Indonesia merupakan negara dengan beragam suku, agama, budaya dan bahasa. Dengan begitu banyak suku dan budaya, tidak heran jika berbagai jenis tradisi masih dipraktikkan hingga saat ini. Ambil "laut" misalnya. "Pick the Sea" adalah salah satu dari banyak tradisi yang berlanjut hingga saat ini.

Tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat pesisir pada waktu-waktu tertentu dalam setahun untuk mengungkapkan rasa syukur atas nikmat Tuhan Yang Maha Esa.

Masyarakat pesisir percaya bahwa sumber daya laut sangat penting untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan dan kesejahteraan komunitas mereka. Akibatnya, masyarakat pesisir telah mengembangkan perspektif yang unik tentang sumber daya laut dan menghargai hasil laut.

Untuk lebih mengenal tradisi ini, berikut ini saya tuliskan tentang tradisi Petit Laut, pelaksanaan 'Pilih Laut' di desa Kalibuntu Kabupaten Probolinggo, dan ekspresi budaya dari tradisi 'Pilih Laut'.

Mengenal Tradisi Petik Laut

Memancing di laut adalah tradisi yang ditemukan di daerah pesisir. Penangkapan ikan termasuk dalam kategori ritual adat dan merupakan ungkapan rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa untuk menghadirkan pangan dan keselamatan bagi masyarakat pesisir.

Tradisi menangkap laut ini diwariskan secara turun-temurun dan berlangsung setahun sekali pada tanggal 1 Sulo atau 1 Muharram. Parade budaya, hadra, drum band, dll biasanya diadakan sebelum Pick the Sea untuk memeriahkan kegiatan Pick the Sea.

Inti dari implementasi Pick the Sea adalah Larun Sesage. Larun Sesage adalah kegiatan di laut menjelajahi perahu-perahu kecil bermuatan hasil laut dan berbagai jenis hasil pertanian lainnya, ditemani perahu-perahu besar yang dihias sedemikian rupa.

Sebelum perahu kurban dilepas, dilakukan doa bersama oleh tokoh masyarakat setempat untuk kebaikan dan keselamatan nelayan dan masyarakat pesisir.

Pelaksanaan Petik Laut di Desa Kalibuntu Kabupaten Probolinggo

Pada hari Sabtu tanggal 13 Agustus 2022 diadakan kegiatan Sea Picking yang merupakan kegiatan tahunan di Desa Kalibuntu, Kecamatan Klaksarn, Probolinggo. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh warga desa Kalibuntu dan tamu undangan lainnya.

Acara diawali dengan pembacaan Shorawat oleh tokoh masyarakat setempat, dilanjutkan dengan sambutan dari berbagai kalangan. Penahanan Pikku Laut bertujuan untuk mengetahui perasaan yang ditinggalkan oleh nenek korban dan sebagai wujud rasa syukur warga kepada Tuhan yang telah memberikan makanan yang cukup dan keamanan.

Kegiatan ini akan dimulai pada pukul 08:00 WIB. Sumbangan Larun disumbangkan usai berbagai acara penyambutan. Mas Mafi, salah satu warga setempat, mengatakan, acara "Pick the Sea" tahun ini lebih ramai dari biasanya, terbukti dengan banyaknya pengunjung. Acara tersebut disambut baik tidak hanya oleh warga setempat, tetapi juga oleh wisatawan yang berkunjung ke kawasan Kraksan.

Wujud kebudayaan dalam Tradisi Petik Laut

Anda dapat mengungkapkan pendapat Anda jika sesuai dengan tiga elemen budaya Anda.

Gagasan, Aktivitas, dan Penawaran.

Budaya pertama adalah gagasan "memilih laut". Berawal dari adanya gagasan, konsep dan keyakinan bahwa laut merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat pesisir dan patut kita syukuri atas kelimpahannya. produk.

Kedua, budaya sebagai aktivitas. Di Petit Laut, kamu bisa mempelajari aktivitasnya melalui berbagai event.

Yang ketiga adalah elemen artefak. Ini adalah hasil dari aktivitas taktil. Dalam tradisi Puciku Laut, bentuk ini terdapat pada sesaji pada Larung Larung.