juga menimbulkan problem baru. Banyak terjadi kasus teman berantem dengan teman gara-gara salah memahami isi status di Facebook, tweet di Twitter, atau story di Whatsapp.

Klop, sudah. Kalau dulu dikenal peribahasa mulutmu harimaumu, sekarang muncul istilah baru, jarimu harimaumu.

Lalu, manakah yang lebih "harimau" antara mulut dengan jari?

Menurut hemat saya, keduanya sama-sama berbahaya. Tapi, bahasa tulis lebih rentan menimbulkan masalah dibanding bahasa lisan. Kenapa?

Berbeda dengan bahasa lisan, bahasa tulis (tulisan) tidak memiliki intonasi. Dalam bahasa tulis, sulit membedakan mana kalimat perintah dengan kalimat permintaan. Mana yang sopan mana yang ketus. Misal, dalam satu kesempatan, tiba-tiba Anda mendapat chat dari isteri Anda, yang isinya satu kata, "Pulang". Lalu, bagaimana respon Anda terhadap pesan itu? Anda mungkin bingung. Apakah itu permintaan manja dari isteri Anda atau malah merupakan ancaman supaya Anda segera pulang dan Anda harus siap-siap tidur di teras?

Tentu Anda akan lebih mudah memahami maksud pesan isteri Anda tadi, kalau dia menelpon langsung. Anda bisa tahu dari intonasi suaranya.

Mungkin ada yang kurang sepakat dengan saya, karena sekarang sudah ada fitur emoticon dengan bermacam ekspresi. Iya, saya juga sepakat. Emoticon itu sangat membantu untuk menampilkan ekspresi. Tapi, tetap saja, tumpukan emoticon itu tidak bisa sempurna menggantikan ekspresi yang sebenarnya, dibandingkan mendengar suara atau berhadapan langsung dengan lawan komunikasi kita.

Apalagi, emoticon itu dengan mudah bisa disalahgunakan. Kita kirim emoji senyum (😀) padahal kita sedang kesel. Atau kita kirim emoji jempol (👍) padahal sebenarnya kita tidak respek.

Nah, inti dari yang ingin saya sampaikan adalah, agar kita hati-hati dalam berkomunikasi melalui bahasa tulis. Sudah banyak contoh kasus perselisihan yang terjadi gara-gara gagal faham dalam membaca pesan. Bahkan belakangan ini, banyak orang yang terpaksa masuk penjara, gara-gara keseleo jari saat membuat tulisan (postingan)

Maka dari itu, selain untuk ngupil, marilah gunakan jari-jari kita untuk menulis dengan baik, jujur, dan bertanggung jawab demi kemaslahatan bersama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren pak.Kenapa gak di share di grup?

11 Dec
Balas

Tak berani PakTempatnya para SuhuAlhamdulillah, bisa nulis di sini tiap hari saja sudah bersyukur

11 Dec

Tidak apa-apa pak. Biar yang lain bisa tergerak untuk menulis juga. Kita tularkan semangat kita kepada mereka semua pak. Insya Allah dapat pahala juga.

14 Dec



search

New Post