Seringkali pengetahuan yang terserap memenuhi memori menghilangkan esensi makna belajar yang hakiki.

Banyak orang berwawasan luas. Sampai tanpak leluasa menjelajahi hamparan bumi dalam percakapan pengetahuan yang memukau, tapi tak mampu membawa jiwanya terkoneksi dengan langit.

Dalam pengantar tadabbur Surah Al-Qiyamah Ust. Nauman Ali Khan menguraikan sebuah perspektif yang cukup menarik untuk ditelaah. Secara tersirat bermuatan kritik terhadap perkembangan pendidikan modern.

Khususnya teori-teori pendidikan yang mengalir dari peradaban barat, yang merambat membanjiri dunia pendidikan di timur. Terkesan ada pemaksaan untuk ditampung di otak-otak generasi tanpa melakukan filtrasi.

Efek panjang akibat mengkonsumsi konsep pendidikan yang kental muatan liberalnya ini, akan lahir manusia yang secara teologi mereka bertuhan, namun pada tataran aplikatif timbul perilaku bebas nilai.

Secara akademik sangat prestatif. Namun mengkoneksikan pengetahuan dalam bentuk praktek ke atas langit sangat minim, bahkan kenyataannya banyak yang nihil.

Ketergantungan berlebihan kepada sarjana Barat membuahkan fakta, ilmuan-ilmuan muslim menjadi redup, kitab-kitab klasik yang menjadi sumber rujukan kebangkitan era modorn hampir-hampir tak mendapat tempat di ruang percakapan pendidikan hari ini.

Siapa yang tak mengenal Lawrence Kohlberg? Disebut-sebut sebagai bapak pencetus pendidikan karakter. Mungkin banyak yang tak tahu, sosok ahli psikologi ini juga mengakhiri hidup secara tragis. Ia bunuh diri.

Literatur dari Barat sangat mengangumkan. Itu fakta. Dalam hal ini, akal harus tetap open minded untuk menjelajahi khasanah pengetahuan. Satu yang niscaya, bagaimana pembelajaran tak keluar dari konteks IQRA' BISMI RABBIK.