Anah Tiranda

Saya Anah Tiranda adalah seorang guru di SMKN Enrekang, Sulawesi Selatan. Saat ini saya mengampu mata pelajaran produktif OTKP. Saya mulai lagi menyukai k...

Selengkapnya
Navigasi Web
AKU KAN KEMBALI UNTUKMU (28)

AKU KAN KEMBALI UNTUKMU (28)

AKU KAN KEMBALI UNTUKMU (28)

Tok... tok... tok... Suara ketukan pintu menghentikan aktivitas Budi yang sedang melihat galeri foto di ponselnya yang menampilkan gambar-gambar Amel yang diambil sejak jumpa pertamanya. Budi melangkah untuk membuka pintu kamarnya. Di depan kamarnya berdiri Rahmawati, adik angkatnya. Ya, dulu dia mengira Rahmawati adalah adik kandungnya, ternyata Budi hanyalah anak angkat ayah dan ibunya.

"Ada apa, Dik?" tanya Budi kepada Rahmawati. Adiknya itu tersenyum sumringah menatapnya.

"Kak Budi, sebentar bawa Rahma jalan-jalan ke pantai, ya. Kan sudah lama Kak Budi tidak ajak Rahma jalan-jalan. Sejak Kak Budi sibuk dengan pacar Kakak. Rahma sudah tidak diperhatikan lagi." Rahmawati memberondong Budi dengan raut wajah cemburu dan kesal.

Budi merasa bingung. Dia sudah terlanjur membuat janji ke Amel untuk datang ke rumahnya. Tiba-tiba pula Rahmawati memintanya membawa jalan-jalan. Padahal waktu senggangnya hanya hari ini. Besok dia ada rapat lalu terus pulang ke kota B untuk kembali bekerja.

"Aduh, Dik Rahma, gimana ya..." Budi menggaruk kepalanya. "Gini, Dik. Kakak sudah buat janji mau ke rumah Kak Amel. Mau bertemu juga dengan ayahnya. Lain kali ya kita jalan-jalan." jelas Budi.

Wajah Rahmawati semakin terlihat muram mendapat jawaban Budi yang lebih memilih pergi bersama Amel. Hatinya semakin kesal. Dia berbalik arah sambil mengentakkan kakinya. Setiap ada barang yang tampak di hadapannya dengan sengaja disenggolnya hingga terjatuh dan menimbulkan bunyi dalam rumahnya.

Ibu Fitriah yang berada di dapur, sedang mempersiapkan sarapan pagi, terkejut. Ditinggalkannya pekerjaan menata makanan di atas meja makan dan bergegas menuju sumber keributan pagi ini.

"Astaghfirullah.... Apa yang terjadi?" jeritnya tertahan saat melihat beberapa barang tergeletak berantakan di lantai. Budi berusaha memunguti barang-barang yang berceceran dan mengembalikan pada posisi semula.

"Ada apa ini, Budi. Kenapa bisa berantakan begini?" tanya Ibu Fitriah sambil geleng-geleng kepala.

Budi tersenyum kecil menjawab, "Ah gak apa-apa, Bu. Tadi itu tersenggol saja."

"Siapa yang menyenggolnya? Kenapa semua barang yang letaknya baik juga semua jatuh. Ini pasti ulah Rahma."

"Dia hanya kesal tadi. Nanti juga berhenti, Bu."

"Apa masalahnya?" Budi menceritakan apa yang telah terjadi sebelumnya. Ibu Fitriah hanya bisa mengelus dada. "Kamu bereskan dulu ini, ya Budi. Ibu mau menyelesaikan pekerjaan di dapur yang tertunda tadi. Nanti kalau kamu selesai panggil adikmu dan ayahmu untuk sarapan."

Sesaat kemudian mereka sudah ada di ruang makan menikmati sarapan mereka. Rahmawati masih terlihat kesal kepada Budi. Ibu Fitriah memperhatikannya. Namun belum bisa berbicara karena mereka masih makan. Setelah semuanya sekesai menyantap makanannya, barulah Ibu Fitriah menegur kelakuan Rahmawati tadi.

"Rahma, kenapa kamu tadi bertingkah seperti anak kecil? Kak Budi tidak bisa mengajakmu jalan-jalan karena dia ada urusan juga."

"Hah... Kak Budi selalu saja menomorsatukan si Amel itu. Selalu saja Amel yang diurusnya. Diutamakan kepentingannya. Sedangkan Rahma tidak dipedulikan lagi," ungkapnya dengan nada tinggi dan ketus. Bibirnya mencebik.

"Rahma!"ibu Fitriah menegurnya. "Yang sopan kamu."

"Huh... Selama ini Rahma hanya bisa mengagumi Kak Budi. Selama ini Rahma berusaha menekan rasa hati Rahma ke Kak Budi karena Rahma kira Kak Budi adalah kakak kandung Rahma. Tapi setelah tahu Kak Budi bukan anak ayah dan ibu, Rahma tidak bisa menahan lagi perasaan cinta Rahma pada Kak Budi." Plong. Lepas semua beban hati Rahma selama ini. Namun tidak bagi tiga orang dihadapannya. pernyataan Rahma itu bagai sebuah bom yang meledak di kepala mereka.

"Rahma!" Serentak ketiganya berteriak kaget.

Kalosi, 6 Maret 2022

#Tantangangurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post