Amir

Silahkan kunjungi http://amirdikdas.blogspot.co.id/ ...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN SISWA KELAS VIII SMPN 2 PEMATANG KARAU DENGAN MEDIA LEAFLET

Silahkan Klik Jurnal

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN SISWA KELAS VIII SMPN 2 PEMATANG KARAU DENGAN MEDIA LEAFLET

INCREASING LEARNING OUTCOME USING COOPERATIVE LEARNING JIGSAW TYPE IN SECONDARY HIGH SCHOOL

Oleh

Amir

Abstract: Classroom action research was conducted at SMP Negeri 2 Pematang Karau Pematang Karau Subdistrict, East Barito Regency. Problems experienced by teachers is on the learning process has not been maximized. There are 33 students of class VIII SMP Negeri 2 Pematang Karau, 8 students of whom are willing to interact actively. Learning outcomes average grade VIII students is 45. whereas KKM is 75. This study result to improve learning outcomes using Jigsaw Type cooperative model on the Material Plant . The study was conducted two cycles. Research can improve learning outcomes.

Keywords: learning outcome jigsaw, leaflet

1. PENDAHULUAN

Proses IPA ditujukan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk menemukan konsep melalui proses IPA yang mencakup: mengamati, membedakan, mengklasifikasi, memprediksi, menafsirkan, menerapkan konsep, merumus-kan hipotesis, merencanakan penelitian, membuat model, berkomunikasi , dan menyimpulkan sesuai yang dikemukakan oleh Carin dalam (Indrawati, 2016: 33). Sehingga proses pembelajaran IPA sekarang berpusat kepada siswa bukan lagi bersumber pada guru.

Menurut Depdiknas, (2006: 3) salah satu fungsi pembelajaran IPA memupuk serta mengembangkan minat siswa terhadap IPA sehingga lebih menekankan agar siswa menjadi pembelajar aktif dan luwes agar tercapai hasil belajar yang optimal. Di sinilah peran guru sebagai agen perubahan. Guru berperan membangkitkan motivasi belajar siswa. Hal ini tergantung dari strategi pembelajaran yang diterapkan guru untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003, tugas guru adalah guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari. Guru yang baik adalah guru yang memahami, menguasai dan menggunakan tipe dan media pembelajaran. Guru juga harus kreatif dalam menggunakan dan memanfaatkan tipe dan media pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar mencapai harapan.

Kenyataannya sekarang kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar sering kali muncul tipe ceramah yang diterapkan guru dalam menyampaikan monoton, yang ditandai dengan aktivitas guru menerangkan, siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru hingga proses belajar mengajar berakhir tanpa ada kesempatan untuk mengembangkan daya kreatifitas yang dimiliki siswa. Dengan kondisi seperti ini menyebabkan proses pembelajaran kurang kondusif, membosankan, serta membuat minat belajar siswa (Durandt, 2014:142). Selain itu pada saat guru selesai menjelaskan materi pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya seputar materi yang dibahas, namun tidak ada siswa yang bertanya hal ini disebabkan karena siswa merasa malu dan takut salah sehingga mereka memilih diam.

Hal serupa juga dialami oleh siswa kelas VIII SMPN 2 Pematang Karau pada materi jaringan tumbuhan. Siswa tidak begitu antusias mengikuti pelajaran, hal ini bisa dilihat dari 33 siswa kelas kelas VIII SMP Negeri 2 Pematang Karau hanya 8 siswa yang mau berinteraksi secara aktip. Hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA pada saat ulangan rata-rata nilai siswa kelas VIII adalah 61. padahal KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan adalah 75.

Menurut (Sulistyowati, 2017:64) bahwa suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh hasil belajar yang optimal. Pembelajaran tipe Jigsaw dianggap cocok diterapkan dalam pembelajaran IPA pada materi Jaringan tumbuhan, karena dengan tipe Jigsaw siswa diharapkan membagi pengetahuan yang diperolehnya dengan teman satu kelompoknya dan dapat meningkatkan kecakapan sosial pada masing masing anggota kelompok. Faktor lain rendahnya hasil belajar adalah kurangnya buku pelajaran yang dimiliki sekolah, yang timbulkan akibat banjir. Oleh karena itu, diperlukan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar mengajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa (Hutabarat, 2015:54). Pemakaian media pembelajaran yang digunakan adalah media leaflet yang merupakan bentuk penyampaian informasi melalui lembaran lipat yang isinya dapat dalam bentuk gambar dan kalimat (Gani, 2014:34). Menurut (Notoatmojo, dalam Kawuriansari, 2010:111) media leaflet mampu meningkatkan gairah belajar bagi siswa.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Tipe Jigsaw pada Materi Jaringan Tumbuhan Siswa Kelas VIII SMPN 2 Pematang Karau dengan Media Leaflet”.

2. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK merupakan sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas dengan jalan merancang, melaksanakan, merefleksi tindakan. Kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

PTK merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari guru lain (Tahir, dalam Sukardiyono, 2015:4). Sedangkan menurut (Bahri, dalam Sukardiyono, 2015:4) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SMPN 2 Pematang Karau (Sekolah Terpencil) Kabupaten Barito Timur. Pada Tahun Pelajaran 2016/2017. Jalan Sungai Karau desa Muara Plantau Kecamatan Pematang Karau Provinsi Kalimantan Tengah. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2016 dan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2016. Setiap kali pertemuan membutuhkan waktu 3 x 35 menit. Penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran.

Hasil tes akhir siklus diperiksa dan diberi skor. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 dinyatakan tuntas belajar karena KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah adalah 75. Sedangkan ketuntasan klasikal dapat diketahui dengan menggunakan rumus:

Ketuntasan Klasikal

=

Jumlah Siswa yang Tuntas

x 100%

Jumlah siswa seluruhnya

Menurut Depdiknas, dalam Tofan, (2015:57) menyatakan bahwa suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% telah tuntas belajarnya.

Adapun skor penilaian observasi yang menggunakan skala 0–4, seperti disajikan dalam tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2. 1 Pedoman Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

Kategori

Bobot Skor

Sangat tepat

4

Tepat

3

Cukup tepat

2

Kurang tepat

1

Tidak tepat

0

Sumber: Jihad dan Haris (2010:120).

Setelah diperoleh skor penilaian pelaksanaan pembelajaran maka dihitung untuk menentukan kualitas pelaksanaan pembelajaran menggunakan rumus:

Persentase Nilai Rata-rata (NR)

=

Jumlah Skor

x 100%

Jumlah Skor Maksimal

Tabel 2.2 Kriteria skor penilaian pelaksanaaan pembelajaran

Nilai (%)

Kriteria

90 – 100

Sangat baik

70 – 89

Baik

50 – 69

Cukup baik

29 – 49

Kurang baik

10 – 29

Tidak baik

Sumber: Jihad dan Haris (2012 : 131)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Awalnya, Siswa tidak begitu antusias mengikuti pelajaran, yaitu pembelajaran satu arah dan didominasi oleh guru. Hal ini bisa dilihat dari 33 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pematang Karau hanya 8 siswa yang mau berinteraksi secara aktip. Dalam kondisi seperti ini mengakibatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA pada saat ulangan rata-rata nilai siswa kelas VIII adalah 45. padahal KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan adalah 75.

Setelah diujicobakan pada siswa, maka diperoleh ketuntasan belajar siswa pada materi Jaringan Tumbuhan dengan tipe Jigsaw media leaflet dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Nilai Hasil Belajar Siswa Tahap Awal

Siklus 1

Ketuntasan Belajar

Nilai

Tuntas

Tidak Tuntas

Tertinggi

Terendah

8

25

93

40

Dari tabel di atas, diketahui siswa yang tidak tuntas sebanyak 25 siswa, dengan ketuntasan belajar adalah 24%. Dari nilai yang diperoleh siswa sebelum menggunakan pembelajaran tipe Jigsaw.

Tabel 3.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus 1

Siklus 2

Ketuntasan Belajar

Nilai

Tuntas

Tidak Tuntas

Tertinggi

Terendah

23

10

93

67

Siklus 1 diketahui siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 siswa, dengan ketuntasan belajar adalah 70%. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus 1 presentase Ketuntasan Klasikal siswa dinyatakan belum tuntas.

Tabel 3.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Siklus 2

Ketuntasan Belajar

Nilai

Tuntas

Tidak Tuntas

Tertinggi

Terendah

31

2

100

86

Siklus 2 diketahui siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa, disebabkan siswa tidak hadir ke sekolah, namun ketuntasan belajar sudah 100% di atas KKM sekolah yaitu 75. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus 2 presentase Ketuntasan Klasikal siswa dinyatakan tuntas.

Data observasi guru selama proses pembelajaran, Peneliti sebagai guru dan dibantu oleh 2 Guru sebagai observer dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 3.3 Data Observasi Guru Selama Proses Pembelajaran

Siklus 1 Pertemuan 1

No.

Kegiatan

Skor

1

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

2

2

Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demontrasi) atau teks.

2

3

Guru menjelaskan siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar

2

4

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

2

5

Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka.

2

6

Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

3

Jumlah

13

Skor penilaian pelaksanaaan pembelajaran

54%

Keterangan: 1) Kurang 2) Cukup 3) Tepat 4) Tepat Sekali

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan pembelajaran yang dilakukan di kelas VIII dengan pembelajaran tipe Jiksaw penilaian pelaksanaaan pembelajaran mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya dengan kriteria skor adalah cukup baik yaitu 54% berada pada rentang nilai (50%-56%). Pada siklus 1 hanya dilakukan satu kali pertemuan.

Tabel 3.4 Data Observasi Guru Selama Proses Pembelajaran

Siklus 2 Pertemuan 1

No.

Kegiatan

Skor

1

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

4

2

Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demontrasi) atau teks

4

3

Guru menjelaskan siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar

3

4

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

3

5

Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka.

3

6

Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

3

Jumlah

20

Skor penilaian pelaksanaaan pembelajaran

83%

Keterangan: 1) Kurang 2) Cukup 3) Tepat 4) Tepat Sekali

Tabel 3.5 Data Observasi Guru Selama Proses Pembelajaran

Siklus 2 Pertemuan 2

No.

Kegiatan

Skor

1

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

4

2

Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demontrasi) atau teks

4

3

Guru menjelaskan siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar

4

4

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

4

5

Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka.

4

6

Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

3

Jumlah

23

Skor penilaian pelaksanaaan pembelajaran

96%

Keterangan: 1) Kurang 2) Cukup 3) Tepat 4) Tepat Sekali

Pada Siklus 2 dalam dua kali pertemuan data observasi guru yaitu tabel 3.4 dan tabel 3.5 menunjukkan pemeningkatan dari 83% menjadi 96% yang artinya pada pertemuan berikutnya berada pada kriteria nilai sangat baik (90%-100%).

Adapun masukan dari kegiatan perbaikan dari teman sejawat pada saat mengobservasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk menilai pelaksanaan pembelajaran selama berlangsung dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.6 Saran dari teman sejawat

Pertemuan ke-

Saran-saran

P-1

· Langkah-langkah pembelajaran dituliskan sebelum dilisankan dan pembelajaran harus disampaikan dengan runtut dan tegas, sehingga siswa dapat memahami dengan mudah., karena siswa akan tahu pembelajaran berikutnya.

· Perhatikan batas waktu agar mampu mengurangi waktu yang tidak bermanfaat.

P-2

· Bagi siswa yang tidak aktif bertanya, ditugaskan menjawab pertanyaan temannya.

P-3

· Pada saat kerja kelompok, harus ada pembagian tugas bagi masing-masing anggota.

Saran yang diberikan dari teman sejawat pada setiap pertemuan telah dilakukan perbaikan pada pertemuan siklus berikutnya. Sedangkan saran yang paling menarik pada setiap pertemuan adalah pemanfaatan waktu yang dimiliki agar dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru secara maksimal. Menurut Sabri, (2012:1) menyatakan pencapaian keberhasilan ditentukan sejauhmana seseorang mampu mengalokasikan waktunya dan membuat skala prioritas dari pekerjaan itu.

4. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan menggunakan Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari ketuntasan belajar 70% meningkat menjadi adalah 89% pada materi jaringan tumbuhan siswa kelas VIII SMPN 2 Pematang Karau dengan media leaflet.

Saran yang dapat dituliskan pada penelitian ini adalah pembelajaran tipe Jigsaw supaya memperhatikan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran harus disampaikan dengan runtut dan tegas, sehingga siswa dapat memahami dengan mudah.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Durandt, S.W., Said, I., Ratman. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di kelas V SDN Inpres Matamaling. Jurnal Kreatif Tadolaku online. Vol.(2) 3:142-153

Gani, H.A., Istiaji, E., Kusima, A.I.(2014). Perbedaan Efektivitas Leaflet dan Poster Produk Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Jember dalam Perilaku Pencegahan HIV/AIDS. Jurnal IKESMA. Vol.(10) 1: 31-48.

Hutabarat, W., Napitupulu, R.S. (2015). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Menggunakan LKS terhadap Hasil Belajar Kimia pada Pokok Bahasan Hidrokarbon. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan. Vol.(21) 1:53-58.

Indrawati, dkk. (2016). Pedagogi: Komunikasi Efektif. Modul Guru Pembelajan IPA SMP Kelompok Kompetensi H. Pusat Jakarta, P4TK. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Jihad, A. Haris. A. (2012). Evaluasi Pembelajaran Yogyakarta: Multi Pressindo.

Kawuriansari, R., Fajarsari, D., Mulidah, S. (2010). Studi Efektivitas Leaflet terhadap Skor Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea di SMP Kristen 01 Purwukerto Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah kebidanan. Vol. (2) 1: 108-122.

Sabri, A. (2012). Pengelolaan Waktu dalam Pelaksanaan Pendidikan Islam. Jurnal Al-Ta’lim Jil.(1) 3: hlm.180-187

Sukardiyono, T. (2015). Pengertian, Tujuan, Manfaat, Karakteristik, Prinsip dan Langkah-langka Penelitian Tindakan Kelas.http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048521/pengabdian/makalah-ppm-ptk-2015.pdf, di akses 12 Februari 2016.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post