Corona, Seberkas Surat dari Langit
Ini tulisan pertama saya tentang Virus Corona atau biasa juga di sebut dengan Covid-19. Selama ini saya lebih memilih membaca diberbagai media terkait perkembangan dan efeknya. Tanpa memberikan tanggapan apapun.
Tulisan ini tidak akan membariskan kalimat sisi negatif Virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok ini. Sudah banyak para pakar yang memiliki kompeten dan pemegang otoritas mengulas secara detail. Baik dari pemerintah ataupun non pemerintah, medis, dan alim ulama.
Saya mencoba menyibak efek positifnya berdasarkan perspektif dunia yang saya tekuni hampir satu dasawarsa terakhir. Bukan berarti abai dari mudarat yang ditumbulkan. Bukan juga latah seperti orang yang bermazhab Jabariyah, bahwa manusia terpaksa tunduk kepada takdir tanpa memiliki usaha dalam perbuatan.
Ikhtiar pencegahan dan penularan tetap harus dilakukan semaksimal kemampuan sebagai hamba. Dan dalam hal ini pemerintah sudah mengumumkan kebijakan memberlakukan sosial discanting.
Untuk beberapa waktu kedepan masyarakat diminta mengambil jarak sosial, menghindari kerumunan, pertemuan publik, dan tidak mendatangi pertemuan dalam kelompok besar.
Imbas kebijakan ini pun menyentuh dunia pendidikan. Aktivitas belajar mengajar sementara waktu diberlakukan via online. Secara sepintas kurang efektif dan maksimal. Tetapi kenyataan darurat mengharuskan pendidik dan murid harus beriteraksi secara maya.
Kenyataan ini tak pernah terkira terka sebelumnya. Tiba-tiba terjadi dan menghentakkan. Merambat dengan cepatnya. Menebar kecemasan dan ketakukan akut warga dunia.
Kerugian yang ditimbulkan pasti banyak, dari sisi materi ataupun efek psikologis. Tetapi memfokuskan perhatian pada ancaman dan bahayanya bisa menimbulkan penyakit lain, yaitu depresi.
Tuhan tidak pernah mendatangkan suatu peristiwa melainkan di dalamnya mengandung hikmah dan iktibar. Di bagian inilah pandemi Corona harus dipandang sebagai surat dari langit untuk dibaca umat manusia.
Dalam konteks dunia pendidikan, diberlakukannya sosial distancing menggandakan nilai postif. Pembelajaran via online mengubah cara pandang masyarakat terkait kehadiran Smartphone.
Selama ini telpon genggam pintar dimaknai membawa pengaruh negatif lebih besar. Padahal ia sebenarnya barang netral. Kembali ke masing-masing individu bagaimana dan seperti apa menggunakannya.
Sejumlah kekhawatiran negatif memaksa sebagian orang tua menjauhkan anak-anaknya bersentuhan dengan Smartphone. Langkah demikian tidak salah. Tetapi melarang sepenuhnya juga kurang tepat.
Bagimanapun teknologi digital adalah produk zaman ini. Bahkan termasuk salah satu pencapaian spektakuker dalam kurun abad 21. Sudah menjadi satu kesatuan tak terpisahkan dalam sistem kehidupan masyarakat modern.
Generasi kini, jika buta teknologi akan tersisihkan dari panggung di tengah arus deras dan ketatnya persaingan hidup. Atau paling minimal akan jalan di tempat.
Pada bagian ini, terlepas dari efek negatifnya. Pandemi Corona bertandang menyiratkan pesan edukatif. Orang tua yang sebelumnya melarang anaknya bersentuhan dengan gadget keadaan kembali menuntutnya untuk memperkenalkan.
Guru-guru yang tadinya gagap teknologi, dituntut meningkatkan kapasitas dan kompetensi. Diharuskan beradaptasi dan memahami cara mengoperasionalkan teknologi digital melalui pembelajaran online.
Anak-anak yang mengenal gadged hanya untuk hiburan dan bermain game, diarah-pahamkan penggunaannya sebagai sarana pembelajaran. Diajarkan pemanfaatan waktu lebih produktif.
Pada akhirnya, setiap diri harus mampu berubah dan menyusuaikan dengan kemajuan. Kemajuan adalah keniscayaan sedangkan perubahan adalah tuntutan.
Kembali kepada setiap individu, harus pandai menempatkan diri berdialektika dengan zaman secara terukur dan benar. Perubahan ini akan terus beranjak menebar pesonanya. Berubah pasti datang menyapa, dengan sadar diri atau dipaksa oleh situasi.
Ilustrasi: ayosemarang.com
#SatuHariSatuTulisan
#TantanganGuruSiana
#TantanganMenulisHari_4
Gowa, 19 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren tulisannya! Mengedukasi, menginformasikan, dan banyak memberi manfaat, dengan gaya khas tulisan Mas Amsal. penulisan diksi-nya itu Bro! aku suka gaya tulisanmu!
Terima kasih banyak, BundaBelajar menulis, semoga bisa mengikuti jejak prestasi dan jalan juangnya, Bunda.