KEMBALI TERSENYUM
Tantangan Gurusiana Hari Ke-13
~~~~~
Pagi yang cerah mengantarkanku ke tengah kehangatan yang selama ini sangat dirindukan. Suara mereka kini bagai hidup di antara harapan yang hampir meruntuhkan kami. Lukisan senyum terpampamg di setiap jejak yang terlalui. Dan nafaspun tak sesak lagi, ketika sunyi tak mengurung wajah-wajah polos yang melangit mimpi.
"Selamat pagi selamat bertemu kembali, semoga kalian selalu bahagia ya." Terdengar suara perempuan yang berdiri di depan gerbang. Merekapun menjawabnya dengan penuh suka cita. Tak terlihat gurat sedih diwajahnya. Seakan telah hilang segala beban, yang menyelimutinya selama ini. Yaa...bukan hanya mereka yang merasakan kesedihan itu. Bahkan perasaan kamipun sama. Pandemi Covid -19 telah menyisakan luka pada kami. Walaupun sekarang kondisi belum normal seratus persen, alhamdulillah sekolah kami diberi ijin untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka atau PTM. Dengan syarat menerapkan prokes yang cukup ketat. Semuanya harus kami lalui tanpa penolakan karena sudah menjadi prasyarat yang harus terpenuhi. Kaku rasanya, tapi bagaimana lagi karena semua itu harus dijalankan demi kebaikan.
Terlihat anak-anak berjalan dengan rapih mengikuti alur arah menuju kelasnya masing-masing. Kebahagiaan terpancar dari gaya dan prilaku mereka. Saling ledek saat jalan masih saja terdengar walaupun tetap menerapkan prokes. Buat kami mereka luar biasa, karena mampu melaksanakan aturan yang telah disepakati.
Saat mataku asik melihat mereka yang berjalan dengan kebahagiaan, walaupun penglihatanku agak terganggu dengan beberapa siswa yang berpenampilan tidak sesuai aturan tiba-tiba ada anak yang mengagetkanku. " Buu, selamat pagi! Kenapa siswa bisa lewat dengan pakaian yang tidak standar? Bahkan anak yang rambutnya gondrong tidak biasanya bisa bebas masuk begitu saja!" Katanya seperti protes melihat situasi saat itu. Aku tersenyum, lalu kujawab dengan lembut," Selamat pagi juga buat kamu! Yaa Allah kamu pangling, sudah lama tidak bertemu. Sekarang makin ganteng, rambutmu rapih sekali. Ibu ucapkan terima kasih, karena kamu sudah siap untuk sekolah. Semoga kamu bisa jadi contoh untuk teman-temanmu yang masih belum rapih yaa!" Anak itupun tersenyum, merasa tersanjung namun rasa penasarannya masih terlihat. Akupun paham dengan sorot matanya, lalu ku sampaikan alasan pertanyaan yang tadi dia lontarkan kepadaku. " Mereka sudah ibu peringatkan, dan sengaja diberi kesempatan untuk merapihkan rambutnya. Dan berjanji akan mengirimkan foto ke ibu setelah pulang sekolah dengan penampilan yang rapih." Kemudian anak itu melanjutkan langkahnya menuju kelas dengan wajah tersenyum.
Kami berharap kesempatan yang diberikan bisa membuktikan bahwa sekolah kami mampu melaksanakan pembelajaran tatap muka, dan kondisi yang dirasakan saat ini semoga kembali normal. Aamiin
Cisarua, 26 Maret 2021
Ark@Coretan kecil penghilang resah
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Bu.... sukses selalu
Aamiin. Terima kasih telah berkunjung, sukses dan sehat selalu, Bunda.
Mantap literasinya
Terima kasih apresiasinya pa, salam literasi.
Sudah like & follow
Terima kasih pa. Sehat dan sukses selalu.
Semoga aman dan terkendali ibu.
Aamiin. Terima kasih, Bu. Salam literasi.