Aminudin, S. Kom

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
LEGENDA LANCABUYUR (9) Kartu Bayar Berlayar

LEGENDA LANCABUYUR (9) Kartu Bayar Berlayar

#Tantangan menulis hari ke - 18

Dalam mengurung diri di kamar, keadaan gelap, karena jendelanya ditutup dan dislot. Apalagi jendelanya terbuat dari kayu penuh, tidak memakai kaca, jadi gelap-gelapan. Cahaya hanya sedikit masuk dari fentilasi yang berbentuk belah ketupat berjejer empat. Apalagi keadaan sudah menjelang magrib, kamar menjadi semakin gelap, sebab belum di kasih lampu ceplik sebagai penerang ruangan.

Lampu ceplik adalah lampu kecil berbahan bakar minyak tanah. Lampu ceplik berasal dari lampu teplok yang sudah rusak corong kacanya dan tempat duduk corong kacanya. Cahaya lampu ceplik warnanya merah, seperti cahaya dari lilin yang menyala, cuma cahaya lampu ceplik lebih kemerahan dari cahaya lilin yang menyala. Ukuran api lampu ceplik juga sedikit lebih besar dari api lilin.

Sumbu lampu ceplik terbuat dari benang yang besar, sementara sumbu lilin terbuat dari benang kecil, makanya ukuran api lampu ceplik lebih besar dari api lilin. Walaupun api ceplik lebih besar dari api lilin, namun cahaya lilin lebih terang dari pada lampu ceplik.

Lampu ceplik selain berasal dari lampu teplok yang corong kacanya rusak dan tempat duduk corong kacanya juga rusak, lampu ceplik bisa dibuat sendiri menggunakan kaleng susu bekas atau botol bekas, bujur dan sedikit seng bekas.

Bujur adalah bahasa Jawa Tegal yaitu kain bekas dari apa saja yang sudah rusak dan dipotong sesuai kebutuhan. Kain bekas yang dijadikan bujur bisa berasal dari pakaian apa saja yang rusak seperti celana, baju, jarit, sarung, kaos, selimut dan lainnya. Bujur dalam bahasa Sunda artinya pantat. Jadi kalau ada orang Jawa Tegal ditanya, "Lagi ngapain?" Dijawab dengan, "Lagi ngumbah bujur!" Maka arti jawaban tersebut dalam bahasa Sunda artinya, "Lagi cuci pantat!"

Bagaimana cara membuat lampu ceplik?

Berikut cara membuat lampu ceplik:

Bahan

1. Kaleng bekas susu atau botol bekas

2. Seng bekas ukuran 5 cm x 7 cm

3. Bujur ukuran 3 cm x 10 cm

4. Nasi benyek setengah sendok makan

5. Minyak tanah 1 canting

Proses buat

1. Potong seng bekas jadi dua bagian, bagian ke satu 2 cm dan bagian ke dua 5 cm.

2. Bagian seng ke satu digulung memanjang untuk dijadikan pipa kecil tempat sumbu.

3. Bagian seng ke dua, tengahnya dilubangi menggunakan paku besar, lalu pinggiran sengnya dibuat lingkaran.

4. Bujur satu ujungnya digulung dimasukkan ke pipa seng yang telah dibuat sampai menjulur setengah cm.

5. Pipa seng yang sudah dimasukin bujur, lalu dimasukkan ke lubang tengah seng yang telah dilubangi dan sudah dibentuk lingkaran. Ujung pipa kecil yang menjulur ke atas, dibuat panjang 3 cm, ujug bawah 2 cm dengan bujur menjurai. Jadilah sumbu lampu ceplik

6. Becek-becek nasi setengah sendok makan, lalu tempelkan mengelilingi pada bagian atas sumbu. Tujuannya agar api tidak menyambar ke bawah ke minyak tanah.

7. Masukan minyak ke botol bekas atau kaleng bekas yang tengahnya dilubangi untuk masuk bujur.

8. Masukan sumbu ke dalam botol atau kaleng yang sudah diisi minyak tanah. Tunggu sekitar 5 menit agar minyak tanah merambat ke ujung sumbu bagian atas. Kalau ujung sumbu bagian atas sudah basah oleh minyak, baru bisa dinyalain dengan disulut menggunakan korek api. Jadi deh lampu ceplik dan menyala

Kelemahan lampu ceplik yang terbuat dari kaleng bekas susu, lama-lama kalengnya akan terasa panas, karena kaleng adalah media yang bagus untuk cepat rambatnya energi atau panas. Sedangkan lampu ceplik yang terbuat dari botol, botolnya tidak menjadi panas

Kembali ke keadaan kamar yang gelap.

Dari kamar yang gelap bisa mengetahui kalau ruang tengah dan ruang tamu sudah dinyalakan lampu patromak. Cahaya lampu patromak menembus ke kamar dimana saya mengurung diri melalui celah-celah kecil. Cahaya lampu patromak sangat terang seperti lampu neon.

Suasana yang terdengar sepi, tidak ada lagi suara orang-orang datang menjenguk saya, lalu saya beranjak turun dari tempat tidur. Lalu saya intip ruang tengah dari sela-sela dinding kamar yang terbuat dari kayu dan saya naik lagi ke kasur mengintip ruang tamu dari fentilasi atas jendela. Saya intip ruang tengah dan ruang tamu untuk memastikan bahwa benar-benar sudah tidak ada orang yang datang menjenguk saya.

Setelah saya yakin sudah tidak ada orang yang menjenguk saya, lalu saya turun lagi dari tempat tidur, kemudian "cetok" terdengar suara slot pintu kamar yang saya tarik. Slot pintu terbuat dari kayu, jadi bunyinya "cetok" bukan "cetek".

Setelah slot pintu kamar saya tarik, lalu pintu kamar saya buka. Begitu pintu kamar saya buka, cahaya lampu patromak menerpa saya. Cahaya lampu patromak yang menerpa pintu kamar berwarna putih memantul ke ruangan kamar yang gelap, hingga kamar menjadi sedikit terang.

Tidak lama pintu kamar saya buka, lalu saya menghampiri ibu saya yang sudah siap-siap solat magrib. Ada suatu hal yang tidak mengenakan hati saya, tapi harus disampaikan oleh saya ke ibu saya. Hal yang sangat tidak mengenakan hati saya yaitu hilangnya uang bayaran bulanan madrasah untuk empat bulan. Uang bayaran madrasah hilang terhanyut berlayar entah sampai dimana, saya tidak tahu. Hanyut bersama buku, pulpen dan Kartu bayaran. Kartu bayar berlayar jauh mengarungi aliran got yang deras bersama uang bayaran dan alat tulis sekolah.

"Ma.! Duit bayaran madrasah ilang keli!", ujar saya kepada ibu saya, memberitahu kalau uang bayaran bulanan yang dikasih untuk bayaran empat bulan hilang hanyut kebawa banjir air got.

"Ora papa, sing penting ko slamet.", jawab ibu saya. Artinya, "Gak papa, yang penting kamu selamat".

Bersambung...

Tegal, 10 Juni 2020

Aminudin Sumbaga

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

10 Jun
Balas

Terimakasih

10 Jun

Terimakasih

10 Jun

Mantul...

10 Jun
Balas

Terimakasih

10 Jun



search

New Post