AKU KAN KEMBALI UNTUKMU (23)
AKU KAN KEMBALI UNTUKMU (23)
Jodoh, rejeki dan kematian tak dapat kita tahu ke depannya seperti apa. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha untuk berbuat baik.
*
Amel melangkah menuju ruangan Direktur. Tadi, Pak Mahmud mengirimkan pesan agar dia segera menghadap Direktur ada sesuatu yang penting yang akan dibicarakan. Dalam hatinya Amel bertanya-tanya apa gerangan yang akan dibicarakan itu. Ini pertama kalinya dia dipanggil oleh Direktur. Dia sedikit merasa gusar dengan hal tersebut.
"Adakah kesalahan yang yang telah aku lakukan sehingga Direktur memanggilku?" Dia bertanya dalam hati.
Amel mengetuk pintu kaca lalu mendorongnya sambil mengucapkan salam. Orang yang ada di sana membalas salamnya. Pak Mahmud menyilakannya duduk di sebelahnya. Amel pun duduk di kursi yang ditunjukkan. Dilihatnya Direktur perusahaan Pak Wiguna, Manager Keuangan Pak Mahmud, dan Manager Pemasaran Pak Gandhi. Sempat matanya bersirobok dengan tatapan Gandhi dan segera dialihkannya matanya kembali menatap Direktur.
"Saudara Amel," sapa Direktur.
"Saya. Pak," jawab Amel sambil menunduk memberi hormat.
"Sudah berapa lama Anda bekerja di perusahaan ini?"
"Maaf, Pak, sudah hampir empat tahun," jawabnya sopan.
"Betah bekerja di sini?"
"Alhamdulillah saya betah, Pak."
Direktur terdiam sambil menatap Amel serius. Amel menjadi grogi, salah tingkah ditatap seperti itu. Dia melihat ke arah Pak Mahmud sebagai atasan langsungnya berharap dijelaskan apa yang sedang terjadi sebenarnya.
" Saudara Amel, melihat prestasi dan kinerja Anda selama berada di perusahaan ini, kami bermaksud untuk memberikan kesempatan kepada Anda untuk menduduki jenjang karir yang lebih tinggi."
Mata Amel membelalak mendengar pernyataan Direktur. "Alhamdulillah," ucapnya dalam hati.
"Kami berniat mengangkat Anda menjadi Kepala Staf administrasi di kantor cabang di kota M." Jelas Direktur yang mmbuat semangat Amel menjadi turun. Dia senang mendapat promosi, namun tidak ingin pergi dari kotanya.
"Terima kasih, Pak atas amanah yang diberikan kepada Saya. Suatu kehormatan bagi saya telah dipercaya untuk jabatan itu. Namun saya meminta maaf tidak bisa menerima amanah ini karena saya tidak bisa meninggalkan orang tua saya. Biarlah saya pada posisi semula saja Pak, asalkan tidak dipindahkan," memelas Amel memohon. Dia sadar penolakannya ini akan berdampak bagi karirnya ke depan. Syukur bila dia tidak dipecat.
Permintaan Amel ini mengagetkan semua yang ada. Biasanya para karyawan akan berlomba untuk mendapatkan jabatan walaupun itu di daerah lain karena itu akan menjadi batu lompatan bagi karir mereka ke depannya. Namun tidak dengan Amel yang meminta di posisinya semula yang penting tidak dipindahkan ke daerah lain. Penolakan ini juga beresiko baginya.
Pak Wiguna menatap Pak Mahmud dan Pak Gandhi. Pak Mahmud memahami arti tatapan itu
"Amel, kamu silakan keluar dulu. Silakan menunggu di luar. Kami akan berembuk dulu," ucap Pak Mahmud menyilakan Amel keluar.
Amel menundukkan kepala lalu berbalik untuk keluar dari ruangan Direktur. Dia melangkah gontai. Setibanya di luar ruangan direktur, dia menghela nafas yang terasa sesak.
Sementara itu, Pak Wiguna, Pak Mahmud dan Pak Gandhi berdiskusi untuk mencari pemecahan masalah atas penolakan Amel.
"Maaf, Pak. Saya berpendapat bahwa tindakan Amel ini termasuk dalam pembangkangan atas perintah dari oerusahaan," ungkap Gandhi menanggapi. " Untuk itu dia harus diberikan ganjaran sebagai peringatan."
"Menurut saya, ini harus kita lihat dari sisi kemanusiaannya Pak. Amel menolak karena setahu saya Amel itu anak tunggal dan masih memiliki orang tua. Jelas dia tidak mau meninggalkan orang tuanya. Berilah dia kesempatan. Apalagi selama ini Amel punya kinerja yang baik dan jujur.'
"Mungkin kita pindahkan saja dia di bagian lain dari kantor ini." Ujar Pak Wiguna. /
"Bagaimana kalau dia dipindahkan ke tempat saya saja. Saat ini saya membutuhkan seorang asisten untuk menghendel tugas-tugas saya." Kata Gandhi.
"Bagaimana Pak Mahmud. Anda setuju dungan usulan Pak Gandhi? Tanya Pak Wiguna ke Pak Mahmud.
"Saya setuju saja, Pak, yang penting dia mau."
Kalosi, 26 Februari 2022
#TantangangurusianaH45
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar