Amin Sakir

Saya adalah guru di SDN Kertagena Laok 1 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Luka Perpisahan
Gambar hasil dowload di Google

Luka Perpisahan

Penulis : Amin_S

Dalam ruang hampa, aku tak kuasa mengungkap kata. Sekujur tubuh tetiba menjadi bongkahan salju yang beku. Kelu. Pikiran terhenti, rasa teramputasi. Hening dalam gejolak yang tertahan karena jiwa dan raga seperti lumpuh seketika.

Baru saja, dua baris kalimat memberondong tepat di jantung jiwaku.

"Bagiku, kamulah yangterbaik. Namun, karena keadaan, ijinkan aku meninggalkanmu."

Seperti kibasan pedang dalam tatanan kata yang lembut diucap namun begitu dalam menancapi relung rasa. Aku termangu dalam ketidakpercayaaan. Meski aku coba melawan, tapi semua rasaku telah meluah seperti banjir yang tak terkendali, hingga jiwaku kosong dari segala rasa. Mati.

Keadaan telah menyulapku menjadi benang basah yang tidak mampu tegak berdiri. Kata-katamu laksana sepalu godam tepat menghunjam di pusat nadiku. Detak hidupku seketika terhenti. Ribuan tanya membuncah di selingkar kepala. Segerombolan tawon mendengung meriuhkan nalar dan otakku. Aku terhuyung tanpa daya meski untuk sekadar membisiki angin. Aku kehilangan sandaran. Aku hampir tidak punya saksi atas kebiadaban rasa yang kamu tikamkan saat aku begitu berharap kamu menjadi penguat. Alam pun tak peduli. Semua pergi mengabaikan sepi laraku. Teriak perihku musnah tanpa warna, meranggas di pucuk-pucuk rerumputan memikul nestapa.

Aroma bunga mawar membawaku pada kisah indah yang pernah terukir. Malam itu, aku dan kamu tengah melayang-layang di atas cakrawala lakon bahagia menyajikan romansa bagaimana dua raga lesap dalam satu jiwa. Dua desah lebur dalam satu tarikan nafas. Dua jiwa yang lincah bermain di sela karang lalu terdampar di pantai yang sama, dan kita menyebutnya : Cinta

Torehan kisah yang hampir tanpa keluh. Tak ada resah menyapa. Hanya satu kata, bahagia. Bahagia yang membawa aku dan kamu dalam altar kerelaan. Rela saling melanyapkan diri, demi diri yang lain. Kita rela saling kehilangan waktu untuk mengisi ruas kesempatan dalam sebentuk rupa yang lekat dalam masing-masing ruang imaji. Sebagaimana wajahmu yang kekal terpahat di anganku, demikian pula dirimu, melestarikan setiap lekuk rupaku dalam orbit mimpimu. Yah, Semua berjalan baik-baik saja. Indah tanpa tara, ketika itu.

Waktu seolah begitu kejam mengikis arus takdir yang tengah menjemput. Meluluhlantakan menara kebahagiaan yang telah terajut dalam balutan kasih. Waktu begitu sadis menelikung ketegaran hati yang di atasnya telah tumbuh mekar bunga-bunga cinta, tempat aku merebahkan segala kesah dan gundah. Hati itu telah mengering. Bukan hanya mengering, tapi juga berpaling. Menjauhkan cahayanya dari hidupku. Menyisakan gelap yang menyiksa dalam luka paling sengsara

Kali ini, ijinkan aku tidak mengamini kepergianmu. Ijinkan aku tidak sepaham dengan para pujangga yang atas nama cinta lalu rela menderita. Yang atas alasan cinta tak harus memiliki, kemudian rela menangggung luka demi kebahagiaan orang yang dicintainya. Pun, saat kekasihnya pergi, meninggalkan jejak sepalung luka menganga. Ah, persetan dengan para pecandu cinta melankolis yang rela berkabung dengan lumuran darah dan air mata. Aku tidak sedang berada dalam selingkung rasa para pujangga yang mengajariku bagaimana menghayati duka cinta atas nama cinta. Dan bagaimana menikmati kepasrahan saat pisau yang tersembunyi di balik sayap-sayap cinta, menyayat perih hingga memantik gelinang air mata. Aku tahu, aku tak kan pernah mampu melakukan itu.

Duhai cecintaku, sekali lagi, ingin aku teriakkan, bagaimana mungkin aku hidup tanpamu? Dengarlah aku. Aku yang tak kuasa menjelma seumpama pohon kering yang kehilangan nutrisi untuk sekadar menyemai tunas dan reranting. Akulah bunga yang selalu merindui angin untuk meluruhkan sari-sari kerinduan hingga memutik dalam sekelindan buah kebahagiaan.

Tanpamu, perlahan aku pupus dalam ketiadaan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang menarik

28 Jan
Balas

Terimakasih Bunda

29 Jan



search

New Post