#episodemesjidsultanmuhammadalfatih

Sang Surya makin ke Barat. Waktu meninggalkan Turki makin dekat. Destinasi yang sesungguhnya masuk dalam paket wisata, telah habis. Namun masih ada sedikit waktu tersisa, hingga menunggu penerbangan menuju Madinah. Guide menawarkan kami untuk naik kapal verry di Selat Marmara. Harganya lumayan, buat rombongan yang berangkat bersama keluarga. Saya setuju saja, karena sendiri. Setelah diskusi, kami urung dan memilih destinasi lain. Mesjid Sultan Muhammad Al Fatih.

MasyaAllah, tabarakallah. Melihat kemegahan mesjid ini, berulang kali berdecak kagum. Sekali lagi mengulas kelebihan arsitektur Turki yang sangat detil dan indah. Hiasan kaligrafi serta lukisan pada dinding dan kubahnya sungguh menawan. Beberapa pengunjung mesjid terlihat sedang menyetorkan hafalan Quran dalam halaqoh tahfidznya. Saya menyempatkan diri untuk sholat tahiyyatul mesjid. Dua raka'at di mesjid yang belum pernah disinggahi di negara lain, terasa istimewa buat saya. Sambil berdoa semoga suatu saat bisa kembali berkunjung, aamiiin.

Angin yang berhembus sangat kencang. Namun tak menyurutkan hasrat berfoto para rombongan. Saya sempat berkeliling. Sayang, makam Sang Sultan ditutup karena sedang renovasi. Tapi sudut-sudutnya sempat kuambil gambar. Kemegahan mesjid seolah menggambarkan kejayaan Sang Sultan dimasa lalu. Muhammad Al Fatih, Sultan muda penakluk Konstantinopel.

Setelah itu kami bergegas kembali ke bis, karena waktu kami hampir habis. Kami masih harus mampir untuk makan malam, sebelum menuju bandara.

Note: jangan lewatkan kisah terakhir dari Turki, I'm coming besok. See you...