Amsal Armansal

Lahir di Desa Benteng Palioi, Kec. Kindang Kab. Bulukumba. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Isyarat Rindu

Isyarat Rindu

Ini adalah karya perdana. Sebelumnya tak pernah terbisik selintas pun dalam mimpi saya akan punya buku karya jemari sendiri. 

Bahkan, boleh dibilang semua tulisan dalam buku ini ditulis secara lepas di sebuah komunitas FB. Tanpa terencana kemana arahnya. Hanya menulis dan menulis saja.

Namun, setiap postingan selalu mendapat apresiasi dari banyak pembaca. Dalam rentang kurang lebih delapan bulan terkumpul 23 postingan. Sejak bergabung FB dari 2007, itu pertama kalinya saya menulis secara konsisten tema yang sama, tentang "RINDU". 

Adalah Bang Zul, beliau dari Depok dan saya menyebutnya sebagai Coach. Melalui beliau kumpulan tulisan saya akhirnya tercetak jadi karya buku. 

"ISYARAT RINDU," Begitu saya menamainya dalam judul. Buku ini mengupas bagian sisi manusia yang dengannya mampu menghadirkan seni keindahan dalam hidup. 

Yang penting diketahui, bahwa seindah apapun keindahan yang merasuk di jiwa kehidupan, akan menjadi kesementaraan di relung rasa bila tak terbingkai dengan energi iman. 

Rindu yang membuat Nabi Adam seakan lautan pesona dan berjuta nikmat Surga tak cukup baginya. Rusuk sempurna tak terasa kuat menyanggah kesendirian. Selaksa gelisah dan riak sunyi terus memprovokasi batinnya. 

Rindu jualah sehingga Jabal Rahmah tercatat sebagai monumen cinta pertama dan terbesar di bentang sejarah peradaban umat manusia. Karena di puncak itulah pertama kalinya temu raga dan sentuh rasa anak manusia untuk mencairkan rindu di muka bumi.

Lisan sejarah pun mengabadikan sisi lain dari rindu. Kelak ketika sentuhan rasa kedua anak manusia pertama itu membuahkan generasi, di sini rindu meriwatkan catatan kelam. Saat hasrat keindahan menguasai Qabil yang berakhir tindakan kriminal. Ia ringan tangan membunuh saudaranya, Habil. 

Sejarah meletakkan fakta ini di awal kehidupan manusia bukan sebatas kebetulan. Namun mengandung pesan pembelajaran bagi para pencinta dan perindu yang datang sesudahnya.

Terlebih jika melihat realitas kehidupan modern. Banyak generasi terlalu rapuh dipermainkan perasaan cinta dan rindu. Mereka tersesat kala rasa mulai mengeja arti hubungan antar lawan jenis. 

Ketika memasuki pintu usia Akil balig yang seharusnya akal difungsikan untuk menemukan titik kebenaran tertinggi di alam semesta. Namun karena pergaulan yang tampak bebas terbuka, membuat banyak generasi lebih mendahulukan menyambung sisi perasaannya kepada lawan jenis. Menyebabkan akalnya lumpuh membaca ayat-ayat semesta. 

Buku ISYARAT RINDU ini hadir sebagai hidangan cinta dan rindu dari penulis. Semoga pembaca dapat menikmati setiap menu kata, kalimat, dan diksi yang dapat menambah energi jiwa, iman, dan kebenaran dalam melukis sejarah kerinduan. 

Salam CINTA DAN RINDU

Gowa, 21 Maret 2020

 

#SatuHariSatuTulisan

#TantanganGurusiana

##TantanganMenulisHari_7

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Apa kita satu grup di menulis alineaku ya Pak?

22 Mar
Balas

Betul, Ibu Alhamdullillah, bertemu sapa lagi di sini kita

22 Mar

Mantap , lanjutkan pak.salam literasi.kita juga lagi belajar menulis pak

22 Mar
Balas

Salam literasi. Saya pun masih tahap merangkak belajar menulis, Ibu

22 Mar

Penasaran dengan isi ceritanya.

22 Mar
Balas

Non fiksi itu, Kak

22 Mar



search

New Post