Tantangan Gurusiana Hari Ke-18

Pentigraf#

Tring, terdengar bunyi chat masuk. Aku masih tidak mau mengambil handphone. Karena rasa lelah yang luar biasa. Mataku masih tetap terpejam, walaupun pikiranku masih berjalan ke sana ke mari. Tidak lama dari itu terdengar lagi chat yang masuk. Mataku terbuka, diam lalu tanganku meraih handphone yang tergeletak tepat di samping kepalaku. Penasaran, kubuka dan kubaca ada chat yang masuk di grup dan dari kakakku yang berada di kampung. Agak, kaget ketika baca kalau bapak sedang sakit.

Teringat lagi waktu videocall dengan bapak, wajahnya terlihat sedih. Yang ditanyakan hanya kepulanganku. Tak terasa airmata mengalir dan tak mampu kutahan. Namun waktu itu perasaan sedihku sengaja tidak diperlihatkan. Karena hawatir kalau bapak akan semakin sedih. Aku hanya bisa menjawab bahwa nanti kalau tidak sibuk akan pulang. Dan sejak itu rencana pulangpun dirancang, agar mampu memenuhi keinginan hati bertemu dengan orangtua. Karena jujur rasa rinduku pada orangtua sangat besar sekali, terutama pada bapakku yang mulai sering lupa.

Kubaca lagi kiriman chat dari kakakku. Mataku mengulang membacanya dan kueja setiap katanya. Yaa Allah ternyata salah menafsirkan. Yang dimaksud bapak itu, sebutan ponakanku ke kakak. Ternyata aku tidak fokus baca, mungkin karena bangun tidur. Hehe. Akhirnya kujawab pesan dari WA. Dan kudoakan supaya kakakku cepat pulih kembali. Kulihat kiriman foto yang sedang sakit, lalu rasa sedihku muncul kembali. Aku tidak bisa pulang, sedang orangtuaku dan kakakku sedang sakit. Larangan sudah disebar, rasanya tidak mungkin memaksakan pulang dengan situasi seperti itu. Sedangkan aku sejak adanya musibah yang universal dengan pandemi covid -19 belum bisa pulang. Sedih...😭

Cisarua, 28 April 2021

Ark@Coretan kecilku