TASAWUF BIROKRASI (1)
Reformasi Birokrasi dalam Persepktif Tasawuf.
----
Hari ini saya ingin membagikan rangkuman dari buku TASAWUF BIROKRASI yang sudah saya baca beberapa waktu lalu. penulis buku ini adalah Prof. Dr. Phil. H. M Nur Kholis Setiawan. TASAWUF BIROKRASI terdiri dari beberapa bab. Materi bab 1 membahas apa itu tasawuf birokrasi dan terdiri dari beberapa bagian.. Kali ini saya bagikan rangkuman bagian Reformasi Birokrasi dalam Persepktif Tasawuf.
.Reformasi birokrasi merupakan suatu upaya untuk mengubah pola pikir dan budaya untuk mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik.Reformasi kementerian Agama 2010-2014 disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014. Reformasi Birokrasi kementerian Agama dilaksanakan untuk menjawab tuntutan terhadap delapan area perubahan yaitu penataan organisasi, perubahan pola pikir(mind set) dan budaya kerja yang terwadahi dalam komitmen pimpinan, organisasi yang sesuai ukuran, right sizing, penataan tata laksana (bussines process), peraturan perundang-undangan, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kerja, peningkatan kualitas pelayanan publik. Kriteria keberhasilan delapan area perubahan reformasi ditunjukkan oleh hasil capaian tingkat kepuasan masyarakat atau pengguna layanan, peningkatan profesionalisme SDm Apartur, dan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Agama.
Nilai-nilai Reformasi Birokrasi memiliki benang merah dengan dunia tasawuf. Ketika seseorang hendak berguru tarekat maka ia harus mencermati empat hal sebelum memutuskan apa dan siapa gurunya. Prinsip inilah yang selaras dengan Reformasi Birokrasi. Pertama, mengetahui dengan pasti prinsip dasar ajaran tarekat sang guru. Begitupun dalam birokrasi pemerintahan, ketika seseorang mendapatkan manah jabatan, maka seseorang tersebut harus mengetahui dan menguasai apa tugas dan fungsinya. Kedua, mengetahui amalan dan doa-doa rutin sang guru. Dalam birokrasi pemerintahan, setelah seseorang mengetahui dan menguasi tugas dan fungsi, maka ia harus bisa memilah program rutin, program prioritas sekaligus logistic dn akunnya. Ketiga, silsisilah sanad sang guru. Dalam ranah birokrasi, seorang pejabat harus tahu regulasi dari yang paling tinggi hingga paling bawah. Keempat, ketika telah memutuskan bergabung dengan suatu tarekat, maka seseorang akan merasa nyaman dalam pengembaraan spiritualnya. Dalam dunia birokrasi, seseorang yang telah dikukuhkan dalam jabatan akan menjalani dengan nyaman dan tenang. Segala kondisi akan disikapi dengan santai dan proposional. Hal ini akan menjadikan jabatan merupakan amanah yang bernilai ibadah dan bukan akhir dari hidup ataupun karir.
Ponorogo, 20 Februari 2021
#TantanganHariKe-2
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar