Ammy Fidyanti

Seorang guru SMP Negeri 154 Jakarta. Pembina StudentCare. Founder @inspirasi_15 (follow akun IG nya ya 😍). Ibu dari 3 putra sholeh. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh
Raker

Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh

Mengawali tahun ajaran 2020/2021 pada semester lalu dengan memasuki masa pandemi, membuat semua elemen sekolah harus melakukan adaptasi dalam pembelajaran. Guru belajar mengajar dengan cara PJJ, siswa mulai belajar dengan menggunakan metode virtual. Baik guru maupun siswa secara bersama-sama melakukan proses adaptasi dalam belajar.

Teknologi menjadi teman sejati dimasa pandemi. Internet menjadi primadona di seluruh dunia. Makhluk ghaib yang perilakunya harus kita pahami. Misalnya pada saat pembelajaran dilakukan, tiba-tiba koneksi internet tidak stabil. Maka harus dilakukan antisipasi, yaitu menutup kamera yang awalnya terbuka. Hal ini membantu menstabilkan jaringan, sehingga pembelajaran dapat terus berlangsung. Contoh lain adalah kondisi ekonomi peserta didik. Guru harus melapangkan dada dan bersabar, apabila ada peserta didik yang meminta izin tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan tatap muka secara virtual. "Bu, mohon maaf saya tidak bisa mengikuti google meet dikarenakan keterbatasan kuota". Tentu para guru akan menerima keadaan peserta didik dengan ikhlas dan membimbingnya dengan metode lain.

Dari 36 atau 40 peserta didik, rata-rata yang mengalami kendala adalah sekitar 2 sampai 5 peserta didik. Artinya hanya sekitar 10% siswa yang mengalami kendala. Keterbatasan literasi komputer, juga menjadi PR bagi para guru. Secara bertahap, harus diperbaiki. Dengan tahapan yang berbeda-beda, para guru antusias mempelajari ilmu-ilmu yang terkait digitalisasi pembelajaran. Kehadiran peserta didik bisa dikatakan 98 - 100% setiap harinya. Melalui presensi tiap kelas, para siswa menunjukkan usahanya untuk tetap belajar.

Sebagai otokritik, sejujurnya harus diakui bahwa guru belumlah mengoptimalkan semua kemampuannya agar dapat melakukan pembelajaran jarak jauh secara digital. Memanfaatkan alat-alat teknologi yang tersedia seperti google classroom, google form, dan google meet serta video konferensi lainnya sebagai sarana tatap muka. Baru sekitar 40% guru yang memanfaatkan pembelajaran digital. Hal ini harus menjadi evaluasi, dan pemacu semangat, agar para guru terus belajar dan meng-update kemampuannya sehingga tidak tertinggal oleh era industri digital.

Namun secara umum, saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh guru yang sudah berusaha mengajar dengan hati, menyampaikan pembelajaran dengan kasih sayang walaupun dengan segala keterbatasannya. Semoga Allah meridhoi upaya kita dan memberikan kemampuan agar di masa yang akan datang, kita bisa menjadi lebih baik lagi. Terima kasih.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bu, guru harus selalu mengikuti zaman tehnologi yg berubah. Covid 19 menuntut guru utk belajar dan mengajar siswa jarak jauh

08 Jul
Balas

Betul bu amaliawati, salam kenal dan sehat selalu ya bu

09 Jul



search

New Post