LUKA YANG TAK MUNGKIN SEMBUH
Setelah berpelukan, sambil menggendong anak bungsunya Embunpun meninggalkan Tiara yang sudah semakin membaik. Dia menuju ruang tamu di mana ibunya sedang duduk menatap ke luar. Di hampirinya wanita yang sudah memginjak usia hampir 60 tahun itu, dan duduk disampingnya. " Bu, maafkan Embun ya! Karena belum bisa membahagiakan dan hanya bisa merepotkan." Terdengar suara Embun berat sekali dan terlihat di pipinya yang halus mengalir buliran bening dari sudut matanya. Lalu kepalanya menunduk, untuk menutupi airmata yang jatuh tanpa sengaja. Diusapnya dengan ujung jari, kemudian kembali menatap ibunya. Ibunya tersenyum dan berkata dengan lembut, " Tidak apa-apa, Nak. Ibu ikhlas melakukan semuanya. Yang penting kamu harus sehat dan selalu kuat menjalani ujian ini. Allah itu tidak akan memberikan ujian di atas kemampuan manusia, jadi harus yakin kamu bisa melaluinya." Embun terdiam, dan terlihat kepalanya manggut-manggut. Seakan mendapatkan energi baru untuk melanjutkan kehidupan. Yang sebelumnya hampir mematahkan semangatnya. Lalu Embunpun meminta ijin kepada ibunya untuk ke kamar. Sementara dia ke kamar, Dita anaknya yang paling kecil diajak main oleh ibunya.
Kehidupan yang dijalani Embun, memang serba tidak diduga. Kebahagiaan yang dirasakannya, hanya beberapa saat saja. Karena semua harapannya pupus oleh sebuah dusta.
Betapa sakit hatinya ketika tahu kalau kepercayaannya telah tercabik-cabik. Karena mulut manis perempuan yang telah menjadi sahabat lamanya.
Widuri begitu kental nama itu ditelinga Embun. Seorang perempuan yang manis dan lembut, juga tak pernah usil dengan urusan orang lain. Dialah yang selalu menasehati Embun, memberinya motivasi bahkan memberikan ketenangan ketika Embun mulai terlihat putus asa. Dialah sumber kekuatan Embun. Hingga suatu ketika amarah Embun meluap karena laki-laki yang telah menjadi imamnya sedang bermesraan dengannya. Bagaimana tidak marah, karena selama ini Embun begitu percaya pada Widuri. Tapi ya Allah, jiwanya tersentak kaget melihat Widurilah yang telah merebut hati laki-laki ayah dari anak-"anaknya. Seketika dunia menjadi gelap gulita bagai gerhana di waktu malam. Sedih, kecewa menjadi satu saling menampakkan kekuatannya. Hingga Embunpun hampir terjatuh. Ingin rasanya dia berteriak, namun semua terasa tersumbat. Embun mencoba untuk bertahan ketika dia melihat sosok kecil mendekapnya. Kemudian setengah dia mengajak Embun untuk pulang, "Mamah, yuu kita pulang!" Diciuminya wajah ibunya yang sedang kalut, dan dipapahnya menjauh dari tempat itu. Dialah Cinta yang biasa menemaninya bebepergia. Tak terlihat riak kebencian di mata anak itu.'Mah, kita pulang ya kasihan ade nungguin di rumah!" Suaranya pelan, namun mampu menyadarkan. Embun jika masih ada sosok kecil yang lain sedang menunggunya di rumah. Sumpah serapah yang tadinya mau dikeluarkan, akhirnya hanya ditelan dan disimpan di dalam hatinya.
Embun memamg bukan sosok perempuan yang menyerah begitu saja, dia sosok perempuan yang kuat. Dalam hatinya dia bertekad akan membesarkan anak-anaknya sekuat tenaga. Karena laki-laki yang dia harapkan sebagai imam dan ayah dari anak-anaknya pergi dengan perempuan yang telah menghianati persahabatannya.
Lukanya begitu dalam, dan mungkin sulit untuk disembuhkan. Embun hanya berdoa semoga yang dialaminya ini cukup dirasakannya sendiri. Dan dia tidak ingin kejadian yang menimpanya ini dialami oleh anak-anaknya kelak. Biarlah cukup dia dan hanya dia.
Tantangan Menulis Hari ke-4# Tantangan Gurusiana
Cisarua, 3 Maret 2020
Tak ada yang terlambat
Jika ada kemauan
@pojok hati pelipur lara
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar