Dyan baru saja selesai membaca berita. Rasanya tak percaya, perjuangannya berjilbab 30 tahun yang lalu, hingga tahun ini masih terjadi. Apa iya zaman kembali ke masa lalu?. Orang masih harus berjuang untuk mengenakan pakaian muslimah ini? Mengapa?

Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya. Alasan yang dibacanya pada berita digital itu, karena siswa tersebut dianggap melanggar aturan penduduk mayoritas. Hoooo, baru tahu ada kasus macam ini. Di sebuah provinsi, rupanya masih ada muslimah yang ditekan hak beragamanya. Tidak boleh pakai jilbab ke sekolah.

Teringat perjuangannya bersama teman-teman kala itu. Walaupun jilbab sudah dibolehkan dipakai di sekolah, tapi masih banyak kesulitan yang ditemui. Diantaranya ijazah dan berbagai urusan yang tidak dibolehkan menggunakan foto berjilbab. Walhasil mereka bersama-sama menyiasati dengan menggunakan bandana, kemeja yang dikancing hingga leher dan jilbab hitam menutup rambut sebagai kamuflase. Telinga wajib terlihat. Jadilah foto ijazah yang lucu. Kalau diperhatikan fotonya memang aneh. Tapi ya sudahlah. Semoga Allah mengampuni.

Qodarullah, ijazah Dyan sudah terbakar bersama rumahnya yang mengalami musibah kebakaran tahun 1993. Hingga saat ini, urusan yang memerlukan ijazah SMAnya, hanya menggunakan Surat Keterangan Lulus bersegel dan bermaterei. Sebagai pengganti ijazah yang terbakar.